Aku tau memperjuangiku itu sangat menyakitkan. Akupun sadar bahwa sebenarnya kau sakit dengan diam-diam. Tapi, bila memang semenyakitkan itu pergilah. Aku tak mau menyakitimu terlalu dalam, karena aku sadar bahwa cinta kita takkan pernah satu.
###
ANNA menuruni tangga, tangan nya sibuk mengucak mata. Alma mendongak memberi senyum pada Anna yang sedang menuruni tangga. Anna memeluk tubuh Alma, setelah itu Anna duduk di meja makan, di atas meja makan sudah ada beberapa makanan ringan untuk sarapan. Bola mata Anna bergerak kesana kesna kemari melihat Alma yang mondar mendir. "Butuh bantuan, Mah?" Tanya Anna setengah sadar sebenar nya.
Kepala Alma menoleh kebelanag, bibir nya tersenyum simpul. "Gak usah, kamu bangunin Cameron aja. Kalian gak jadi pergi?"
Anna mengusap wajah lalu beranjak dari duduk sembari menjawab ucapan Alma, "Oh iya, jadi kok, Mah,"
Anna membuka pintu kamar Cameron. Disana ada Camron yang sedang keluar dari kamar mandi. Sepertinnya lelaki itu baru saja mencuci muka. "Muka cuci sono, iler lo di mana-mana," Anna dengan cepat mengusap pipi nya. "Refleks lo lucu juga," Komentar Cameron yang kayaknya kampret juga.
Anna berlari kecil untuk memukul kencang lengan Cameron. "Dasar lo tengil! Cepetan ke bawah. Sarapan udah siap,"
Cameron terkikik seambil mengusap lengan nya. "Hm, ye. Btw kita langsung ke rumah ya, gue mau jalan sama Ivana. Kita mandi di sana aja,"
"APA KITA? LO AJA KALI!"
"Ye lo kira mandi bareng? Gue juga ogah. Maksud gue mandi masing-masing,"
"Emang ada baju gue?"
"Telanjang aja atau nggak make daun,"
"Eh apaan sih lo!"
Cameron menatap Anna, tangannya terulur mencubit hidung Anna. "Kita tinggal nempatin, bawel. Semua barang lo udah di pindahin tadi malam, tapi ada beberapa belum beres."
Anna menatap Cameron sinis. "Gak usah nyubit bisa kali," Cibirnya.
"Lo gak suka?"
"Gak!"
"Tandanya mulai sekarang lo harus terbiasa dengan itu,"
"Hah?"
"Karena mulai sekarang hobi gue adalah nyubit hidung lo,"
"EH APA-APAAN LO?! GAK SUDI GUE!"
"Bawel ah. Gue mau makan,"
Anna menatap sinis kepergian Cameron. Seketika Anna teringat pertama kali ia bertemu dengan Cameron. Saat itu Anna tak percaya bahwa Cameron sang Wakil Ketua OSIS, ya gimana Anna tak percaya, cara berpakaian Cameron tak seperti Wakil Ketua OSIS pada umumnya. Cameron juga lebih menjengkelkan bila di banding saat SMA dengan sekarang ini. Dulu saat Anna sehabis debat dengan lelaki itu pasti ia ingin sekali memakan orang rasanya, eh? Sekarang juga sih, tapi sekarang bukan pengen makan orang, tetapi ingin gigit jari sampai tinggal tulang. Kok Anna menjadi seperti kanibal ya? Ah tau lah, dibuat jengkel dengan Cameron itu memang benar-benar dibuat gereget banget.
♡♡♡
Jam kosong membuat Anna menghela nafas kasar. Anna bosan sekali dengan keadaan kelas nya. Sudah dua hari ini jam kosong faktor guru rapat dan guru yang sedang banyak halangan, entahlah mungkin tak niat mengajar?
Anna menyumpal telinganya dengan earphone. Ia membenamkan wajah di lengan, dan mulai menulis-nulis di buku khusus corat-coret saat ia bosan. Tak lama, ia mempunyai hal gila di pikirannya. Ia tersenyum dan mulai keluar dari kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Enemy
Romance[ #16 in teenlit 09/05/18 ] [ #240 in teenfiction 06/08/18 ] [ #1 In enemy 24/03/19] (beberapa part ada yang di private. silahkan follow terlebih dahulu agar bisa membaca part di private) Anna Derulia, gadis berumur ini masih 18 tahun. Ayah dan B...