Chapter 49

30.9K 1.2K 20
                                    

"PAGI Anna, jangan kangen ya aku tinggal kerja,"

Anna meninju lengan kekar Cameron. Pagi ini seperti biasa Cameron berangkat kerja dan meninggalkan Anna dirumah sendiri. Cameron mencium puncak kepala Anna lembut, mengacak rambut Anna gemas. "Rindu nggak nanti?" Rayu Cameron lagi.

"Nggak!" Teriak Anna kesal merasa dirinya terlalu murah bila terpengaruh akan rayuan kelas rendah milik Cameron. Cameron segera mengecup pipi Anna dan melangkah pergi.

Anna duduk di sofa, merenung saat nanti Aldo datang kembali untuk latihan bernyanyi. Ia menatap layar ponsel nya tertara pesan dari Aldo yang sudah ia baca sejak pagi tadi bahwa Aldo akan berkunjung jam 9 pagi karena sedang libur untuk pergi ke dokter kandungan nanti siang.

Anna menghela panjang merenung apa yang akan terjadi. Ia memilih bersiap akan kedatangan Aldo dan menetralkan diri.

•••

Dua jam sudah Aldo dan Anna berlatih bernyanyi, waktu cukup lama tetapi untuk Anna sangat singkat. Anna menaruh secangkir kopi yang Aldo pinta dan segera Aldo terima. Ia seduh perlahan kopi buatan Anna. "Suara gue nggak jelek banget kan, Do?" Tanya Anna kesekian kalinya.

Aldo tersenyum singkat diikuti gelengan kepala, "Enggak Anna, suara lo lumayan," jawab nya seadanya.

Anna meringis lalu menyengir. "Gimana Shenna? Udah mau lahiran?"

Aldo menaruh cangkir panas tersebut ke meja di hadapan nya, mata bulat milik Aldo menatap Anna mantap. "Belum tau, katanya bulan depan kemungkinan baru lahiran. Tapi hanya prediksi aja," Anna mengangguk.

Gadis itu memberi senyum pada Aldo, rasanya turut senang melihat sahabatnya akan mempunyai bayi. Anna bahagia melihat Shenna tidak terlalu kesepian lagi. Anna juga senang pendamping Shenna adalah Aldo dimana dirinya mengenal jauh tentang pendamping Shenna bahwa Aldo lelaki bertanggung jawab dan mempunyai jiwa laki-laki sekali. Karena itu Anna dulu jatuh cinta akan aura Aldo. Dulu.

"Gue seneng liat lo sama Shenna." Ujar Anna menarik perhatian Aldo dengan seringainya.

Anna terdiam saat sadar keadaan kembali canggung. "Nanti kita mau pakai costume barengan atau gimana?"

"Terserah, tanya aja sama acara kan mereka yang punya ide-ide. Oh ya, Na, cuma mau ingetin suara lo jangan getar gitu ya di beberapa lirik,"

"Kata lo lumayan," ujar Anna sinis.

Aldo terkekeh pelan, "Lumayan, sih, tapi kalau di dengar lagi agak getar. Makanya kalau nyanyi jangan sambil liat gue, entar naksir," canda Aldo membuat Anna semakin sinis menatap Aldo.

"Sekarang lo murahan, ya. Dulu aja luluhin hati lo susah banget,"

Lelaki itu tersenyum, "Bagus dong, gue jadi tau kalau lo dulu tulus sama gue."

Anna mendengus, "Nyebelin banget. Oh ya, ortu gimana? Gue kangen deh,"

"Mereka sering nanyain lo kapan main ke rumah, gitu aja sih,"

"Ooh. Gue titip salam aja, deh, Do,"

"Sip,"

Anna mengangguk lama dan tersenyum. Tak lama Aldo bangkit berdiri diikuti dongakan Anna. "Pulang?"

Married EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang