Chapter 47

32.4K 1.1K 18
                                    

ANGIN malam semakin kencang seperti tanda akan ada badai besar. Sejak siang tadi angin terus saja bertiup seakan memberi pesan kejadian menakutkan nantinya. Anna mempererat selimut yang dia kenakan, di sebelah ada Cameron sibuk dengan susu pisang yang Anna selalu beli tiap sebulan. "Ini susu nikmat kali ya," gumam Cameron di sela acara nontom film bersama.

Anna tidak menggubris, "Na gue laper dah, mau beli makanan,"

"Jangan di luar angin kencang entar lo sakit,"

Cameron menaruh bungkus susu yang sudah tidak berisi lagi. "Enggak lah, pake mobil kan,"

Anna mendengus, "Boros tau nggak,"

Cameron mendengus, ia melingkarkan lengan di leher jenjang Anna. "Boros kan cuma hidup berdua, gaji aku lebih dari cukup malah,"

Anna memutar bola mata malas, dia memencet tombol pause pada remote TV. Ia tatap Cameron lekat memberi kesan serius pada lelaki tersebut. "Cam kayak nya gue perlu ngomong ini sama lo. Terserah lo mau ketawa, nyela gue nggak peduli. Tapi please ini serius ya," Anna menatap Cameron sebentar sebelum melanjutkan pembicaraan nya.
"Aku udah bilang sama kamu kalau aku udah siap, tinggal tunggu waktu tepat aja. Oke, gaji kamu emang lebih dari cukup untuk kita, tapi Cam, kita harus mulai nabung buat kedepan nya Cam." Tegas Anna pada Cameron.

Pria itu menghela panjang sebelum buka suara. Ia elus kepala Anna, "Sayang, aku ngerti kok lagi pula masalah ke depannya itu masih lama kan?"

Anna mengernyit heran. "Maksud kamu lama? Kamu nggak mau punya anak?"

"No! Bukan itu maksud aku. Gini Na, kamu emang siap, aku pun siap kapan aja cuma aku pikir jangan terlalu keburu. Kita aja masih berantem masalah sepele, masih childish untuk mengambil langkah, masih terlalu muda untuk punya Junior. Aku nggak mau kita gagal, mending kita matengin dulu umur. Oke? Beside, aku masih mau kita berdua dulu," Cameron menangkup punggung tangan Anna dan menciumnya lembut.

Anna mengigit bibir bawah nya tampak berpikir sejenak. "Percaya Na, aku mau kita punya Junior kok, cuma waktunya enggak memungkinkan,"

Anna menyelipkan anak rambut ke daun telinga, wajah nya tiba-tiba kusut begitu saja. "Tahun ini boleh?"

"Apa nggak terlalu cepat?"

"Aku percaya aku bisa,"

Cameron tersenyum hangat, "Oke aku percaya. Tapi jangan bilang hari ini,"

Anna menggeleng cepat, "Itu baru terlalu cepat Cameron. Pokoknya tahun ini,"

Cameron mengangguk setuju, "Oke,"

Senyum Anna mengembang, ia peluk Cameron kencang. "Aku bakalan jadi Mama Cam! Aku janji aku bakalan jadi Mama sama Istri yang terbaik,"

Cameron mencium kepala Anna lembut, "We'll be a great parents,"

"Yes, we are!"

"Eh Na asli gue laper, gue mau beli makan ya? Junior nya kan nanti, boros bulan ini aja gapapa ya?"

Anna menyengir, "Oke. Yuk kita beli makan,"

Cameron menautkan alis, "Kata siapa bareng lo? Gue doang sendiri,"

"Dih, apa-apaan! Sama gue lah,"

"Angin lagi kencang Anna."

"Naik mobil kan?"

"Tetap ajaa,"

"Nggak. Gapapa kok, yuk,"

Pukul 21.09

Married EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang