1. Opening

5.1K 701 37
                                    


"YES baby?" Chanyeol tersenyum seraya mengapit ponselnya diantara telinga dan bahu, kedua tangan pria itu masih sibuk bergerak di atas keyboard untuk menyelesaikan beberapa berkas penting yang masih terbengkalai.

"What did you say?" ucap Chanyeol dengan kening mengerut saat wanita di seberang telepon mengucapkan kalimat yang sangat menyebalkan bagi dirinya. Pria itu berdecak kesal seraya memindahkan ponselnya ke telinga kanan. "Jangan khawatir, semua itu hanya rencana bodoh yang tidak akan pernah terlaksana. Ibuku adalah tipe wanita yang tidak pernah serius dengan kata-katanya, iya 'kan?"

Saat wanita yang berada di seberang telepon menjawab 'iya', bibir Chanyeol lantas mengukir senyuman puas. Pria itu puas karena bukan hanya dirinya yang menganggap rencana gila ibunya sebagai sesuatu yang sama sekali tidak serius. Chanyeol masih ingat dengan benar saat ibunya memberitahu jika ia akan dijodohkan dengan seorang wanita yang special. Entah apa maksud dari 'wanita special', yang jelas Chanyeol sama sekali tidak setuju akan keputusan Jessica yang menurutnya amat sangat tidak masuk akal.

I mean, come on, man! Im 26 and i don't need a wife, i need money! batin Chanyeol seolah berteriak saat Jessica memutuskan untuk menjodohkannya dengan seseorang yang disebut 'wanita special'. Chanyeol sudah dapat menebak jika wanita yang akan dijodohkan dengan dirinya tidaklah jauh-jauh dari tipe wanita yang shopaholic dan sangat matrealistis. Semua wanita memang seperti itu, 'kan? Mereka semua sama, termasuk wanita yang sedang menelepon Chanyeol saat ini.

"Kau baik-baik saja, Chanyeol?" suara lembut seorang wanita menyapa telinga Chanyeol, wanita yang selama satu bulan ini dipakai oleh pria itu.

"Ah ya. Aku baik-baik saja," jawab Chanyeol dengan cepat. Pria itu berdiri dari kursi kerjanya dan berjalan ke arah kaca besar yang menyuguhkan pemandangan kota Seoul di malam hari. "Kau dimana sekarang?"

Chanyeol dapat mendengar suara bising lagu RnB dan dentuman-dentuman musik saat wanita itu menjawab, "Aku di club, having fun karena kau tidak menyuruhku datang ke penthouse mu malam ini."

"Having fun, huh?" Chanyeol tersenyum miring. Jeda sebentar, pria itu menghela napas kesal dan berkata dengan penuh ancaman. "Don't you dare to touch another man in that fuckin place."

"Wow, chill dude," wanita itu tertawa dengan nyaring, membuat Chanyeol harus sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga. Setelah tawanya mereda, wanita itu melanjutkan ucapannya kepada Chanyeol. "Jangan khawatir, tidak ada pria yang membayarku lebih mahal darimu, Park Chanyeol. Tidak ada alasan aku harus menyentuh pria selain dirimu, Big Boss."

"You're such a naughty woman," ucap Chanyeol diiringi senyuman miring yang tercetak di bibirnya.

"Jadi, kau benar-benar tidak ingin memanggilku malam ini?"

"Aku ada urusan," Chanyeol mendecak kesal sebelum melanjutkan ucapannya. "Ibu menyuruhku untuk menemui wanita pilihannya."

"Pilihan ibumu tidak pernah salah, Chanyeol."

"Aku tahu, aku hanya - "

Sebuah ketukan yang membabi-buta lantas membuat pria itu menghentikan ucapannya. Chanyeol menoleh ke arah pintu ruang kerjanya dan mendapati assistant pria itu sedang membuka pintu dengan sedikit bantingan. Kedua mata Chanyeol membelalak karena terkejut, bibir pria itu juga sedikit terbuka karena tak menyangka assistant nya akan bersikap sangat kurang ajar kepada bosnya sendiri, Park Chanyeol.

"Berhenti melamun dan cepat siap-siap!" ucap assistant Chanyeol dengan nada tinggi. Ia mendekat ke arah Chanyeol lalu merebut ponsel yang digenggam oleh pria itu, sesaat kemudian jemari lentik Sang assistant telah mencabut baterai ponsel Chanyeol dengan gerakan yang sangat tidak berperi ke-ponselan, membuat panggilan Chanyeol dengan wanitanya menjadi terputus seketika.

Venire [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang