Vote dan Komen ya ♡
Abaikan typo ku :"v
- Happy reading -
❤
Myungsoo duduk dipinggiran kasur, sekarang dia sudah menggunakan boxer hitam miliknya. Sementara Suzy tidur membelakangi Myungsoo, perih dan sakit hati bercampur menjadi satu. Dan entah kenapa dia sakit hati.
"Dengar," Myungsoo berbicara setelah berdiam diri selama 30 menit.
"Aku tidak merasa bersalah, toh aku sudah membelimu dan..." Myungsoo menggantungkan kalimatnya.Suzy memang diam tapi sedari tadi dia mendengarkan semua perkataan Myungsoo.
"Ingat kau hanya jalangku, dan selamanya begitu. Jangan berharap lebih, suatu saat nanti mau tidak mau dan siap tidak siap kau yang harus melayaniku" Lalu Suzy mendengar suara langkah kaki dan pintu yang dibuka kemudian ditutup.
Suzy berdiri dengan susah payah.
"Sssh..." ringisnya saat merasakan pedih yang amat terasa di daerah selangkangannya.
Suzy masuk kedalam kamar mandi yang ada didalam kamar itu, Suzy sempat terpesona dengan kamar mandi yang super duper megah itu. Berbeda dengan kamar mandi di mess dulu, yang hanya memiliki bak mandi dan juga gayung.
Tubuhnya luruh dilantai, dia tidak kuat menerima semua penderitaan ini. Rasanya dia ingin mati saja, Tuhan berlaku tidak adil padanya. Semuanya sudah hilang, tidak ada yang terisa. Mungkin kebahagiaan memang hanya untuk orang yang mempunyai kekuasaan.
Tiba - tiba pintu kamar mandi itu terbuka, menampilkan wajah tampan terisip kecemasan di wajahnya.
"Kau dari mana saja?! Aku mencarimu keseluruh ruangan !" Myungsoo sedikit membentak.
"Aku dari tadi disini, hanya ingin mandi " cicit Suzy masih terududuk dilantai.
Dengan sekali gerakan Myungsoo langsung menggendong Suzy, lalu meletakkan Suzy perlahan diatas kasur.
"Tidak usah menutup wajahmu, aku sudah melihat semuanya " ucap Myungsoo saat melihat Suzy yang menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
"Lagian orang gila mana sih yang mandi tengah malam seperti ini " lanjut Myungsoo sambil menyelimuti Suzy dengan selimut yang sudah diganti, bahkan sprainya juga sudah diganti.
"Kau tau aku tidak suka saat bitchku diam saja " sindir Myungsoo, lalu hendak berdiri namun terhenti karena Suzy memegang tangannya.
"joesonghabnida, seonsaengnim." Ucap Suzy dengan sopan, bahkan formal.
"Jangan bicara formal dengan ku, panggil aku Myungsoo " tegur Myungsoo, kembali duduk disamping Suzy.
"Tidurlah, hah kau membuatku banyak bicara malam ini "
Suzy dengan cepat langsung menutup matanya yang memang sudah perih minta untuk istirahat. Myungsoo menatap wajah cantik Suzy dengan kagum, ciptaaan apalagi yang tuhan nistakan. Manusia didepannya itu bagaikan malaikat, sangat cantik apalagi tubuhnya. Menggoda.
Dia Myungsoo pria dewasa berumur 25 tahun, sekarang sedang menahan gairah besar didalam dirinya. Dia terus mencoba untuk tidak melakukan hal yang aneh - aneh untuk sekarang.
"Arrggghh..." geramnya dan beranjak dari ruangan itu, berada satu ruangan dengan Suzy tidak baik untuk 'anu'nya.
***
Sinar matahari mulai mengusik tidur cantik Suzy, membuatnya harus terbangun. Rasanya berat sekali untuk bangun dari kasur empuk itu.
Sekarang kesadarannya sudah terkumpul secara keseluruhan, dan menatanya mulai berair mengingat kejadian tadi malam. Tega sekali si jalang itu, dan salahnya juga kenapa tidak mengikuti perkataan Jungkook. Sekarang dia menyesal.
Harum yang menyeruak di penciuman Suzy membuat perutnya berdemo, Suzy menghentikan tangisannya lalu memakai handuk. Bajunya semalam sudah robek dan entah dimana sekarang.
Suzy menatap kearah punggung Myungsoo yang sedang memasak sesuatu, mungkin. Suzy mengalihkan pandangannya ke leher Myungsoo, leher itu seolah - olah menyuruhnya untuk mendekat dan menjilati keringat Myungsoo.
"Hai, ternyata kau sudah bangu-" ucapan Myungsoo terhenti saat menatap keadaan Suzy saat ini.
Harap sabar lagi ada ujian.
Myungsoo meneguk air liurnya saat menatap bercak - bercak merah di sekitaran leher Suzy, dan dia bangga ternyata ciptaanya sangat sempurna tertempel di leher gadis itu.
"A-ah, mari kau harus sarapan dulu " Myungsoo menarik tangan Suzy untuk duduk di kursi, dan menyuapi Suzy.
Suzy hanya diam dan memakan makanan yang disuapi oleh Myungsoo, Suzy sangat penurut membuat Myungsoo tersenyum. Ah bonek menisnya.
"gomawoyo" ucap Suzy, lagi - lagi formal.
"Sudah aku katakan jangan terlalu formal, aku tidak suka "
"Ah, aku lupa. Myungsoo " Suzy tersenyum membuat dunia pria didepannya itu berubah.
"Iya lupakan " ucap Myungsoo dingin.
Suzy yang peka terhadap nada bicara Myungsoo, menelan ludah dan menerkanerka apa dia marah atau tidak.
"Apa kau marah ?" Cicit Suzy.
"Tidak, " Myungsoo bersikap dingin, karena tidak tahan melihat apa yang ada didepannya.
Kedua benda itu menggiyurkan >< Myungsoo berkali - kali mengulang ucapan yang sama dalam hatinya.
"Dan lain kali pakai bajumu " lanjut Myungsoo.
Suzy menundukkan kepalanya saat sadar tatapan Myungsoo sangat intens.
"Aku tidak punya baju, semuanya masih ada di mess ""Baiklah, nanti aku antar kau ke mess"
Tatatapan Myungsoo terkunci pada dua gundukan itu, tanpa sadar tangannya mulai mendekati benda itu dan menyentuhnya.
Hah benar dugaanku, mereka lembut
"Myung-"
"Ah- maaf aku...arggghh" Myungsoo langsung meninggalkan Suzy sendiri. Suzy tersenyum, hatinya sedikit berdebar saat melihat jika Myungsoo mengkhawatirkannya.
"No, I'm just his bitch" tegurnya pada dirinya, dan senyumnya menghilang. Merendahkan dirinya hanya itu yang bisa dia lakukan, saat hatinya berdebar untuk seseorang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Bitch - MyungZy ✔
FanfictionPERHATIAN !! CERITA INI MENGANDUNG KATA - KATA KASAR, DAN VULGAR, JUGA MEMILIKI ADEGAN YANG MENGANDUNG TINGKAT KEBAPERAN. DILARANG KERAS UNTUK MENGCOPY CERITA INI !! ***** Mereka memanggilku bitch karena pekerjaanku sebagai pengantar minuman di sebu...