"Aku menemukan kalian."
Kalimat itu seolah menyihir Bae Irene, membuat wanita itu diam tidak berkutik. Masih diiringi kedua manik mata yang menatap pria di hadapannya, Irene menelan salivanya dengan susah payah. Sebelum Irene benar-benar tenggelam di dalam tatapan pria itu, Irene segera menunduk untuk memutus tatapan mereka. Lebih buruk lagi, manik mata Irene justru menangkap pemandangan tangan kekar yang masih menempel menyentuh perutnya, membuat diri Irene dialiri perasaan aneh yang amat menyiksa.
Bae Irene meraba kursi kosong di sampingnya, berusaha menggapai clutch yang tadi ia letakkan di sana. Detik berikutnya, wanita itu bersyukur ketika ia menemukan clutch nya, untuk kemudian ia genggam dengan erat agar kegugupan Irene berkurang.
Perasaan Irene saja atau Park Chanyeol memang sedang menatapnya dengan sangat lekat? Tunggu. Apa Irene baru saja menyebut nama Park Chanyeol? For real?!
"Apapun yang sedang kau pikirkan sekarang, hentikan Irene," ujar pria itu. "Kita perlu bicara."
Bae Irene menunduk, kedua tangannya yang gemetar menggenggam clutch dengan erat. Irene harus segera melarikan diri dari Park Chanyeol. Wanita itu mencoba memutar otak, berusaha mencari cara agar bisa kabur dari pria di hadapannya. Lalu seolah dewi fortuna sedang berada di pihak Bae Irene, ponsel wanita itu berdering dengan nama Oh Sehun yang tertera di layarnya.
"Se- Sehun." Bae Irene berucap dengan kepala yang masih menunduk.
"Aku sudah selesai, kau dimana?"
"Oh ya?!" Bae Irene segera bangkit dari posisi duduknya dengan tergesa-gesa, membuat Park Chanyeol menjauhkan tangannya yang sejak tadi menyentuh perut Bae Irene. "Kau masih di ruangan dokter Lee? Aku akan kesana - "
Tak!
Ponsel Bae Irene terjatuh membentur lantai rumah sakit, membuat benda tipis itu terpisah menjadi beberapa keping. Butuh lima detik bagi Irene untuk menyadari bahwa pria di hadapannya lah yang menyebabkan ponsel wanita itu terjatuh. Ya, Park Chanyeol memang sengaja menepis tangan Irene agar ponsel wanita itu terjatuh lalu membuat sambungan teleponnya bersama Oh Sehun terputus.
Bae Irene mendongak menatap Chanyeol. "Kenapa kau melakukan itu?"
Park Chanyeol tidak menjawab pertanyaan Bae Irene. Detik berikutnya, yang ia lakukan adalah menggenggam pergelangan tangan Irene, lalu menarik wanita itu meninggalkan koridor rumah sakit.
"Park Chanyeol!!!" Irene berteriak, membuat beberapa orang menaruh perhatian ke arah mereka berdua.
Chanyeol seakan tuli, tidak menghiraukan Irene yang meronta untuk dilepaskan. Yang ingin Chanyeol lakukan saat ini hanya membawa Bae Irene pergi, lalu menuntut penjelasan atas segala hal yang selama ini menjadi tanda tanya besar bagi Park Chanyeol.
***
Park Chanyeol memeluk Bae Irene dengan erat, seolah Irene akan menghilang jika Chanyeol merenggangkan pelukannya walau sedikit. Rasa rindu menyesakkan dada Chanyeol, membuat kedua matanya memanas. Pria itu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Bae Irene, menghirup aroma Irene dengan serakah. Chanyeol tau jika Irene tidak membalas pelukannya, namun ia tidak peduli. Selama Irene membiarkan Chanyeol memeluk tubuhnya, maka itu sudah cukup bagi Chanyeol.
"God, i miss you like crazy." Chanyeol berkata dengan suara bergetar. "Kenapa kau meninggalkan aku? Kenapa kau menghilang, Irene? Kenapa kau melakukan semua ini?"
Irene menghela napas, lalu ia menggerakkan kedua tangan untuk mendorong Chanyeol agar melepas dekapannya. Awalnya Chanyeol menolak, namun ketika Irene berujar bahwa pelukan pria itu membuat perutnya tidak nyaman, Chanyeol segera menjauhkan tubuhnya dari Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venire [COMPLETED]
Fanfiction[Some part are private, follow me first to read private part] "Semua ini belum berakhir. Aku, Park Chanyeol, tidak akan pernah membiarkan semua ini berakhir!" ucap Chanyeol dengan kedua mata berkilat marah. Wanita itu tersenyum dingin. "Terlambat,"...