Part: 11.

1K 91 2
                                    

aisyah jatuh terduduk saat mengetahui stevan sudah meninggal. ia masih tak percaya orang yang baru-baru ini berhasil membuat drama murahan bersamanya.

"kenapa secepat ini sih kak lo ninggalin gue? maaf....." lirih aisyah sembari menunduk dan mengusap air matanya yang semakin lama semakin deras.

vena hanya diam dan menatap iba pada aisyah, andai dulu ia tak menerima perjodohan ini mungkin stevan masih bernafas, andai ia bisa merelakan stevan maka aisyah akan tertawa bahagia bersama stevan, dan andaikan saja ia tidak egois maka stevan tidak akan pergi dari hidup aisyah dan vena. namun sayangnya semuanya hanyalah "ANDAIKAN", ia ataupun aisyah juga tidak bisa mengembalikan waktu agar terulang kembali.

vena hendak menyentuh bahu aisyah namun ia urungkan karena mungkin aisyah sedang membutuhkan waktu sendiri. akhirnya vena pun meninggalkannya sendirian disana.

"maaf..." lirih aisyah kembali, ia terus menggumamkan kalimat itu terus menerus sedari tadi.

tak terasa hari sudah semakin malam dan aisyah yang merasa dirinya harus pulang pun hanya menghela nafasnya berat. ia berjalan pelan menyusuri pemakaman ini dengan ditemani semilir angin yang lumayan kencang.

beberapa saat kemudian ia pun sampai dicafe tempatnya merenungkan keberadaan stevan tadi. aisyah kesana hanya untuk mengambil kendaraanya saja dan ia ingin pulang serta menanyakan kepada semua orang kenapa dirinya tidak diberi tau akan kematian stevan.

💞💞💞💞💞

kini aisyah sudah berada digarasi rumahnya dan terdapat beberapa kendaraan yang terpakir disebelah mobilnya.

dengan malas ia pun turun dari mobil dan masuk kedalam rumahnya. pemandangan pertama yang ia lihat adalah kakaknya rizky yang berjalan mondar-mandir dengan wajah khawatir,marah,dan gelisah, disana juga ada sahabatnya sirere dan kedua sahabat kakaknya, mario dan reza yang juga gelisah. mereka pasti sedang mencemaskan dirinya, pikir aisyah.

mendengar suara deritan pintu yang terbuka membuat semua orang mengalihkan perhatiannya  dan menatap aisyah yang kini tersenyum kikuk pada mereka dan mereka hanya mengehela nafas lega berbeda dengan rizky yang langsung berlari memeluk tubuh adiknya, aisyah.

"kamu darimana aja sih syah? terus kenapa lama banget pulangnya? kenapa ditelfon gak diangkat? kamu gak kenapa-kenapa kan? kamu........" cerocosan rizky terhenti saat aisyah menutup mulutnya dengan jemari lentiknya.

"nanya itu satu-satu! bikin kesel aja." ucap aisyah sembari memutar bola matanya dan tersenyum.

reza,rizky,mario dan rere juga balas tersenyum mendengar jawaban singkat aisyah. yang terpenting bagi mereka ialah aisyah sudah pulang. reza mengernyitkan dahinya heran saat melihat baju yang dipakai aisyah kotor seperti bekas tanah yang ia yakini seperti tanah makam kuburan.

"syah?" panggil reza membuat semua yang ada disana menatapnya terutama aisyah yang menatapnya seakan-akan bertanya 'ada apa?'

"lo habis dari kuburan yah?" lanjut reza membuat semua orang mendelik kecuali aisyah yang hanya menatap mereka datar.

"kenapa? kenapa kalian sembunyiin fakta kalau kak stevan udah meninggal?" tanya aisyah dengan mata yang berkaca-kaca, ia sungguh tidak terima jika dirinya tidak diberi tau seakan-akan hal ini tidaklah penting.

"siapa yang kasih tau kamu?" tanya rizky sembari menggeram kesal, pasti ini ulah vena pikir rizky, awas saja rizky akan memberinya pelajaran nanti. seakan-akan tau pikiran rizky aisyah berkata.....

Different Religion.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang