31. Smell Like

1.9K 358 72
                                    


Bae Irene mengerjapkan kedua matanya, wanita itu duduk terdiam di depan cermin besar yang ada di kamarnya dan Park Chanyeol. Ia menatap pantulan wajahnya sendiri dengan ekspresi datar. Beberapa detik kemudian, Irene mengalihkan pandang, tidak tahan menatap wajahnya sendiri yang entah kenapa terlihat menyedihkan.

Bae Irene menghela napas, ia kembali mengingat kata-kata Byun Baekhyun sesaat sebelum pria itu memutuskan untuk pulang. Baekhyun mengatakan bahwa mencintai seseorang tidaklah sesulit yang Irene kira. Irene bisa saja tanpa sadar mencintai Chanyeol, begitupun sebaliknya. Bagaimanapun, hubungan yang Irene jalin bersama Chanyeol bukanlah hubungan yang main-main, Irene dan Chanyeol terikat oleh ikatan pernikahan yang sah di mata negara dan agama. Bagi Bae Irene, pernikahan ini adalah tebing curam yang harus ia lewati dengan hati-hati. Karena jika tidak berhati-hati, ia bisa jatuh dan terjerumus bahkan tanpa disadari oleh dirinya sendiri.

Baekhyun juga mengatakan jika Chanyeol menyembunyikan wanita lain di belakangnya, dan ketika Bae Irene mendengar itu, ia hanya tersenyum dan berlagak seolah semua itu bukanlah masalah yang besar. Disaat kenyataannya, Bae Irene diam-diam merasakan sesak ketika mengetahui semua itu. Irene tau jika ia tidak berhak untuk merasa 'terkhianati', karena ia sendiri juga melakukan hal yang sama di belakang Chanyeol. Namun tak peduli seberapa keras ia mencoba untuk mengabaikan, perasaan sesak itu tetap mendera Bae Irene, yang lantas membuat Bae Irene merasa resah dan tidak tenang. Irene tersenyum kecut, mungkinkah ini yang dinamakan karma?

"Kau belum tidur?"

Irene menoleh, yang kemudian membuat manik matanya bertubrukan dengan manik kelam milik suaminya. "Kenapa baru pulang?" Irene balas bertanya diiringi senyuman tipis yang terukir di bibir.

Chanyeol bersender di pintu, kedua tangannya sibuk menggulung lengan kemeja hingga sebatas siku. Beberapa saat kemudian, suara baritone pria itu terdengar lagi di pendengaran Irene. "Aku ...," pria itu menatap Irene sejenak, detik berikutnya ia mengalihkan pandang. "...aku sibuk di kantor."

"Di ... kantor?"

Chanyeol mengangguk. "Iya. Aku dan Baekhyun sibuk di kantor seharian ini, kami tidak memiliki waktu untuk melakukan hal lain."

Bae Irene menatap Chanyeol dengan tatapam datarnya, lalu ia berucap dengan nada lembut. "Tapi Baekhyun datang kesini tadi, dan dia tidak kelihatan sibuk sama sekali, Chanyeol."

Detik itu juga, gerakan tangan Chanyeol terhenti. Manik kelam itu menatap Irene tajam, seolah ingin melubangi kepala Irene saat itu juga. "Oh ya?" Sebuah senyuman santai terukir di wajah tampan Chanyeol. "Untuk apa dia kesini?"

"Dia mengajakku mengobrol," jawab wanita itu. "We talked about many things."

"Apa ada aku di obrolan kalian?"

"Kau?" Irene terkekeh pelan. "You know what? Kau tidak semenarik itu untuk menjadi bahan obrolanku, Park Chanyeol."

Park Chanyeol tidak tertawa, ia lebih memilih untuk menatap istrinya dengan tatapan tajam. Bae Irene... wanita itu terlihat kacau dan sedikit aneh. Bae Irene tidak menatap Chanyeol dengan tatapan datar seperti biasanya. Dan bahkan, wanita itu tertawa, sesuatu yang tidak pernah Chanyeol lihat sebelumnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Park Chanyeol dengan kening mengerut bingung. Pria itu melangkah mendekat ke arah Irene seraya berkata. "Did something bad happen to you?"

Iya, bodoh. "No, aku baik-baik saja," jawab Irene dengan cepat.

Chanyeol duduk di samping Bae Irene, seraya menatap wanita itu lekat-lekat. Pria itu tersenyum lalu mengusap rambut lembut Bae Irene menggunakan tangan besarnya. Baru dua detik Chanyeol melakukan itu, Bae Irene dengan cepat menghindar lalu berdiri di depan Chanyeol.

Venire [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang