11. Yes, I.

2.4K 443 13
                                    


"BERHENTI memandangai jarimu sendiri, Bae Irene," tegur Chanyeol seraya mengalihkan pandangannya sejenak dari jalanan. Pria itu menatap Irene yang lebih memilih mengalihkan pandangan ke arah luar kaca mobil.

"This is my eyes, not yours," balas wanita itu sengit.

Tanpa sadar, sebuah tawa geli meluncur dari bibir Park Chanyeol.

Chanyeol memutar kemudinya ke arah kanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chanyeol memutar kemudinya ke arah kanan. "Sikapmu benar-benar bertambah buruk semenjak aku melamarmu," ucap pria itu mengganti tawanya menjadi sebuah senyuman. Chanyeol melirik irene, lalu ia berkata. "Why are you like this, baby rene?"

Irene memutar matanya kesal. "Stop calling me with that annoying name."

"Why?" sahut Chanyeol tak setuju. Tentu saja ia tak setuju, karena untuk mencari nama selucu itu, Chanyeol harus rela tak tidur semalaman suntuk. "Baby rene terdengar lucu dan cocok untukmu."

"Sucks."

Chanyeol tertawa lagi mendengar umpatan Irene. "Terserah jika kau tidak suka. Yang jelas, aku akan terus memanggilmu dengan sebutan itu ...," jeda sebentar, Chanyeol mengulum bibir menahan senyuman. "Apalagi sebentar lagi kita akan menikah. We need some... darling nickname?"

"Darling nickname my ass," sahut Irene dengan nada datar, yang lantas membuat Chanyeol kembali tertawa karenanya.

Tiba-tiba, sebuah suara layaknya kucing terdengar di mobil Chanyeol. Pria itu menoleh, lalu mendapati Irene sedang mengusap hidungnya yang memerah. Beberapa detik kemudian, wanita cantik itu kembali bersin, kali ini lebih keras dari yang pertama.

"Dingin?"

Irene mengangguk sebagai jawaban.

Chanyeol segera mematikan AC mobilnya, lalu berganti menghidupkam penghangat mobil. "Sebentar lagi pasti hangat, baby rene."

Tetapi bukannya balasan berupa kata-kata, yang Chanyeol dapatkan malah suara bersin Irene yang berulang-ulang. Chanyeol menghela napasnya. Kemudian, masih sambil menatap jalanan, pria itu menjulurkan tangan kirinya ke belakang untuk mengambil selimut.

"Pakai!" Chanyeol berucap seraya melempar selimut tersebut hingga menutupi kepala Irene.

"Thanks, Chanyeol." Irene tersenyum tipis, akan tetapi sedetik kemudian senyuman itu luntur berganti dengan ekspresi datar andalannya.

Chanyeol melirik T-Shirt putih yang membalut tubuh Irene dengan kening mengernyit. "Lagi pula kenapa kau memakai baju seperti itu? Sudah tau cuaca Seoul sangat dingin."

"Bulan ini musim panas, Presdir Park."

"Tapi tetap saja dingin!" Chanyeol menukas diiringi pelototan tajam ke arah Irene. "Dua minggu lagi kita akan menikah, jadi jangan sampai aku mendengar kabar bahwa kau jatuh sakit, Bae Irene."

Venire [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang