(Aksal Syafi Raymond)
(Adara Ferdella)
Ini kisah, bagaimana hebatnya Aksal bersembunyi di balik benteng kehidupan dan bagaimana caranya Dara terus tersenyum di balik hujan yang berperan.
(Cerita ini di revisi dalam bentuk cerita baru)
....
Akan ada banyak alasan mengapa Tuhan menyatukan kita di balik perbedaan
....
Tatapan coklat itu menggantung menatap gedung paling atas. Ia beri ulasan senyum tipis, sebelum menelan senyum itu bulat-bulat. Terlalu pahit rasanya bila melihat ke sana, melihat cara cowok itu menolaknya.Namun, tak apa. Dara baik-baik saja, memang sudah seperti ini caranya. Aksal memang sering kali berbohong bahkan untuk sekedar menolak ajakan pulang. Cowok itu harus berkata kebohongan demi melindungi perasaan Dara, manis sekali.
Dengan debaran dada yang terasa memahitkan, Dara mengeratkan ranselnya dan mengeluarkan ponsel dari saku baju. Ia ketik beberapa pesan sederhana.
Gak papa kalau sibuk, gue balik duluan yah.
Baiklah dia Aksal Syafi Raymond lelaki yang pemikiranya suli di tebak. Mengaku punya prinsip wanita harus di nomor satukan terutama sosok Ibu yang melahirkan, namun masih saja membuat gadis seperti Dara menahan sesak dada. Menjadi salah satu dari murid berpengaruh di sekolah karena prestasi baku tinjunya yang luar biasa.
Hanya itu kata yang mampu di deskripsikan, selebihnya cowok itu tanda tanya.
....
Kepulan asap menggelora keluar dari mulut, Aksal membuang puntung rokok dan menginjaknya. Menarik botol minuman di hadapan dan meneguk minuman itu hingga tak tersisa. Ada desahan segar keluar dari bibir itu, bisa di bilang sekarang Aksal sedang menikmati dunia.
"bichi naneun solooo.... teret tet tet tet teret tet tet... i'm going solo lo lo lo lo---"
Aksal menoleh tepat ke arah Veron salah satu temanya yang sekarang sedang berjoget ria dengan lagu kpop yang hangat di perbincangkan. Cowok itu melakukan gerakan yang memancing tawa Aksal dan kegelian Fikri keluar. Veron serupa banci di taman lawas sekarang.
"Aksal cowok lolo lo lo... Fikri si jomblo lo lo lo" nyayi Veron mendapat lemparan botol dari Fikri. Fikri bangkit dari duduknya yang semula di samping Aksal, ia mendekat ke arah Veron dan menarik kerah seragam cowok itu.
Membawa Veron mendekat ke pinggiran gedung "harta atau lo jomblo hingga mampus" ujarnya menatap Veron tajam. Veron yang di perlakukan seperti itu hanya dapat memasang wajah meringis "ampuni adek mas, adek hilap selingkuh dengan akang Aksal... maap mas" ujar Veron dramatis.
"Najisin lo jomblo" Fikri melepas cengkraman tanganya di kerah baju Veron dan membuang pandangan ke arah bawah.
"Makanya kita jadian biar gak jomblo" usik Veron ingin merangkul leher Fikri namun gagal karena cowok itu sudah memasang bogeman di depanya "gue gak bercanda Ron"
"Sini gue nikahin dah" Aksal datang sambil merangkul keduanya dan tertawa pelan hingga tawa yang semulanya terdengar keras kini perlahan memelan. Cowok itu diam sesaat memancing Veron menoleh ke arahnya sedangkan Fikri ikutan bungkam.
Merasa ada yang berbeda Veron melirik ke bawah mencari alasan kenapa kedua temanya diam tiba-tiba , hingga Veron membuang napas gusarnya ia lirik Aksal sebentar dan melepas tangan Aksal yang merangkul lehernya.
"lo cemburu?" pertanyaan itu keluar dari bibir Veron. Fikri menoleh dan Aksal malah tersenyum miring.
Pandangan Veron kembali menatap ke bawah ke arah dua orang yang tampaknya sedang sibuk melihat hasil gambar dari sebuah kamera "mereka dekat Sal, lebih dekat dari lo" Veron kembali berujar menjelaskan kepada Aksal dengan kalimat singkatnya. Ada yang Veron tidak pahami tentang hubungan Aksal, tentang kisahnya bersama seorang gadis manis yang sekarang sedang mereka lihat dengan seorang cowok.
Aksal melepas rangkulanya pada Fikri, cowok itu menghela napasnya dan sedikit mengedihkan bahu pelan walau sebentar "kantin yok, laper" ucap Aksal tanpa menghiraukan topik semula, ia malah memilih berjalan meninggalkan Veron dan Fikri. Membiarkan pertanyaan itu mengantung hingga hilang di telan angin.
Ia tidak mau membahas apapun tentang gadis itu, apapun tentangnya akan Aksal hidari. Karena Aksal sadar semakin sering membicarakan gadis itu , maka semakin pula ia dekat dengan kenyataan. Dan kenyataan itu akan membunuh mereka.
Yang perlu diketauhi adalah Aksal berterimakasih pernah mengenal sosok Adara Ferdella si gadis bermata coklat.
-Aksadara- 19 Desember 2018 Muntok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksadara √
Teen FictionAksal tidak tahu bentuk apa yang dapat ia jelaskan untuk Dara. Yang Aksal tahu pernah mengenal Dara adalah anugrah terindah. Mereka telah melalui banyak fase dimana harus berhujanan di kelopak mata dan bermain di taman es krim yang siap meleleh kapa...