35

810 85 2
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu oleh gue pun datang. Walau cuma ke pantai sama pengurus OSIS, tapi suasananya tetep aja beda. Apalagi tempat wisatanya ke pantai. Tempat favorit gue.

Kita sampe dengan selamat. Kita nginep semalem di rumah pinggir pantai itu. Sebenernya gue pengen banget tidur, tapi Ung nyuruh gue buat ikut acaranya sampai akhir.

Rasanya tuh gue pengen ngomel-ngomel aja.

Bukannya nggak mau berbaur sama pengurus OSIS yang lain, gue itu ngantuk pake banget. Yang gue inginkan sekarang cuma tidur.

Kita sampai di sini hampir tengah hari, dan sekarang udah mau sore dan acaranya belum selesai. Gue melihat mereka yang sedang asyik bercanda ria sambil sesekali melihat deburan ombak.

"Alifah!"panggil seseorang yang membuat gue menoleh.

"Kenapa?"tanya gue padanya.

"Ayo gabung,"

"Males ah, Nyoung."

Jinyoung emang ikut serta dalam acara ini, tapi sayangnya dia nggak ngajak Rahma. Padahal gue berharap kalo Rahma ikut biar gue ada temennya.

"Yailah, daripada Ung pasangan sama Mora. Gih sana ikut!"

Keraguan melanda diri gue. Gue nggak suka ngeliat Ung deket-deket sama Mora, tapi di sisi lain gue males ikutan main game itu.

"Main apa sih emang?"tanya gue sedikit tertarik.

"Cerdas cermat, udah sana ikut!"

Akhirnya gue memutuskan untuk ikut. Rugi kalo nggak ikut. Dengan santainya, gue nyamperin Ung lalu melingkarkan tangan gue di lengannya.

"Kamu ngapain? Katanya ngantuk,"tanya Ung bingung.

Gue tersenyum, "Mau ikutan main,"

"Guys, gue sama Alifah aja ya!"kata Ung.

Mora langsung menyambar dengan tatapan sinisnya, "Lo emang siapa? Pengurus OSIS bukan?"

Nyolot banget. Pengen gue ceburin ke pantai jadinya.

Gue diem nggak berkutik. Mora ada benernya juga.

"Nggak bisa jawab kan lo?! Harusnya lo emang gausah ikut, nggak berguna banget!"

"Seharusnya lo itu ngaca, yang nggak berguna itu siapa? Jabatan lo sekertaris tapi kelakuan kaya preman pasar."

Asyique dibela sama pacar...

Mora langsung kicep.

"Permainannya kita lanjutkan ya, ketos kita berpasangan dengan Alifah, Jinyoung berpasangan dengan Mark. Kalian bisa-

"Maaf kalo nggak sopan, tapi mood gue buat main udah ilang. Sorry, gue nggak ikutan main."

Ung langsung menggandeng gue menjauh dari kerumunan pengurus OSIS. Gue cuma mengikuti Ung dari belakang. Jangan lupakan tangan gue yang berada di genggaman tangannya.

Oh, ternyata Ung pengen minum es kelapa. Kita minum es kelapa yang segar sambil ditemani deburan ombak dan pemandangan pasir putih yang indah.

"Kamu kenapa?"tanya gue penasaran. Nggak biasanya dia kaya tadi.

"Aku nggak suka sama kelakuan Mora. Dia seenaknya ngomong kaya gitu. Aku kan nge-bolehin pengurus OSIS ngajak siapa aja."

Akhirnya mata Ung kebuka juga. Mora emang nggak baik. Masa, dia baru sadar. Telat banget!

"Harusnya kamu tinggal bilang diajak sama aku, lagipula kamu kan pacar aku."

Gue berdecak, "Dengan status pacar kamu, aku juga nggak bisa bilang apa-apa. Nggak ada hubungannya,"

"Udahlah, yang penting es kelapanya enak!"

"Enakan juga aku" Gue cemberut.

"Kamu nggak bisa dimakan," Ung melanjutkan. "Bisa sih, tapi kan belom jadi suami istri hehe."

Reflek gue mencubit lengan Ung yang membuatnya meringis kesakitan. Tentu saja ringisannya nggak gue pedulikan.

"Aduh sakit, bercanda doang aku."

"Bodo amat!" Gue semakin keras mencubit lengan Ung.

Matahari mulai tenggelam. Langit yang tadinya cerah pun perlahan berubah menjadi jingga.

Gue memekik senang karena momen yang gue tunggu-tunggu akhirnya datang. Gue langsung duduk di atas ribuan butiran pasir putih

"Cepetan sini, sunset nih!"kata gue pada Ung yang masih asyik menikmati es kelapanya itu.

Ung cuma geleng-geleng kepala dan duduk di samping gue. Ung menggenggam tangan gue dengan erat seolah tidak ingin gue pergi.

"Sunsetnya indah banget,"kata gue takjub.

"Iya kaya kamu,"

Gue langsung menatap Ung. Padahal bukan sekali dia ngomong kaya gini, tapi entah kenapa jantung gue selalu berdebar saat dia ngomong itu.

"Gausah bohong ish!" Gue memukul  lengan Ung pelan lalu kembali menatap sang mentari yang perlahan menghilang.

Ung menangkup pipi gue lalu mensejajarkan wajah gue dengan wajahnya.

"Kamu seindah senja, dan seterang matahari. Terima kasih karena udah mengisi hari-hariku selama ini. Walau kamu kadang suka nyebelin dan nyolotin, aku tetep sayang sama kamu. Aku mau bilang, happy anniversary sayang."

Gue mengerjap. Emang sekarang hari anniversary kita apa ya? Duh, kok gue bisa lupa gini sih....

"Kamu belajar romantis darimana?"tanya gue tanpa rasa bersalah.

"Ah, kamu mengacaukan suasana."

Gue cuma tersenyum tipis, "Aku lebih sayang sama kamu. Makasih udah tahan sama sikap aku yang kadang temen-temen aku aja nggak kuat. Aku harap kamu selalu ada di sisi aku."

"Tanpa kamu minta aku juga bakal selalu ada buat kamu. Aku selalu ingin jadi tempat bersandar kamu disaat sedih."

Gue terkekeh, "Duh, kok ini jadi mellow sih?"

"Sayang, kenapa sih kamu selalu mengacaukan suasana? Aku lagi serius tau."

"Iya-iya maaf deh.."

"Itu tolong, jangan berduaan mulu nanti yang ketiganya setan!"

"Ya lo setannya!"

Gue sama sekali nggak nyesel udah jatuh terlalu dalam karena pesona ketua osis yang pinter, baik, dan ganteng. Apapun yang terjadi, gue siap menjadi tempat lo mencurahkan segala sesuatu.

Tuhan sudah merencanakan apapun yang terbaik untuk hambanya. Gue harap, lo adalah takdir gue.

The End🌇

Makasi kalian yang udah ngikutin cerita ini sampe abis. Ku sayang kalian💜💙💜💙
Tadinya mau sampe chap 40, tapi tiba-tiba idenya ilang semuaaa :((((

Kalo lagi gabut bisa mampir ke karya gue yang lainnya. Alah promosi mulu deh gue. Yaudah deh ya wkwk...

Gue rencananya pengen publish cerita baru, castnya Taeyong. Tapi gatau mau publish kapan hehe.

Sekian,
Babai💜

Btw, ada bonchapnya nggak nih? Komen ya komeeen👌

Ketua OSIS [Lee Eui Woong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang