Pagi itu Zeezee datang ke rumah sakit membawa kotak makanan.
Guanlin bilang, makanan rumah sakit itu nggak enak. Makanya dia minta Zeezee untuk bawain masakan rumah.
"Akhirnya datang juga. Aku udah laper." Keluh Guanlin.
"Dasar manja."
"Dengerin, ya, mochi empuknya aku. Sakit itu adalah kesempatan seseorang untuk bermanja-manja. Jadi harap dimaklumi." Kata Guanlin manja.
"Mual gue denger lo ngomong gitu. Dan lagi, gue bukan mochi. Gue manusia. Kalo lo terus kaya' gitu gue pulang aja deh." Zeezee berbalik.
"Eh eh! Jangan pulang. Nanti kalo kamu pulang aku sama siapa? Dan lagi, aku maunya kita ngomong pake aku-kamu. Nggak mau pake gue-lo."
Zeezee cuma memutar bola matanya dan natap malas ke Guanlin.
"Oh, satu lagi. Dari dulu aku selalu manggil kamu mochi. Ingat?"
Zeezee menggeleng pelan mengakibatkan Guanlin tertunduk lesu melihatnya.
Zeezee tau kenapa Guanlin seperti itu. Pria itu sedih karena merasa hanya dia yang mengingat semua kenangan itu.
"Bukannya lupa. Cuma nggak terlalu ingat dengan jelas aja." Zeezee berusaha menghibur. Guanlin kembali mengangkat kepalanya, senyum.
"Cepetan makan. Keburu dokter datang nanti nggak dibolehin makan makanan luar."
"Kamu bawa makanan apa?"
"Ayam kecap."
"Ayam?!" Guanlin lansung bangkit dari posisi bersandarnya.
"Iya. Lo kan suka ayam."
"Kamu." Guanlin mengingatkan Zeezee.
"Hhh~" Zeezee mulai jengah.
"Cuma selama aku di rumah sakit." Mohon Guanlin.
"Iya-iya. Kamu kan suka ayam." Guanlin senyum mendengarnya.
Guanlin lalu mengambil satu paha ayam dan melahapnya.
"Tau dari mana kamu aku suka ayam?"
"Nanya tante Jessica."
"Mama?! Kamu kasih tau mama kalau aku dirawat?!"
"Biasa aja kali." Tegur Zeezee. "Tante Jessi dan om Kris belum aku kasih tau. Lagian aku nanya makanan kesukaan kamu udah lama. Mungkin sekitar seminggu yang lalu."
"Oh." Guanlin masih mengunyah.
"Kenapa mereka nggak dikasih tau aja sih?" Tanya Zeezee penasaran.
"Nggak. Mama papa lagi sibuk di China, aku nggak mau ganggu perhatian mereka." Zeezee hanya menatap pria di hadapannya itu tak mengerti. "Lagian ini cuma luka kecil. Dan ada kamu yang ngerawat aku."
"Luka kecil?! Luka kecil dari mana, bodoh?!" Kalau saja Guanlin bukan pasien, mungkin Zeezee sudah memukulnya sejak tadi.
"Kamu masih sama kaya' dulu." Ucapan Guanlin membuat Zeezee bungkam. "Selalu khawatir kalo aku kenapa-kenapa."
"Ehm." Zeezee berdeham. "Udah hampir siang. Aku ada kelas siang. Aku ke univ dulu."
"Secepat ini? Ini kan baru jam del-"
"Aku ada kerja kelompok. Nanti siang aku akan ke sini lagi begitu pulang dari univ."
"Oh, oke."
Zeezee keluar. Entah karena apa Guanlin merasa perilaku Zeezee tiba-tiba berubah aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Princess & The Hot Prince (Completed)
Fanfiction'semua cowok sama aja. Mereka adalah binatang liar nggak bermoral. Dan nggak ada binatang liar nggak bermoral yang pantas bersanding dengan manusia.' - Zeezee 'apa gue termasuk salah satunya?' - Guanlin 'tergantung. Kalo lo punya moral, lo bisa jadi...