JESSICA tersenyum melihat putera semata wayangnya yang saat ini sedang sibuk berkutat dengan berkas-berkas perusahaan yang berserakan di atas meja. Wanita paruh baya yang pesona kecantikannya masih tetap terpancar itu menyesap pelan kopi buatan Baekhyun, sesaat kemudian Jessica kembali tersenyum karena rasa kopi yang begitu memanjakan lidahnya."Park Chanyeol," panggil Jessica memecah keheningan di dalam ruang kerja puteranya.
"Ya, Ibu?"
"Aku dengar dari Baekhyun, kemarin kau bertemu dengan Irene."
Chanyeol tersenyum tipis di tengah kesibukannya memilah berkas. "Si Kunyuk itu memang tidak bisa menjaga mulutnya dengan baik."
"Bagaimana pendapatmu tentang Irene?" alih-alih membalas ucapan Chanyeol tentang Baekhyun, Jessica lebih memilih meneruskan aksinya untuk menyudutkan Chanyeol.
Tanpa berpikir, pria itu menjawab dengan cepat. "She's beautiful."
"Aneh," ucap Jessica diiringi kepala yang menoleh ke arah Chanyeol. Sesaat kemudian Jessica kembali berbicara, "Bukankah ini terlalu cepat?"
Chanyeol mendengus pelan. "Apanya yang terlalu cepat?"
"Kau, Park Chanyeol ...," Jessica menunjuk puteranya dengan jari telunjuk, "...bukanlah pria yang akan semudah itu memuji seorang wanita."
"Well ...," Chanyeol mengedikkan bahunya acuh tak acuh. "Aku mengakui kalau Irene memang wanita yang sangat cantik."
Jessica menatap Chanyeol dengan tatapan tak menyangka dan bibir yang sedikit terbuka. "Apa kau baik-baik saja? Ibu khawatir ada salah satu saraf otakmu yang terputus."
"Lalu aku harus bagaimana, Bu?" tanya Chanyeol seraya menyandarkan kepalanya di sandaran kursi yang empuk. Pria itu menatap Jessica dengan sebelah alis yang terangkat. "Apa aku harus mengatakan kepada ibu kalau wanita itu not a beautiful woman lalu membatalkan semua rencana yang sudah dirancang oleh ibu?"
"Jangan pernah mencoba untuk melakukan itu, Park Chanyeol," balas Jessica dengan cepat dan tegas.
Chanyeol segera mengangkat kedua tangannya ke udara sambil menatap ibunya dengan tatapan horor. "Wow, Mom, aku hanya bercanda."
"Really? Setahuku, seorang Chanyeol tidak pernah main-main dengan ucapannya sendiri."
Dan setelah Jessica menyelesaikan ucapannya, Chanyeol kontan menurunkan kedua tangannya ke posisi semula. Pria itu menatap Jessica yang juga sedang menatapnya dengan tatapan tajam, seolah ingin menyelami kedua manik mata anaknya untuk mencari sesuatu yang tersembunyi disana.
Lima detik berlalu dan Chanyeol memilih untuk memutus tatapannya terlebih dahulu. Pria itu bangkit dari kursi kerjanya lalu melangkah ke arah Jessica. Sesaat kemudian Chanyeol melingkarkan kedua lengannya di bahu Jessica, mendekap wanita paruh baya itu dengan erat.
"Ibu, kau tau jika aku sangat menyayangimu, 'kan?" ucap Chanyeol seraya mengusap lembut punggung ibunya yang terasa sangat rapuh.
Jessica mengangguk tanda bahwa ia mengetahui tentang itu. "Chanyeol, kau juga tau jika ibu amat sangat mengharapkan yang terbaik untukmu, 'kan?"
"Tentu saja aku tau!" jawab Chanyeol dengan bersemangat.
"Irene adalah salah satu harapan ibu untuk mengubahmu menjadi lebih baik," ucap Jessica, sedikit menoleh ke belakang agar bisa melihat wajah tampan puteranya. "Aku ingin Chanyeol-ku kembali seperti dulu."
Pria itu terkekeh, lalu berkata. "Seperti dulu? Memang dulu aku seperti apa?"
"A very kind man."
Chanyeol menghentikan tawa yang keluar dari bibirnya.
"And now, you're a bad guy."
"Mom ...," Chanyeol berucap dengan nada tegas.
"What?" Jessica tersenyum miring. "I was true, right? My son turned into a bad guy because of that 'girl'."
Jessica Park : Chanyeol's mom.
A/N:
So yea aku bakal ngejar venire biar cepet selesai dengan up tiap hari.
Note: tiap part just 500-600 wordsJangan lupa tekan bintang, komen, dan share cerita ini ke temanmu ya!
See ya on the next chap!💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Venire [COMPLETED]
Fanfiction[Some part are private, follow me first to read private part] "Semua ini belum berakhir. Aku, Park Chanyeol, tidak akan pernah membiarkan semua ini berakhir!" ucap Chanyeol dengan kedua mata berkilat marah. Wanita itu tersenyum dingin. "Terlambat,"...