XI

3.1K 465 22
                                    

Author

"Rose..."

"Hey, ngapain cuma diam ngelamun?"

Rose gelagapan menanggapi suara Jennie barusan, kemudian dia sekilas menoleh menatap Seungmin untuk saling berkontak mata. Tapi hanya sebentar saja.

Rasanya pertemanan mereka sedang dihantam oleh ombak yang besar, seperti sesuatu telah terjadi pada mereka.

Rasanya sangat canggung dan sangat asing,

Rose menghela nafas dan berbicara tanpa emosi pada Jennie, "Gue seneng aja sekarang."

Rose sekarang memasang tatapan kosong dan raut wajah yang sulit tuk diartikan, dan terlihat dengan jelas bahwa Rose sedang mencoba memasang senyum di bibir pucatnya itu.

Tepatnya apa yang dikatakan Rose mengenai dirinya yang sedang bahagia adalah bohong, dia sedang berpikir keras apa yang akan terjadi setelah ini.

Jennie berhenti meminum ice tea nya dan menyenggol lengan Seungmin pelan,

Seperti telah berdiskusi sebelumnya, Seungmin paham dan berpindah posisi untuk duduk disebelah Rose.

"Hey! Ini taman bermain, banyak anak kecil juga. Senyum kek!"

Rose memiringkan kepalanya dan melihat sebuah senyuman tulus terpampang jelas di bibir Seungmin.

Rose tak bergeming, dia masih menatap bola mata Seungmin dalam diam. Otaknya masih memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini.

"Setelah ini lo bebas kok, jadi senyum dong jangan manyun kea bebek." Ujar Seungmin seraya mencubit pipi Rose gemas,

"Sakit bego!" Pekik Rose keras, dan membuat senyum Seungmin semakin terpampang jelas.

"Nah gitu dong,"

Tunggu, apa maksud dari kata yang diucapkan Seungmin itu,

'Setelah ini lo bebas kok.'

Di otak Rose sekarang hanya penuh dengan kalimat 'Seungmin akan nyelametin gue,'

Otak Rose terlalu cepat membuat sebuah argumen yang bisa saja ambruk dan hancur hanya karena satu orang saja.

Setidaknya Seungmin telah membuat Rose tersenyum, dan berhenti memikurkan Baekhyun untuk kedepannya.

"Gue pengen kenal deket sama lo, gue bener-bener lupa ingatan." Desis Rose yang terdengar seperti sebuah bisikan. Karena jarak kepalanya dengan kepala Seungmin sangatlah dekat.

"Kita pengen ngebalikin ingatan lo,"

Bangchan yang sedari tadi sibuk bermain ponselnya akhirnya mengeluarkan suaranya.

Raut wajah Rose berubah menjadi sangat sumringah dan penuh semangat. Matanya berkaca-kaca dan senyum yang mengambang indah menandakan dirinya sangat puas mendengar kalimat Bangchan itu.

"Biar lo bebas ros,"

Rose menoleh kesampingnya, dimana ada Seungmin di sana.

Dapat Rose lihat bahwa Seungmin masih setia tersenyum manis padanya.

Gacapek apa senyum terus,

Setidaknya hati Rose saat ini penuh dengan bunga-bunga. Rose yakin bahwa setelah ini semuanya akan baik-baik saja dan hidup Rose akan selurus penggaris.

"Gatau kenapa gue lebih tenang sekarang."

"Ini semua demi kebaikan lo Ros,"

Rose terdiam sebentar, dia menunduk dan memegang dadanya.

Entahlah, pundaknya kini berguncang hebat menyeimbangi airmata yang kian menetes dengan deras membasahi lututnya.

Jennie menghela nafas, sebagai teman yang sangat kenal dekat dengan Rose dia cukup prihatin dengan kehidupan Rose.

"Gue nyesel amnesia, gue nyesel kecelakaan."

"Gue nyesel bangett..."

Seungmin sekarang menepuk pundak Rose pelan dan memberi isyarat pada gadis itu untuk berhenti menangis.

Karena menangis tak akan menyelesaikan apapaun.

"Ngapain nangis? Kan ada kita,"

Rose mendongak dan menggeleng pelan menjawab suara lembut dari Seungmin barusan.

"Gu-gue..."

"Gue benci Baekhyun!"

Teriak Rose seraya menarik rambutnya kuat.

Airmatanya semakin deras manakala menyebut nama orang yang membuat hidupnya berubah secara drastis.

Bangchan menoleh menatap Jennie sebentar dan memberi isyarat untuk mendekati Rose.

Dan benar, Jennie berdiri dari duduknya dan meminta Seungmin untuk pindah.

"Rose, tenang dulu."

"Lo tau gak, gue khawatir sama kalian. Gue tau Baekhyun ngelakuin sesuatu sama kalian, tapi kalian gaberani cerita ke gue. Iya kan?!"

Jennie datang untuk memeluk Rose kuat dan menepuk pundak Rose dengan pelan.

Dapat Jennie rasakan tubuh Rose gemetar tak karuan,

Bener Ros, yang lo kata emang bener. Baekhyu ngancam kita semua, Gumam Bangchan dalam hatinya saat mendengar teriakan itu.

"Tenang dulu."

"Jangan emosi, lo gaboleh kayak gini."

Rose membuka matanya dan memasang ekspresi wajah bingungnya. Seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya.

"Gue ngapain? Ma-maaf."

Itu yang ditakutkan Jennie selama ini mengenai Rose.

"Lo nangis terus emosi gajelas," Ucap Bangchan nyahut langsung to the point nya.

Rose hanya diam saat matanya tak sengaja bertemu dengan mata Seungmin. Dalam hatinya 'Apa yang harus gue lakuin setelah ini.'

"Kita bakal bantu balikin ingatan lo, biar lo bebas."

"Biar lo bisa sehat lagi,"

"Biar bisa kencan sama gue lagi,"

Itu terakhir yang bicara si Seungmin.

Yang bertujuan membuat Rose lebih tenang dan berhenti melakukan hal yang tidak jelas seperti tadi.

"Gue harap Baekhyun setelah ini bisa ngasih waktu kayak gini lagi,"

"Gue harap juga Rose,"

"Lo gatau apa-apa, makanya kita pengen balikin semua ingatan lo."








"Asal lo tau, Baekhyun yang sengaja bikin lo kecelakaan."

Ujar Jennie sedih dalam hatinya,

...

I Married With My Father ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang