#3

412 31 0
                                    

Zee's pov

Malam ini Rasya nginep di rumah gue. Besok dia dan gue nggak ada kelas. Yah, itung-itung nemenin gue lah. Soalnya papa mama pulang masih tiga hari lagi.

"Zee, kenapa lo? Nggak enak badan?"

"Enggak kok. Nggak kenapa-kenapa."

"Jujur, Zee. Lo nggak makan cokelat, kan? Atau minum kopi gitu?"

"Nggak, Ra. Gue cuma kecapean aja. Beside that, I'm in my period now."

"Beneran?"

"Iya."

Anak ini kalo ngeliat gue lemes atau pucat sedikit aja rewelnya udah kayak nenek gue.

Hening.

"Zee," Rasya manggil.

"Soal tawaran kak Guanlin, nggak lo terima aja?"

"Gue kan udah bilang, Ra. Gue nggak mau."

"Emangnya kenapa, sih? Lo kan cuma perlu mainin piano atau biola aja. Lagian lo juga bagus kalo main. Gue yakin 100%, kalo lo main, semua tamu yang diundang pasti takjub. Dan yang gue denger, gubernur provinsi juga dateng. Gimana? Mau ya?"

"Males gue, Ra."

"Ayolah, hm? Atau kalo nggak, gimana kalo lo boleh minta gue untuk buatin makanan apa aja yang lo mau selama seminggu. Gimana?"

Gue langsung menoleh cepat. Oke, tawaran itu memang menggiurkan. Sangat malah.

Gue berpikir untuk beberapa saat sampai akhirnya gue mengiyakan.

"Ok. Gue bakal main di acara apalah itu. Tapi lo harus nepatin janji lo."

"Iya-iya. Kapan sih gue pernah ingkar janji sama lo. Thanks ya Zee." Rasya tersenyum.

Gue senang kalo lo senang, Ra. Karena lo adalah sahabat terbaik gue.

.-.

Keesokkan harinya...

Rasya udah pulang tadi siang. Rumah sepi lagi tanpa dia. Tapi untungnya masih ada bibi dan pak Jhonny.

Hari ini gue ke toko buku. Ada novel yang udah gue incar dari beberapa bulan lalu dan itu limited edition, man.

Apa lagi kalo bukan serial detektif kesukaan gue. Sherlock Holmes.

Sumpah gue suka banget sama Sherlock Holmes. Kalo papa mama pulang tugas biasanya mereka suka bawain gue oleh-oleh. Dan beberapa diantaranya ada yang berhubungan dengan Sherlock.

Mama pernah bawain cushion gambar chibinya Sherlock. Dan papa juga bawain poster yang ditanda tangani Robert Downey Jr, pemeran Sherlock.

Oke, cukup untuk semua itu.

Gue muterin rak buku buat nyari buku incaran gue. Bau buku baru menyeruak di hidung gue dan gue suka itu.

Tapi, entah kenapa tiba-tiba gue ngerasa aneh. Suasananya nggak nyaman. Dan gue mulai mual. Apa karena gue lagi dalam  period? Tapi biasanya nggak kayak gini.

Gue harus cepet-cepet pulang. Kalo nggak gue bisa...

Brukk!!!

Wait. Tolong! Semua gelap! Gue mohon tolong gue! Seseorang! Siapapun! Jangan tinggalin gue!

Guanlin's pov

"Iya, gue lagi di toko buku. Lo mau nitip buku apa?"

"..."

"Teori hukum? Oh, ok. Bye."

Seharusnya di hari libur gini gue lagi nyantai di rumah. Kalo bukan karena tugas dosen buat nyari buku gue nggak bakal mau keluar rumah.

The Cold Princess & The Hot Prince (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang