part: 12.

1K 81 11
                                    

'Dug.......'

aisyah dengan teganya menendang tulang kering milik nando sehingga pemuda itu berteriak dan mengadu kesakitan.

"njir! lo tega banget sih sama cowok seganteng gue?" rengek nando membuat aisyah memutar bola matanya kesal.

"terus?" tanya aisyah singkat,padat dan jelas. lalu aisyah pun pergi dari kelasnya entah kemana.

kampret! pikir nando sembari menghentakkan kakinya dan  mendegus kesal. dirinya tak habis pikir mengapa gadis seperti aisyah bisa setega itu? padahal wajah si aisyah kan polos dan lugu tapi ternyata dia sadis dan cuek.

rere yang melihat aisyah pergi pun segera mengikutinya, apapun yang terjadi ia harus meminta maaf dan bisa memperbaiki persahabatnnya lagi.

aisyah menghempaskan tubuhnya dibangku taman sekolah. tempat itu lumayan sepi sehingga aisyah semakin betah untuk duduk disana.

"syah?" sapa seseorang sembari memegang bahunya. aisyah menoleh dan mendapati rere yang tengah menatapnya sayu serta sendu. aisyah pun mempersilahkan rere duduk disebelahnya.

"ada apa re?" tanya aisyah tanpa menoleh ataupun melirik sedikitpun pada rere.

"em.....lo mas....masih marah yah sama gu...gue? gue minta maaf karena gak pernah ada dideket lo saat lo ada masalah dan dengan teganya gue nyembunyiin kematian stevan." gugup rere dan  menundukkan kepalanya ia merasa malu kepada aisyah, kini mata rere mulai berkaca-kaca menahan tangis. tanpa diduga rere, aisyah tiba-tiba menubruk dan memeluk tubuhnya dengan erat membuat rere juga membalasnya.

"maafin gue yah udah nyuekin lo mulu. bukan lo kok yang salah, tapi gue! gue yang bego karena gak pernah anggap lo ada disamping gue. maaf" jelas aisyah sambil tak lupa air matanya yang terus mengalir dari mata indahnya.

"biar adil kita berdua yang salah ok?" saran rere sembari mengusap air mata aisyah. dan tindakan sederhana rere berhasil membuka memori aisyah tentang stevan yang biasa mengusap air matanya dan untuk kedua kalinya aisyah secara tiba-tiba kembali mengingat stevan.

aisyah menggigit bibirnya menahan sakit dan nyeri yang meluap begitu saja sehingga melingkupi hatinya yang semakin lama semakin hampa dan penuh dengan rasa kehilangan. aisyah pun memegang dan meremas  dadanya berharap sakit dilubuk hatinya agar berkurang namun bukannya berkurang rasa sakit dan kehilangan stevan itu semakin menggerogoti hatinya.

"it hurt's! please help me rere! make it stop hiks......hiks.......stevan" teriak aisyah membuat rere ikut menangis dan panik melihat depresi aisyah kambuh lagi. kepanikan rere makin bertambah saat aisyah tiba-tiba kehilangan kesadaran dirinya atau pingsan.

"syah lo kenapa? syah? ya allah syah plis jangan bikin gue panik! aisyah?" panik rere. rere mencoba membangunkan aisyah dengan cara menepuk pipi aisyah. rere berteriak meminta tolong dan kebetulan ada teman sekelasnya yang merupakan ketua kelas.

"joko? JOKO! HEH TOLONGIN GUE AISYAH PINGSAN!" teriak rere membuat siapapun yang mendengar suaranya mungkin akan tuli seketika.

"aduh ini gimana kok bisa pingsan? kamu pasti nyakitin princessnya inyong toh?" tanya joko membuat rere melotot kesal pada temannya yang satu ini.

"bacot lo jok! udah cepetan gak usah banyak cincong lo angkat aisyah dan bawa keuks."

"enak aja manggil inyong jok emang inyong joknya sepeda? inyong yo ora kuat lah re! badan inyong kan......"

"kerempeng sama bantet! udah deh buruan angkat lo mau aisyah kenapa-napa?"

"ya enggak toh! eh tapi ntar kalau aisyah tersepona sama inyong waktu gotong aisyah gima...."

Different Religion.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang