[Some part are private, follow me first to read private part]
"Semua ini belum berakhir. Aku, Park Chanyeol, tidak akan pernah membiarkan semua ini berakhir!" ucap Chanyeol dengan kedua mata berkilat marah.
Wanita itu tersenyum dingin. "Terlambat,"...
BAE Irene berdiri di depan apartemen Sehun dengan senyuman lebar yang terukir di bibir. Wanita cantik itu membenahi rambutnya, kemudian setelah merasa rambutnya sudah rapi, Irene memencet bel yang berada di dekat pintu. Ah sial, Bae Irene begitu senang bisa bertemu dengan Sehun. Sejak tadi, senyum lebar Irene sama sekali tidak memudar sedikitpun. Irene feels so happy right now.
Bae Irene menghela napas pelan selagi menunggu kekasihnya membuka pintu. Setelah menunggu sekitar lima detik, pintu apartemen Sehun akhirnya terbuka, membuat Irene dapat melihat pria tampan yang sedang tersenyum manis ke arahnya.
"Hei," sapa Sehun dengan lembut.
Irene ingin membalas sapaan itu, namun lidahnya terasa kelu. Hal yang selanjutnya dilakukan oleh wanita itu malah berjalan cepat ke arah Oh Sehun, lalu membenamkan wajahnya di dada bidang pria itu. Irene menghirup aroma Sehun dalam-dalam. Aroma parfum yang telah bercampur dengan feromonnya, hingga tercipta aroma khas Oh Sehun yang membuat Irene selalu betah berlama-lama di pelukan prianya.
Oh Sehun tersenyum. Pria itu menjulurkan tangannya untuk menutup pintu apartemen. Setelah selesai, Sehun kemudian memeluk pinggang Bae Irene dengan lengan kekarnya. Ia menggesekkan hidung mancungnya di ceruk leher Bae Irene, lalu berkata diiringi senyuman tipis yang terukir di bibir, "Damn, you smell like love."
"And you smell like happiness," sambung Bae Irene dengan cepat.
Kemudian, tawa mereka berdua saling mengalun yang lantas membuat apartemen Sehun terasa begitu hangat. Sehun mengusap rambut Irene penuh sayang, seolah ingin menunjukkan kepada wanita itu jika Sehun begitu menyayanginya. "I miss you," ucap Sehun masih sambil mengusap lembut rambut Bae Irene. "I miss you so much."
Sehun terlalu lama memeluk Irene, hingga tiba-tiba Sehun teringat alasan ia meminta Irene menemuinya. Tanpa aba-aba, Sehun menaruh tangannya di tungkai dan punggung Bae Irene. Kemudian, pria itu membawa tubuh kecil Irene ala bridal style yang lantas membuat Irene terkejut hingga melingkarkan tangannya di leher Oh Sehun.
"Apa yang kau lakukan?!" tanya Irene dengan wajah terkejut.
Sehun menjawab cuek. "Menggendong tubuhmu yang sangat kurus."
Irene memberenggut, kesal karena Oh Sehun selalu menyebutnya kurus setiap kali mereka bertemu. Padahal, tubuh Bae Irene bisa terbilang sangat proporsional. Wanita itu melakukan balet hampir setiap hari yang tentu membentuk tubuhnya dengan sangat apik.
"Just kidding," ucap Sehun sambil tersenyum geli. Yeah, pria itu memang paling suka menjahili Bae Irene dengan kalimat-kalimat pedasnya seperti yang saat ini sedang ia lakukan. Bagi Oh Sehun, wajah kesal Bae Irene seolah menjadi hiburan tersendiri ketika ia merasa lelah karena pekerjannya.
"Aku bisa berjalan sendiri," ujar Irene ketika Oh Sehun mendudukkannya di salah satu sofa yang berada di ruang tamu.
Sehun berlutut di atas karpet bulu yang melapisi lantai. Ia berdecak kesal saat manik matanya melihat stiletto tinggi yang melapisi kaki Bae Irene. "Jenis sampah apa yang saat ini kau gunakan sebagai alas kaki, Bae Irene?" tukas Sehun kesal.
"Kenapa? Sepatu itu terlihat cantik."
"Kau tidak perlu memakai sesuatu yang cantik jika itu membuatmu tersiksa." Sehun membuka stiletto di kedua kaki Irene, kemudian memeriksa telapak kaki wanita itu yang dua-duanya terbalut dengan kasa. "Aku rasa kita harus ke rumah sakit."
Irene melirik luka di telapak kakinya dengan tatapan tak peduli. "Tidak perlu, itu hanya luka kecil."
"Bae Irene,"
"Kenapa harus ke rumah sakit jika kau bisa melakukannya sendiri?" jeda sebentar, Irene menyorot Sehun dengan tatapan polos. "Oh Sehun yang mantan mahasiswa kedokteran tentu bisa mengobati luka sekecil ini, 'kan?"
"Tapi - " ucapan Sehun terpotong. Sial, wajah Bae Irene terlihat begitu polos dan Sehun tidak akan pernah mampu untuk menolak permintaan wanita itu. Pada akhirnya, pria berwajah tampan itu hanya bisa berkata, "Fine, i'll treat you."
Irene tersenyum puas mendengar ucapan Sehun. Di detik berikutnya, Oh Sehun terlihat mulai menyibukkan diri dengan kotak P3K dan juga luka Bae Irene yang harus diobati olehnya. Sejujurnya, luka itu terasa sangat sakit. Namun karena Sehun yang mengobati luka di kakinya, mau tidak mau, Bae Irene harus menahan ringisannya sekuat tenaga agar Sehun tidak merasa khawatir.
"Bagaimana rasanya bertemu Baekhyun setelah sekian lama berpisah?"
Irene tersentak untuk sesaat. Wanita itu menunduk menatap Sehun yang sibuk mengoleskan sesuatu -entah apa- di bagian lukanya yang terasa perih. Irene meneguk ludahnya kemudian ia memanggil nama prianya dengan lembut. "Oh Sehun,"
"It's okay," guman pria itu tanpa repot-repot mendongak untuk membalas tatapan Bae Irene. "Apa saja yang dia katakan kepadamu?"
Irene tersenyum kecut, kemudian ia berkata pelan. "He said that you're bastard."
"I am," balas Sehun tanpa sedikitpun merasa tersinggung. Ia mendongak, balas menatap Irene dengan sorot hangat. "Aku memang bajingan yang beruntung karena berhasil membuat Bae Irene berpaling dari Byun Baekhyun."
Lagi-lagi, Irene tersenyum. Oh Sehun kembali menyibukkan diri dengan luka di kaki Irene. Mengabaikan Irene yang tiba-tiba teringat ucapan Baekhyun sesaat sebelum pria itu meninggalkannya sendirian. Bae Irene ingin menyimpan pengakuan Baekhyun di dalam hatinya, tanpa membiarkan orang lain mengetahui tentang hal tersebut. Namun sayangnya, otak Bae Irene memutuskan untuk mengkhianati hati wanita itu. Karena setelahnya, bibir Irene mengucap kalimat yang mungkin mampu membuat Sehun terpaku di tempat. "He said that he still loves me," ucap Irene dengan nada yang sangat pelan, nyaris seperti bisikan.
Gerakan tangan Sehun yang sedang melilitkan kasa lantas terhenti seketika. Hening sejenak, sebelum tiba-tiba Sehun tertawa dan berkata tanpa beban. "Bagus jika dia masih mencintaimu."
Irene mengernyit. "Bagus?"
"Iya," jawab Sehun sembari menganggukkan kepala. Pria itu menghela napas pelan kemudian melanjutkan. "Dia bisa membantuku untuk melindungimu."
"Aku tidak perlu dilindungi, Sehun."
"Jangan bodoh," ucap Oh Sehun kepada Irene. Kali ini, wajah pria itu terlihat serius dan dingin di saat yang bersamaan. "Kau tidak pernah tau kapan dia akan melukaimu."
"Dia?"
Sehun mengangguk. "Pria yang lebih bajingan dari diriku."
Di detik berikutnya, ponsel Bae Irene berdering dengan keras, menandakan jika ada panggilan masuk. Bae Irene memeriksa ponselnya, dan di layar ponsel wanita itu, tertera caller id yang membuat tenggorokannya terasa tercekat;
Park Chanyeol is calling...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pendek khann wkwkwkwk
Jangan lupa Vote, Comment, dan Share cerita ini ke teman kamu ya!❤