ACARA sudah satu jam berlalu. Cameron menatap Anna lama dalam senyum, sementara gadis yang di tatap sibuk memandangi para tamu yang sibuk menari karena alunan musik berubah menjadi lagu romantis. Semua tamu yang membawa pasangan sudah berdansa dengan pasangan mereka di tengah ruangan, sedangkan Cameron dan Anna memilih untuk duduk di bar. Seto dan Sarah? Mereka juga duduk di bar, paling ujung menatap kedua pasangan yang baru mereka tau.
Cameron menarik kepala Anna tiba-tiba agar mendekat ke dada bidangnya, "Anna jangan minum banyak-banyak entar mabok kamu," ujar Cameron memberi tau.
Anna mendengus, "Daritadi gue minum soda doang, kampret! Gimana mau mabuk, elo yang pesen tiga gelas," omel Anna kesal.
Tadi nya Anna sudah senang bisa mencicipi alkohol sedikit saja, tau nya Cameron sudah dulu memesan soda untuknya sementara dirinya sendiri memesan minuman alkohol. Sekarang Cameron menegurnya seakan Anna meminum alkohol, sungguh menyebalkan. Lelaki itu terkekeh dan mencium dahi Anna. "Aku bisa kontrol, kamu nanti mabuk, sayang."
Anna mengangguk, bola matanya memutar kesal. "Anna, kamu cantik malam ini,"
"Udah tau,"
"Kamu setiap hari cantik kok, tapi hari ini kamu kayak bukan Anna,"
"Terus Annabelle?"
"Anna Derulia, lah!"
Anna menyeringai disana. "Bisa aja lo kecebong,"
Cameron terkekeh. Hari ini Cameron sangat senang bisa menghadiri acara ini bersama Anna, apalagi dirinya sangat bahagia saat memperkenalkan Anna sebagai Istri. "Anna pulang, yuk?"
"Enggak mauu,"
"Kenapa?"
"Aku mau puas-puasin bikin Mba Sarah cemburu," kata Anna seraya tertawa.
Cameron menyengir, "Cemburu, ya kamu?"
"Iya lah, masa aku nggak cemburu liat kamu selama ini di kantor sama orang yang selama ini ada rasa sama kamu?"
Cameron lagi-lagi tertawa. Dia mengacak rambut Anna gemas, "Tenang aja, Anna punya Cam cuma satu seumur hidup,"
Anna tersenyum, "Iya dong, kalo enggak Anna penggal hidup-hidup!"
"Kamu, ya, Na sadis nya nggak habis-habis dari SMA,"
Anna mendengus, "Biarin!"
Lelaki di sebelah Anna menghela panjang, dia menarik Anna kasar lalu menariknya dalam pelukan. "E-ehh Cam? Maluu tau kan banyak orang!"
"Peduli amat, orang gue mau peluk lo masa nggak boleh?"
Bibir Anna tertarik melengkung ke atas lebar. Anna balas pelukan Cameron, "Cam .... jangan jauh-jauh dari Anna,"
"Enggak akan Anna."
Anna mempererat pelukan, sebuah ide konyol masuk dalam pikirannya. Entahlah mengapa diirnya jadi bandel sekali pikirannya hari ini. "Cameron .... ?" Panggilnya masih dalam pelukan.
"Ada apa?"
Anna melepas pelukan, ia tatap Cameron lama sebelum ia mendekatkan diri until membisikan Cameron. "Aku sempat beli test pack ... "
Wajah Cameron datar seakan tidak mengharapkan sesuatu. Anna mengigit bibirnya saat melihat reaksi Cameron. "Hasilnya?"
Anna menghela berat, tetapi sebenarnya ia juga tidak mengharapkan sesuatu. Bahkan dia beli karena penasaran saja. "Negatif." Jawab Anna datar.
Cameron tertawa membuat Anna sedikit jengkel. Memang nya ada yang lucu? "Aku nggak berharap kok, Na,"
Anna mengangguk, "Aku juga,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Enemy
Romance[ #16 in teenlit 09/05/18 ] [ #240 in teenfiction 06/08/18 ] [ #1 In enemy 24/03/19] (beberapa part ada yang di private. silahkan follow terlebih dahulu agar bisa membaca part di private) Anna Derulia, gadis berumur ini masih 18 tahun. Ayah dan B...