#22

249 15 0
                                    

Malam itu setelah pensi berakhir...

"Iya, ma." Zeezee menghubungi mamanya untuk meminta izin.

Ah, tidak. Sepertinya lebih tepat jika dikatakan memberi kabar.

"Ma, Zee malam ini nginep di rumah Guanlin. Katanya dia takut karena kemarin habis nonton film horor."

"..."

"Guanlin?" Zeezee menatap Guanlin yang ada di sampingnya sejenak.

"Nih, mama mau ngomong sama lo." Zeezee menyerahkan ponselnya ke Guanlin.

"Iya, tante."

"..."

"Iya, tan. Guanlin pinjem dulu Zee nya. Tante tenang aja. Guanlin nggak akan ngelewatin batas kok. Tapi kalo diizinin mah mau." Canda Guanlin seraya menatap Zeezee yang memajang wajah kesal.

Zeezee yang kesal akhirnya memukul bahu Guanlin.

"Aw!" Ringis Guanlin tertahan, masih tersenyum.

"Ah! Tan, tolong jangan bilang om ya. Takut diumpan ke buaya Guanlin. Malam ini Guanlin sama singa, masa' besok mau diumpan ke buaya sama ayahnya singa." Lagi-lagi Guanlin menadapat pukulan di bahunya.

Lawan bicaranya di seberang sana hanya terkekeh geli.

"Iya, tan. Tante tenang aja. Oke, tan. Thanks, tante." Guanlin mengembalikan ponsel itu ke tangan Zeezee.

Zeezee hanya memandang Guanlin dengan tatapan dingin seraya meraih ponselnya.

"Iya, ma. Bye, ma. Zee sayang mama." Zeezee memutus sambungan teleponnya.

"Apaan sih lo?!" Gadis itu menagih penjelasan.

"Lo lucu kalo lagi kesel. Duh! Mochi gue makin imut kalo merengut. Kayak marmut deh." Guanlin mencubit pelan pipi Zeezee.

"Ihh! Lo hobi banget nyubit pipi gue. Udah yuk, ke rumah lo sekarang. Gue laper."

"Kirain buru-buru mau tidur."

"Gila! Mesum banget. Mending gue pulang."

"Eh! Oke-oke. Silahkan masuk, tuan putri Zeezee." Guanlin membukakan pintu mobilnya untuk Zeezee.

Dan mereka pun menuju rumah Guanlin.

Di rumah Guanlin rasa lapar Zeezee sudah hilang. Kini dia mulai mengantuk.

"Guan, dimana kamarnya? Gue mau langsung tidur aja. Ngantuk." Ucap Zeezee saat memasuki rumah Guanlin.

"Kamar? Di kamar gue."

"Hah! D-di ka-kamar lo?" Guanlin mengangguk mendengar pertanyaan Zeezee.

"Temenin gue. Gue janji nggak akan macam-macam."

Zeezee terlihat menimang-nimang keputusannya. Dan pada akhirnya ia menghela napas.

"Oke."

Pada akhirnya Zeezee menyerah pada lelaki yang lebih tua dua tahun darinya itu.

Zeezee tidur di kasur Guanlin. Bersama Guanlin.

Ia tidak menaruh curiga sedikit pun karena lelaki itu tidak pernah mengingkari janjinya.

Yah, saat Guanlin bernyanyi untuk Zeezee di pensi tadi banyak ingatan Zeezee yang mulai jelas.

Tentang siapa kedua anak kecil di mimpinya, hal yang biasa ia lakukan dengan Guanlin saat kecil, sampai saat terakhir ia bertemu Guanlin di bandara.

Semuanya mulai jelas dan Zeezee mulai mengerti.

Termasuk janji Guanlin untuk menemukan Zeezee dan janji lelaki itu pada ayahnya untuk menjaganya.

The Cold Princess & The Hot Prince (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang