#26

437 15 6
                                    

Beberapa bulan setelah itu persiapan untuk pernikahan antara salah satu anggota dari dua keluarga pun selesai. Dan pernikahan pun segera dilangsungkan.

Di ruangan mempelai wanita, telah duduk seorang wanita dengan gaun pernikahan yang simple namun tidak meninggalkan kesan mewahnya.

Ia duduk di depan cermin. Dirinya baru saja selesai didandani oleh beberapa penata rias, penata rambut, dan penata busana.

"Terima kasih," ucap sang gadis pada para penata itu.

"Anda terlihat sangat cantik, nona." Ucap penata rambut.

"Selama aku berprofesi sebagai penata rias, aku baru pertama kali bertemu pengantin secantik anda."

"Itu benar." Setuju penata busana.

"Ahh, terima kasih banyak. Tapi kalian terlalu memuji." Gadis itu tersenyum.

Ia tau kalau itu hanya pujian yang pasti diucapkan oleh semua penata rias pada pengantin yang diriasnya.

Tapi ia masih menyembunyikannya dan bersikap sopan.

"Zeezee!" Rasya tiba-tiba masuk dan berseru.

Ia menghambur ke Zeezee dan memeluknya.

"Ya ampun, Zee! Lo cantik banget!"

Oke, sekarang Zeezee bertanya-tanya apakah yang diucapkan para penata itu benar atau hanya pujian semata.

"Siap-siap dengar tangisan fans lo." Rasya memperingatkan.

"Fans?"

"Kating sama adek tingkat lo. Lo nggak pernah merasa punya fans?"

"Dih, mereka aja. Gue sih nggak pernah merasa punya fans. Lagian setau gue pernikahan gue ini cuma untuk keluarga dekat, deh."

"Ngng... Sebenarnya seminggu yang lalu teman-teman Daniel dateng ke resto gue dan gue nggak sengaja singgung masalah pernikahan lo dan Guanlin. Eh, jadi nyebar deh."

"Lo sih!"

"Guanlin udah tau kok."

"Hhh, semoga aja semuanya berjalan dengan lancar."

"Aamiin~."

Nggak lama setelah itu mama dan papa Zeezee masuk.

"Zeezee sayang~." Tante Tiffany langsung memeluk Zeezee, sama seperti yang Rasya lakukan beberapa saat lalu.

"Aduh, putri mama sudah dewasa rupanya. Bahkan sebentar lagi nggak akan ada yang mama peluk sebelum tidur."

"Mama," Zeezee memeluk mamanya erat. "Pa, papa nggak mau peluk Zeezee?"

Ia melihat papanya yang berdiri membelakanginya. Dan om Arya masih diam mematung.

"Pa," Zeezee menghampiri om Arya. Ia mendapati air mata yang mengalir di pipi papanya.

"Papa kenapa nangis?"

"Nggak apa-apa. Papa hanya baru menyadari, karena papa yang selalu sibuk papa nggak sempat melihat putri papa tumbuh dewasa. Tau-tau sekarang papa harus melepas putri papa untuk lelaki lain."

Om Arya mengusap air matanya kasar.

"Tapi papa senang karena gadis kecil yang papa pelihara sejak kecil sekarang telah menemukan lelaki baik yang bisa papa percaya. Guanlin adalah lelaki baik. Sejak awal papa udah percaya pada Guanlin. Sejak kecil pun papa melihat bahwa Guanlin sayang dan selalu menjaga putri papa. Jadi nggak ada alasan bagi papa untuk menolak Guanlin jika Guanlin meminta Zeezee dari papa."

"Papa~" Zeezee memeluk om Arya. Mereka saling berpelukan dengan erat seperti dua orang yang akan berpisah lama.

"Yaudah, ayo kita keluar. Semua tamu pasti sudah menunggu untuk melihat putri cantik papa. Guanlin juga pasti udah nunggu calon istrinya."

The Cold Princess & The Hot Prince (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang