Part: 13.

980 69 0
                                    

aisyah kini tengah duduk dan  melamun diranjangnya sambil menatap bingkai foto yang terdapat gambar dirinya dan almarhum stevan.

"i miss you so much." gumam aisyah begitu dalam sembari mengusap gambar wajah stevan. tak terasa air matanya kembali menetes. ia ingin sekali stevan datang mengunjunginya walau hanya lewat mimpinya, karena hal itu dapat mengurangi kerinduannya pada pemilik mata coklat keemasan tersebut.

'TOK.....TOK.....'

"masuk" ucap aisyah. tak lupa ia menghapus air matanya dan meletakkan kembali figura kesayangannya itu.

tampak seorang pemuda tengah menatap sedih pada aisyah dan hanya ditanggapi senyum tipis oleh aisyah.

"udah nangisnya?" tanya pemuda itu membuat aisyah kembali tersenyum tipis kembali.

"udah kok kak rez" jawab aisyah singkat, membuat pemuda yang ia panggil 'rez' tadi mengangguk paham.

"oh ya? gimana hubungan kak reza sama kak fatin?" tanya aisyah sembari menatap reza dengan antusias. yah sudah lama reza membuang perasaannya pada aisyah dan kini hatinya berlabuh pada sesosok gadis bernama fatin nursifa.

"alhamdulillah baik-baik aja syah yah walaupun kadang dia sering ngambek."

"ish......dulu aja ngingetin aku kalau pacaran itu gak dibolehin bikin dosa, tapi nyatanya kak reza ngelanggar juga."

"hahahahaha...........iya-iya maaf waktu itu kan gue cuma pengen lo baik-baik aja karena gue tau sifat si stevan." ujar reza. ucapan reza kembali mengingatkan aisyah pada stevan, membut reza  membekap mulutnya dan menatap maaf pada aisyah. aisyah hanya menggeleng bertanda 'tidak apa-apa'.

setelah itu mereka berdua lanjut mengobrol sehingga dapat mengurangi kesedihan aisyah. waktu berlalu kian cepat dan sudah berganti sore hari membuat reza terpaksa harus pulang karena ibunya yang sedari tadi menghubunginya, setelah berpamitan reza pun pergi untuk segera pulang.

aisyah beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju balkon kamarnya, saat sedang asyik menghirup udara sore hari tiba-tiba.......

"eh kulkas berjalan?" panggil seseorang membuat perhatian aisyah teralihkan dan mencari-cari sumber suara tersebut. mata aisyah membulat begitu sudah menemukan asal suara tersebut yang ternyata orangnya adalah 'NANDO'.

"wah gak nyangka gue ternyata kita tetanggaan. ihir bisa sering ketemu ama calon pacar nih......eh.....eh aisyah? WOY MAU KEMANA? SYAH....?" teriak nando namun tak dihiraukan oleh aisyah yang masuk kedalam kamarnya malas mendengarkan ocehan receh nando.

"ih aisyah gitu banget sih? kan gue belum selesai ngomong. atau jangan-jangan dia terpesona lagi sama kegantengan gue? aih gue tau kok kalau gue ganteng hihihi......kayaknya gue harus deketin aisyah deh gue udah yakin kalau gue mulai jatuh cinta sama aisyah." lanjut nando dan tingkat kepercayaan dirinya meningkat kembali membuat siapapun pasti akan tersenyum geli karenanya.

"tuh anak ngapain sih ada disini?  heran gue? udah omes, idiot pula! bikin gedek aja" dumel  aisyah.

aisyah tak habis pikir bagaimana bisa dirinya bertemu dengan pria seperti itu? benar-benar menyebalkan. aisyah sadar bahwa sifat nando yang menyebalkan sama dengan sifat stevan, entah kebetulan atau apa nama mereka berdua juga hampir sama membuat hati aisyah berdenyut seketika.

aisyah menggeram marah, ia tidak boleh seerti ini terus sebentar lagi orang tuanya akan kembali untuk melangsungkan pertunangan rere dan rizky. tidak seorang pun yang berani memberi tau perihal tentang kecelakaan yang dialami oleh aisyah pada orang tuanya dengan alasan ia tak mau membuat orang tuanya khawatir dan menyalahkan rizky.

Different Religion.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang