Aksal menarik napasnya panjang dan menghembuskan secara perlahan. Cowok itu melangkah melewati pintu. Langkah sepatunya mendekat, lalu ia tentang bangku di sana. Membuat kedua orang yang sedang sibuk pada ponselnya masing-masing menoleh.
Veron yang sedang bermain game online perang-perangan itu mendadak melepas ponselnya sembarangan, cowok itu bangkit dengan cengiran hebat tiba-tiba menerjang Aksal. Untungnya Aksal dapat mengelak.
Fikri tersenyum, lalu bangkit dari duduknya mendekat "gue pikir mati" ucapnya asal menyikut perut Aksal.
Aksal tertawa sedikit meringis atas keberutalan teman-temanya. Aksal putuskan untuk datang ke sekolah, sudah terlalu lama ia memilih menghilang tanpa sedikitpun memberi kabar kepada Veron dan Fikri.
Perasaanya sedikit lega walaupun tidak sembuh seutuhnya.
"Pulang sekolah ke pim ayo" kini Veron merangkul Aksal, menarik kepala cowok itu agar tinggi mereka seimbang.
Aksal melepas rangkulan Veron "gak usah homo sama gue anjing.." umpatnya .
"Gara-gara lo gak ada, gue tersiksa atas kehomoan Veron. Masa iya dia minta temen sama gue boker" cerita Fikri membuat Aksal tertawa menunjuk Veron.
Merasa terhina, Veron berseru cepat " lupa diri, siapa yang minta temen tidur karena bokap nyokap dinas luar?" Ejek Veron membuat Fikri menarik tubuh cowok itu dan membekap mulutnya "diem lo anjing"
Aksal menaikan sebelah alisnya sedikit menjauh "najisin lo berdua"
Cowok itu berjalan ke salah satu kursi dan duduk. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana, lalu melihatkan layar ponselnya ke arah Veron dan Fikri "ayo mabar, gue mau lihat seberapa noob lo berdua" ajaknya.
Veron langsung saja mendekat mengambil ponselnya yang ia letak sembarangan "sombong lo, pangkat berapa sih mau ngatain gue noob" ujar Veron "sini Fik, kita tunjukin sama cupu satu"
"Gue bakalan mati nih" ujar Aksal pelan lalu mengulum senyuman , akhirnya dia dapat merasakan hal-hal yang seharusnya ia lakukan sebagai remaja sejak dulu. Bersenang-senang.
.
.
.
Sebotol minuman dingin di letakan pelan di hadapan Dara. Dara menoleh melihat Dean tersenyum lalu duduk di depanya.
"Semuanya baik-baik aja?" tanya Dean membuka botol minuman itu lalu memberikanya ke pada Dara. Dara menerima lalu meneguknya "iya, untuk sesaat semuanya baik-baik aja"
Dean mengangguk ikut tenang "Aksal sekolah hari ini" ujar Dean dan Dara mengiyakan itu.
Aksal memang sekolah hari ini, Dara bersyukur cowok itu tidak lagi memilih sembunyi. Kemarin memang panjang, Aksal menceritakan segala letihnya dengan menangis. Tidak lagi dengan rentetan kata panjang, cowok itu hanya meneteskan air mata dan Dara tidak juga banyak bertanya. Dirinya biarkan Aksal merasa lega dengan kata sesungguhnya.
"Gimana hubungan kalian?"
"Kita baik akhirnya" jawab Dara seadaanya. Mereka memang baik karena kemarin.
Mendengar itu Dean tersenyum dan mengacak rambut Dara. Dia ikut senang, Dean juga telah ikhlas atas semua kenyataan yang di alaminya.
Mereka semua belajar apa itu ikhlas.
"Gimana keadaan tante.. gue belum menyapa beliau dengan sopan" ucap Dara menggaruk tengkuknya pelan. Merasa sedikit tidak nyaman.
"Butuh waktu gak papa kok. Mama maklumin itu, kita sama-sama belum terbiasa. Oh iya, tentang keinginan lo... " Dean menjeda panjang melihat reaksi Dara. Cewe itu tersenyum dan menghembuskan napasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksadara √
Teen FictionAksal tidak tahu bentuk apa yang dapat ia jelaskan untuk Dara. Yang Aksal tahu pernah mengenal Dara adalah anugrah terindah. Mereka telah melalui banyak fase dimana harus berhujanan di kelopak mata dan bermain di taman es krim yang siap meleleh kapa...