Aksadara 20

2.2K 178 2
                                    

Menarik ujung selimut hingga menutupi sebagian tubuh, ia tersenyum tipis memandang wajah damai seseorang yang terlelap. Aksal hanya mampu mendekat jika sang pemilik sedang memejamkan mata. Hanya jika malam yang larut tiba.

Ingatanya masih sangat jelas ketika pertamakali kelompak mata itu terbuka, dia langsung histeris karena melihat Aksal disana. Dia di tolak untuk ada.

Terlalu menakutkan, hingga orang yang baru tersadar saja langsung mengalami spot jantung.

Menutup kegiataanya dengan mengusap lembut surai itu, tangan Aksal di cekal pelan. Cowok itu terkejut, membeku dan membulatkan mata. Tanganya perlahan jatuh dari cekalan.

Matanya masih tertutup tapi tanganya mampu menahan. Aksal mentertawakan dirinya, dia enggan membuka kelompak matanya hanya karena tidak mau menatap sosok Aksal. Aksal sangat sadar diri.

"Maaf.." lirihnya pelan menunduk sebelum melangkah menjauh. Aksal keluar dari ruangan itu.

.
.

Ia hembuskan napas panjangnya dan melangkah masuk ke dalam pekarangan sederhana yang penuh di tanami bunga. Di ketuknya beberapa kali pintu jati tua tersebut.

Hingga iris berwarna coklat muncul. Dara terdiam dengan pupil mata yang membesar, gadis itu menahan pintu rumahnya. Di hadapanya kali ini ada seorang gadis cantik bersama senyum tipis.

"Aku Vira... ada banyak hal yang ingin aku katakan kepada kamu Adara"

.

.

Duduk di ruang tamu dengan seorang yang menjadi alasan kalian putus, bukanlah hal mudah. Ada kecanggungan sendiri yang mungkin saja hanya Dara yang merasakanya.

Melihat langsung secara dekat, membuat Dara sadar kenapa Aksal bisa menyukai gadis ini. Vira bentuk nyata dari gadis cantik. Gaun yang membalut dirinya, sepatu cantik, tas mahal dan wajah yang rupawan. Dari fisik ini saja Dara sudah kalah telak.

"Maaf sebelumnya datang dengan tiba-tiba..." Dara tatap Vira yang tampaknya memberi senyum tipis.

Tanpa sadar kedua gadis ini saling puji dan membedakan diri masing-masing.  Mereka saling mengirikan satu sama lain tanpa alasan.

"Sebelumnya, aku meminta waktu kamu untuk beberapa saat dan aku turut  berduka atas kepergian oma Nita" ujar Vira lancar. Dia sudah susah payah mencari tahu informasi Dara, tentang gadis ini yang sebisa mungkin dia ketauhi.

Vira lakukan semuanya hanya untuk berguna bagi Aksal. Walau Vira tidak yakin cara ini tepat, tapi inilah hal yang mampu Vira lakukan untuk cowok itu.

Bila Aksal tidak mampu terlihat lemah di hadapan orang yang dicintainya, maka Vira yang akan menjadi penyampainya.

Dia akan katakan, apa yang dia ketauhi.

"Kamu tahu darimana?" tanya Dara keheranan. Dia tidak pernah bertemu Vira selain hari ini dan waktu itu. Dara tidak mengenal Vira secara rinci, siapa atau bagaimana. Yang Dara tahu, Vira adalah gadis yang selama ini sering ia jumpai bersama Aksal.

Hingga pada titik mereka berciuman.

"Itu tidak penting Dara..." Vira menjeda kalimatnya dengan gelengan kecil "terpentingnya adalah kamu harus tahu bagaimana cerita ini dari sisi Aksal"

"Apa yang harus di ceritakan? " Dara mecelah membuat Vira diam menatap dirinya. Saat ini, bukan waktu yang baik untuk Dara mengerti bagaimana Aksal. Dia terlalu kecewa dengan sosok itu.

Aksadara √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang