Aksadara 01

4.9K 294 1
                                    

---------------

Aku berusaha mengerti kamu, tapi kapan kamu akan mengertiku?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berusaha mengerti kamu, tapi kapan kamu akan mengertiku?

....

Fokus itu perlahan nyata, memberi penegasan bentuk yang indah. Cahaya matahari yang bersembunyi mencari celah untuk tembus dari rindangnya dedauan terasa amat mengagumkan. Di tambah aksen hijauh mempesona dari klorofil daun, lengkap menambah keindahan pada satu objek bidikan.

Dara menurunkan kamera yang selalu menggantung di lehernya tiap sekolah, ia tersenyum tipis menikmati hasil bidikanya yang memang terkenal selalu punya penegasan jelas di tiap gambar yang berhasil di ambil. Dara menyukai fotografi sejak ayahnya datang membawa sebuah kamera di acara sekolah pada masa taman kanak-kanak. Berupa alasan sederhana hingga membuat Dara mengerti pentingnya sebuah nilai foto, sejak masa itu sampai detik ini hidup Dara tak pernah jauh dari sebuah lensa kamera.

Mendekatkan kamera dan membidik dengan mata satu, Dara mulai kembali mencari fokus. Ia memaju mundurkan lensa agar mendapatkan gambar yang ia inginkan. Sampai, sebuah mata dan alis tiba-tiba muncul, Dara membidiknya sebelum menurunkan kamera. Tepat saat itu satu senyum khas milik seseorang yang Dara kenal tercipta.

Dia "Aksal..." lirih Dara pelan menatap cowok di hadapanya. Aksal tersenyum gigi menunjuk jari telunjuknya menyatu ke kening Dara "sandinya..."

"..014714..."

"65979" lanjut Aksal menambah angka yang di ujarkan Dara.

"...dan akan terdengar?"

"...waeadani" jawab Aksal dengan senyum manis sambil menjauhkan telunjuknya dari kening gadis itu.

Tadi merupakan sapaan singkat keduaya, semcam kode keamanan yang Dara tidak ketauhi sama sekali maknanya. Aksal hanya menyuruhnya melakukan itu setiap kali Aksal meletakan telunjuk di -keningnya. Entah itu sebuah mantra guna-guna atau apa, kalau pun iya mantra itu berhasil dengan maksimal.

"baju lo masukin" ujar Dara memicingkan matanya menatap seragam sekolah Aksal yang sudah keluar dari tempatnya. Mendengar itu sang pemilik seragam bukanya peduli, ia malah mendengkus pelan dan merapikan seragam keluarnya dengan menarik seragam itu.

"gantengkan gue..." senyum Aksal menaik-naikan alisnya. Dara yang di perlakukan seperti tadi hanya mampu menghembuskan napas pelan, ia letakan kamera di depan mata, memfoto bagian seragam Aksal "ini bukti bakalan gue kasih ke Bu Retna, biar lo dapat poin jera" jelas Dara menatap Aksal yang sama sekali tidak perduli.

Toh, hanya bu Retna juga. Si guru yang kalau bicara lembutnya luar biasa, guru bk yang baiknya nauzubillah. Aksal mana perduli, guru semodelan bu Tri guru matematika yang garangnya luar biasa saja Aksal tak hiraukan himbauanya apalagi bu Retna yang kalau marah dengan nada lembutnya.

Aduh Dara, makin cinta aja Aksal jadinya.

"gak papa, gue gak akan jera... , mencintai lonya"

"gak lucu!'' ketus Dara malah membuat senyum Aksal semakin mekar, cowok itu tersenyum jahil mendekatkan radius wajahnya ke arah Dara. Dengan otomatisnya, gadis itu mundur membuat Aksal kembali mendekatkan dirinya. Dara diam, semula menatap mata teduh Aksal kini mata Dara memaling ke bawah.

Aksadara √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang