******
saat aisyah tengah fokus kembali pada bukunya, tiba-tiba perhatiannya teralih pada sosok tinggi menjulang didepan tempat dirinya duduk dan membaca. sosok itu mempunyai mata hazel keemasan yang akhir-akhir ini berhasil membuat hatinya hancur lebur dan kembali menyatu secara sempurna hanya dengan melihat sosok yang ia rindukan. gadis itu tersenyum canggung dan mempersilahkan sosok tersebut atau stevan untuk duduk bersamanya.
stevan akhirnya duduk menuruti kemauan gadis didepannya tanpa berbicara sepatah katapun, entah kemana keberaniannya menghilang. namun kini yang ia pedulikan hanya mata hitam pekat milik aisyah. keduanya terjebak dalam situasi yang bisa dibilang awkward.
"gimana kabar lo??" tanya stevan pelan hampir terdengar seperti bisikan, namun masih dapat didengar dengan baik oleh aisyah. sedangkan aisyah ia kini hanya diam sembari berusaha untuk menahan perih dihatinya yang makin terbuka lebar karena kedatangan dan bayang-bayang stevan saat menyakitinya.
"huft.... seperti yang lo liat kak? gue baik-baik aja kok" ucap aisyah tersenyum palsu. "munafik kalau lo bilang baik-baik aja! karena apa yang gue lihat gak kayak gitu syah." batin stevan berteriak ingin membalas ucapan aisyah tapi apa daya? lidahnya kelu untuk menjawab pernyataan aisyah.
keduanya saling terdiam dan suasana makin canggung. tiba-tiba stevan beranjak dan pergi begitu saja meninggalkan aisyah yang kini memejamkan mata dan meneteskan air matanya untuk mengurangi rasa sakit yang kian menjalar dilubuk hatinya.
efek kepergian stevan begitu menyakitkan bagi aisyah. entah mengapa semua yang dilakukan stevan hanyalah kebohongan belaka bagi dirinya mengingat tatapan memohon stevan. anggaplah dirinya gadis bodoh tapi satu hal yang ia tau bahwa dirinya tidak munafik dengan mengatakan bahwa dirinya masih bahkan sangat membutuhkan stevan.
munafik kalau dirinya mengatakan bahwa dirinya bahagia melihat stevan tersenyum dengan orang lain karena baginya hal itu sama saja dengan menyakiti dirinya dari dalam mental maupun fisiknya.
tak ingin berlama-lama akhirnya ia pun bergegas pergi dan tak lupa membayar pesanannya tadi. kebetulan hari ini cuacanya berawan dan mungkin akan turun hujan, sedetik kemudian turunlah hujan deras membuat aisyah berdecak kesal dan segera mengemudikan mobilnya agar bisa keluar dari parkiran disana.
saat tengah fokus-fokusnya menyetir tiba-tiba pandangannya teralih kepada seorang pemuda yang terlihat berciuman disebuah halte, tanpa sadar dari sebelah barat ada sebuah truck yang melaju lumayan kencang. aisyah terpaku dan menangis setelah sedetik kemudian tubuh dan mobilnya terasa berguling dan terbalik sampai ia merasa tubuhnya terpental keluar dari mobil. aisyah tergeletak diaspal jalanan dengan tubuh yang sudah penuh oleh darah baik dari kepala ataupun hidungnya. hal terakhir yang ia lihat adalah bayangan stevan yang berlari menghampiri dirinya ditengah derasnya hujan, sebelum akhirnya pandangannya gelap gulita.
(ditempat lain)
seorang pemuda tengah berdebat dengan seorang gadis.
"kenapa sih lo buntutin gue?" bentak pemuda tersebut kepada gadis cantik didepannya ini. sedangkan gadis itu hanya tersenyum sinis dan tanpa aba-aba gadis itu menciumnya dengan ganas.
sang pemuda terkejut dan hanya bisa diam untuk menutupi keterkejutannya. namun sesaat kemudian pandangannya teralihkan oleh mobil jazz berwarna putih milik seseorang yang masih ia cintai. siapa dia? yap itu adalah mobil aisyah dan 2 orang yang berdebat tadi adalah stevan dan vena. stevan langsung mendorong kasar vena dan berjalan menuju motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Religion.
RomanceWarning : cerita ini gk sepenuhnya religius karena penulisan secara spontan alias tanpa berpikir terlebih dahulu, apabila kalyan masih pengen baca ya gapapa cuma level cringe-nya bener-bener wow sekali:) [COMPLETED] ini bukan hanya tentang kau dan a...