"Namanya juga cemburu! mau dia temen atau saudara aku!, aku tetap cemburu paham?"
.
.
.
.
.
.
.
.********
"Aduh apaan sih? Minggir Lo! Bini gue ngamuk tuh" ujar Nando kesal karena wanita didepannya ini tak segera melepaskan pelukannya justru semakin mempereratnya.
"Eh-eh ini ngapain Lo peluk-peluk bini gue? Jauhan gak? Gue getok nih pala Lo" ujar Rizky yang entah sejak kapan dibelakangnya, sedangkan Nando hanya memutar bola dari Rizky kakak Aisyah.
"Ye malah nyalahin gue! Salahin noh bini Lo Dateng tiba-tiba meluk gue! Jadi marah kan aisyahnya" gerutu Nando dan pergi begitu saja hendak menyusul istri tercintanya. Tolong ingatkan Nando untuk sabar dengan pelukan rere yang tiba-tiba tadi, kan yang kena getah amukannya si Aisyah dia sendiri.
Memang akhir-akhir ini Aisyah sangat sensitif bahkan nando sendiri merasa bingung dan juga berharap, satu sisi ia bingung dengan mood Aisyah yang cepat berubah dan disatu sisi lainnya lagi ia juga berharap apa yang tengah ia pikirkan memang terjadi.
Nando memasuki kamar dan mendapati Aisyah tengah tertidur meringkuk seperti janin diranjang mereka berdua. Nando mengurungkan niatnya dan pergi berlalu meninggalkan rumah, bahkan ia tak mempedulikan pertanyaan yang dilontarkan oleh Rizky.
"Eh si setan diajak ngomong malah melengos" gumam Rizky yang sialnya didengar oleh Rere, dan kini istrinya itu tengah menatapnya tajam membuat Rizky kembali diam dan memakan donatnya.
(Skip>>>>>)
"Baby? Oh you already wake up" sapa Nando saat memasuki kamar dan menemukan Aisyah tengah duduk dan bersender dikepala ranjang dengan memangku satu kotak pizza, jangan lupakan dengan televisi yang tengah menyala menampilkan sebuah acara yang disukai Aisyah.
Aisyah menatap Nando seolah bertanya ada apa dengan bibir yang tengah menggigit satu potong pizza. Hal ini tentu saja tak luput dari perhatian Nando membuat laki-laki itu gemas dan hasratnya sebagai seorang laki-laki mulai meningkat, namun ia harus ingat bahwa ada suatu hal penting yang harus dia bicarakan dengan Aisyah.
"Bisa kita bicara bentar?" Ujar Nando setelah duduk didepan Aisyah. Aisyah mengangguk patuh dan hanya diam untuk mendengarkan suaminya berbicara.
Namun saat Nando mulai mengeluarkan benda dari kantong celananya, mata Aisyah mulai terlihat kesal dan sedih. Ia tau benda apa itu, benda itu adalah testpack atau alat tes kehamilan. Ia benci dengan alat itu karena terus mengecewakannya dan akhirnya ia membakar habis semua alat bodoh itu dibelakang rumahnya.
"Kalo kamu mau nyuruh aku buat mencoba alat itu dan akhirnya kecewa berat mendingan kamu pergi, aku lagi gak mood"
"Aku liat pembalut kamu masih utuh dilemari"
"Ya terus? Kalo aku gak lancar haid juga bukan berarti aku hamil Nando"
"Sayang gak ada salahnya mencoba sekali lagi, apapun hasilnya aku tetap cinta sama kamu. Tolong sekali ini aja"
"Darimana kamu dapetin benda itu?"
"Aku beli tadi diapotik, karena aku tau yang kemarin-kemarin kamu bakar semuanya" ujar Nando dan menaruh telunjuknya dibibir wanita itu saat melihat Aisyah hendak protes kembali. Akhirnya setelah bujukan Nando berhasil Aisyah menyetujui untuk kembali mengetes apakah dirinya hamil atau tidak diam-diam wanita itu juga berharap bahwa semoga keinginannya terwujud jadi ia tidak perlu lagi merasa iri pada orang lain yang sudah memiliki anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Religion.
RomanceWarning : cerita ini gk sepenuhnya religius karena penulisan secara spontan alias tanpa berpikir terlebih dahulu, apabila kalyan masih pengen baca ya gapapa cuma level cringe-nya bener-bener wow sekali:) [COMPLETED] ini bukan hanya tentang kau dan a...