Pagi itu Zeezee membuka mata tanpa ingat apa yang terjadi kemarin malam.
Karena lapar--akibat kemarin malam pingsan dan belum makan malam--Zeezee yang belum mandi langsung turun ke bawah untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.
"Pagi, semua...nya." Nada ucapannya makin lama semakin turun ketika mendapati seseorang yang asing di teritorinya.
"Pagi, mochi."
"Diem lo. Ma, kok ada tiang di sini?"
"Tiang? Oh, Guanlin. Dia mama suruh sarapan di sini. Sekalian nganter kamu kuliah."
"Wait, mama sama papa kenal sama tiang ini?"
"Guanlin, Zee, namanya Guanlin. Dia anaknya om Yifan dan tante Jessica, temen papa. Kan kemarin kita baru makan malam sama mereka." Ucap papa Zeezee.
Zeezee duduk dan mulai menyantap roti panggang dan susu yang dibuat mamanya.
"Makan malam? Kemarin? Kok, Zee nggak inget?"
"Kemarin kan lo pi-" ucapan Guanlin terpotong.
"Kemarin kamu kecapean dan langsung tidur. Kamu kan kalo kecapean jadi pelupa." Ucap mama Zeezee.
"Oh ya?" Guanlin tertawa kecil ngeliat tingkah Zeezee.
"Ngapain lo ketawa, tiang?"
"Nggak. Lucu aja. Ternyata lo di kampus dan lo di rumah itu beda jauh."
"Emang Zeezee kalau di kampus gimana, Guan?"
"Nih, ya om, anak om ini kalau di kampus dingin banget sikapnya. Waktu pertama kali ketemu aja muka dia begini." Guanlin niruin muka dingin Zeezee.
"Gadis kecil om ini cuma baik kalo sama temennya, si Rasya. Kalo sama orang lain terutama cowok dia bakal dingin kayak es. Judes-judes songong gitu, om, tan."
"Songong? Heh! Ngaca lo! Lo juga sok kegantengan. Perlu gue ambilin kaca? Apa perlu lo gue seret ke kamar gue biar lo bisa ngaca. Kaca di kamar gue besar dan lo bisa ngaca sampai sadar."
"Ke kamar? Boleh." Ucap Guanlin santai.
"Tuh kan pa, dia ini mesum. Kok papa bisa sih ngizinin orang kayak gini masuk rumah?"
"Udah-udah. Sekarang kamu mandi, siap-siap, terus berangkat ke kampus."
"Oke ma. Zee ke kamar dulu, ya."
"Mochi, lo mau gue temenin ke kamar nggak? Jagain pintu kamar mandi lo gitu. Siapa tau kan ada yang iseng ngintip lo lagi mandi." Canda Guanlin.
"No, definitely not, you byuntae!" Zeezee bergegas ke kamarnya meninggalkan Guanlin, papa, dan mamanya yang tertawa geli.
Setelah Zeezee pergi...
"Guanlin." panggil papa Zeezee.
"Iya, om."
"Om dan tante kan jarang di rumah, jadi Zeezee sering sendiri dan nggak ada yang jagain dia. Jujur saja kami sering merasa khawatir karena sering ninggalin Zeezee sendiri." Ucap papa Zeezee.
Dan kini giliran mamanya yang angkat bicara.
"Kami nggak mau dia sampai merasa sendirian. Jadi tante harap kamu mau nemenin dan jagain Zeezee selama kami nggak ada."
"Om dan tante nggak perlu khawatir. Sejak kecil, memang sudah kewajiban Guanlin untuk jagain Zeezee. Karena bagaimanapun, Zeezee adalah calon istri Guanlin nanti."
"Kami senang mendengarnya. Tapi ada satu hal yang harus kamu ketahui."
Guanlin memasang wajah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Princess & The Hot Prince (Completed)
Fanfiction'semua cowok sama aja. Mereka adalah binatang liar nggak bermoral. Dan nggak ada binatang liar nggak bermoral yang pantas bersanding dengan manusia.' - Zeezee 'apa gue termasuk salah satunya?' - Guanlin 'tergantung. Kalo lo punya moral, lo bisa jadi...