"ATHALA kemarin pulang jam berapa?"
Sore itu Cameron pulang dari kantor, lagi-lagi dia meninggalkan tugas nya agar bisa pulang cepat. Tepat Cameron memasuki rumah disana ada Athala sedang menonton TV. Cameron mendekat, ikut duduk di sebelah Athala. "Emm-- mungkin jam satuan, kenapa, bang?"
Cameron menghela lega. Kemarin malam dirinya dan Anna melakukan perang sampai tengah malam, entah jam berapa tapi Cameron pastikan tidak sampai jam satu pagi. Athala menatap Cameron menyelidik. "Abang selingkuh, ya?"
Cameron terbelalak. Sontak Cameron menjitak kepala Athala di balas ringisan gadis itu. "Anak kecil kalo ngomong jangan asal ngomong. Kalo ada Anna gimana?"
"Jadi abang beneran selingkuh?!" Athala terbelalak kaget disana.
Cameron memutar bola mata. "Ya enggak lah, dugong. Gue itu nanya doang sama lo, lo kan adek gue, masa iya gue biarin lo pulang jam berapa aja?"
Athala menyengir. "Sama siapa pulang?"
"Gebetan,"
"HAH?!"
"Eh apaan abang?"
"Lo gila?!"
"Masih waras, bang,"
"Serius! Lo kok sama cowok sih pulang? Kalo lo di bawa ke rawa-rawa, di perkosa abis itu di tembak mati gimana? Bego banget, sih dek!"
"Ih, kejam bener. Nggak lah, Raffa itu baik kita sahabatan lama,"
"Status nggak ngaruh. Namanya cewek sama cowok itu pasti ada aja setan nyamber si cowo,"
"Oh, pengalaman, bang?"
"Sialan, lo, dek. Di kasih tau jawab kek "iya abang kembaran Charlie Puth" ini mah enggak,"
"Najis, abang mah kayak Charlie permainan setan!"
Cameron mencubit pipi Athala gemas. "Abanggg sakit!!!"
"Biarin, bodo amat."
"Ih elah! Kak Annaa, abang bandel tuhh!"
"Anna lagi pergi, hahaha,"
"Apaan, orang lagi mandi,"
"Bohong,"
"Ish, beneran! Dia mau pergi,"
Cameron melepaskan cubitan pada pipi Athala, berganti dengan tatapan penuh tanya. "Kemana?"
Athala cemberut. "Nggak tau! Giliran di gituin baru lepasin. Tega banget."
Cameron menyengir. "Kan gue sayang Anna, makanya langsung nanya gitu,"
Athala menatap Cameron sinis. "Dia lagi mandi?"
"Iya abang! Kenapa, mau ikut mandi?"
Cameron mengangguk cepat, dia pergi begitu saja meninggalkan Athala yang kaget setengah mati. Ia pikir celutukan nya tidak tepat sasaran. "Abaaang bokeeeeppp!!!" Teriak Athala.
"Ih, harusnya gue nggak nginep disini, anjir. Jangan-jangan bang Cam kemarin nanya gue pulang jam berapa karena mau nganu lagi? Astagaaa!!!" Gumam Athala.
Sementara Cameron membuka pintu perlahan. Dia berjalan ke arah kamar mandi, mengetuk pintu. "Na, lagi mandi?"
"Iya, jangan masuk! Awas aja lo,"
"Enggak, memastikan aja. Cepetan keluar dong, mau nanya,"
"Iya, sabar, lagi pake baju,"
"Oke," Cameron menjauh.
![](https://img.wattpad.com/cover/129105104-288-k476202.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Enemy
عاطفية[ #16 in teenlit 09/05/18 ] [ #240 in teenfiction 06/08/18 ] [ #1 In enemy 24/03/19] (beberapa part ada yang di private. silahkan follow terlebih dahulu agar bisa membaca part di private) Anna Derulia, gadis berumur ini masih 18 tahun. Ayah dan B...