II

12.5K 1K 38
                                    

Author

"The club isn't the best place to find a lover..."

"Uhm uhmmm..."

Dentuman-demi dentuman musik terdengar mengisi ruangan bercahaya remang-remang ini. Walaupun musik yang terputar tak terlalu seru layaknya musik DJ, namun beat dari lagu yang direquest oleh salah satu pengunjung club itu mampu membuat pengunjung lain mengikuti irama dan menari bersama disana.

Roseanne Park, gadis australia itu tengah tersenyum memperhatikan setiap gerak-gerik pengunjung dalam menarikan lagu yang telah dia request barusan. Kemudian dia kembali meneguk wine nya, meninggalkan sensasi panas didalam kerongkongannya, namun mampu menyenangkan dan menghangatkan sekujur tubuhnya.

Dia terlalu berat dengan kepalanya yang terus saja memikirkan masalah nilai kelulusan sekolah menengah atas yang telah dia terima satu hari yang lalu. Sebenarnya, dia tak ingin ambil pusing masalah nilainya. Namun ayahnya yang membuat dirinya seperti ini, tertekan dan ingin menjadi gadis liar.

"Do you want to drink again?"

Rose menoleh, tersenyum manis menyambut hangat pertanyaan dari seorang pelayan. Bersamaan juga diangkatnya gelas miliknya yang masih penuh dengan wine, sebagai isyarat bahwa dia tidak ingin menambah wine nya lagi.

"For now i don't want to drunk. My father would increasingly angry and really told me to get married." Ujar Rose mengingat-ingat omongan tak masuk akal dari ayahnya beberapa jam yang lalu.

"if you need something, please call us."
Rose menyunggingkan senyumnya, senyum yang terbilang nakal dan menjijikkan itu dia pamerkan seraya memandang orang-orang yang ada disekitarnya saat ini.

"Sir, maybe i can taste the other things such as smoking."

"It's for you,"

Pelayan itu menyerahkan batangan kecil berwarna putih pada Rose. Dan menyalakan ujungnya, sehingga menimbulkan percikan api kecil dan asap menggebu memenuhi wajah Rose saat ini.

"Thankyou, and now you can go away..."

Pelayan itu mengangguk dan berjalan meninggalkan Rose yang tengah memperhatikan rokok menyala yang diapit diantara jari tengah-dan telunjuknya.

"Gue ga peduli, kalo ini bakal jadi candu." Gumam Rose kemudian menyesap batangan menyala itu dengan kedua mata yang tertutup dan alis yang hampir menyatu mencoba menikmati sensasi lain dari apa itu rokok.

"Uhukk-uhukk..." Bagi pemula seperti Rose saat ini, dia harus terbatuk-batuk karena asap yang terbilang menggebu itu memasuki paru-parunya dan mencoba beradaptasi untuk memberikan candu didalam sana.

Rose tersenyum menang, dan menyesap kembali rokoknya. Walaupun dia baru pemula, namun dia sudah terlihat lihai bak perokok pada umumnya. Bahkan pengunjung club itu tak berpikir bahwa Rose adalah gadis pemula yang baru lulus sekolah menengah atas.

"Like this time, i feel the sensation of strange that make me being a wild girl."

Rose bergumam, mengatakan semua fakta yang sedang terjadi padanya saat ini. Entah kenapa, semua keberanian untuk menjadi gadis liar kini serasa sudah diberi lampu hijau oleh semua orang. Mungkin setelah ini pekerjannya hanya pergi ke club malam untuk membuat dirinya puas dan tenang.

"Become a liar... hhh."

Entah, mungkin kesadarannya mulai menghilang tergantikan dengan sensasi menyenangkan dari rokok dan wine yang sebelumnya telah dia teguk. Pikirnya untuk saat ini, what's wrong if she was drunk? Toh, dia juga sudah lulus SMA.

I Married With My Father ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang