June sekarang lagi berdiri di balkon rumah sakit. Iya, dia lagi di rumah sakit sekarang, udah seharian ini dia nggak keluar dari rumah sakit. Keberadaan June disana udah jelas karena Yeri. Bukan Yeri dengan sengaja bikin ulah, tapi Yeri emang dibawa ke rumah sakit begitu ditemuin June sama Donghan dalam keadaan pingsan.
Dokter bilang sih Yeri nggak papa, cuma ya emang kondisinya masih nggak stabil. Yeri udah beberapa kali sadar, tapi nggak lama. Trus dia pingsan lagi. Dara sama Yoona yang juga ada disini menjadi dua orang yang paling khawatir. Tapi sebenarnya, June tau kalau Donghan, Woojin sama Seunghyun yang juga lagi di kamar rawat Yeri juga lagi khawatir.
Sama kayak dia.
Iya, dia juga khawatir sama keadaan Yeri.
Daritadi tuh June maki-maki Siwon dalam hati, dia ngerasa marah banget karena Siwon dengan teganya nggak ngebolehin anaknya sendiri tidur dirumah. Tapi amarah June ke Siwon itu nggak bertahan lama, karena June juga sadar kalau Yeri kayak gini juga karena dia sendiri. Coba aja dia nggak ngomong kasar ke Yeri, Donghan nggak mungkin maksa Yeri buat ikut sama Donghan. Padahal June tau, Yeri cuma bakal dimarahin kalau balik ke rumahnya sendiri.
"Jun,"
June menoleh kearah samping kanannya begitu mendengar suara Seunghyun memanggil sambil menepuk pundaknya. "Kenapa Pa?"
"Kamu tidur disini nggak papa? Papa mau ajak Mama sama Tante Yoona pulang, mereka butuh istirahat." Jelas Seunghyun.
June mengangguk. "Iya Pa nggak papa,"
"Besok pagi-pagi Mama bakalan dateng kesini lagi sekalian bawa seragam sama keperluan sekolah kamu. Gantian jaganya sama Mama, kamu berangkat dari rumah sakit aja nggak papa kan?"
Lagi-lagi June mengangguk. "Iya Pa,"
"Yaudah, ayo balik ke kamar Yeri biar Papa sama Mama pulang. Jagain Yeri yang bener,"
June mengikuti langkah Seunghyun yang berjalan lebih dulu memasuki kamar Yeri yang tidak jauh dari balkon tempat mereka berbicara tadi. Di dalam ruangan itu, June bisa melihat Dara dan Yoona yang wajahnya tampak sangat khawatir sedang duduk disamping kasur Yeri, dan Donghan serta Woojin yang lagi duduk di sofa tepat di sudut ruangan. Keempatnya memiliki arah pandangan yang sama, pada tubuh Yeri yang masih memejamkan matanya itu.
"Ma, pulang yuk?" ajak Seunghyun pada Dara yang langsung menggelengkan kepalanya.
"Mama tidur disini aja, Pa."
"Mama juga butuh istirahat, Yeri bakalan sedih liat kondisi Mama yang kayak gini." Seunghyun masih berusaha membujuk Dara. "Kamu juga, Yoona. Ikut pulang sama kita, Woojin besok sekolah kan?"
Bukannya Yoona, Woojin justru menggeleng menjawab pertanyaan Seunghyun. "Aku izin aja besok, Om."
"Jangan, Dek. Bener kata Om Seunghyun, kamu pulang trus sekolah besok. Nanti Ayah bakalan marah kalau kamu nggak sekolah," kata Donghan yang langsung membuat Woojin cemberut. "Kak Yeri biar Kakak yang jaga—"
"Lo juga pulang aja, Han. Biar gue yang jagain Yeri," kata June yang memotong ucapan Donghan.
Donghan menggelengkan kepalanya. "Nggak papa, gue disini aja."
"Udah nggak papa, daripada Om Siwon marah lagi. Yeri aman sama gue,"
Mendengar ucapan June, membuat Dara, Yoona, Woojin dan Donghan menghela nafas dengan pelan. Pada akhirnya, mereka menganggukkan kepala mereka pertanda setuju dengan ide June dan Seunghyun.
"June," panggil Yoona ketika berada tepat di depan pintu kamar Yeri. "Tante titip Yeri ya? Telfon Tante kalau ada apa-apa,"
June menganggukkan kepalanya. "Iya, Tante. Jangan khawatir,"
Dan pada akhirnya, mereka meninggalkan kamar rawat Yeri satu-persatu, hingga menyisakan June dan Yeri didalamnya. June duduk tepat disamping kasur Yeri, menggantikan posisi Yoona dan Dara tadi. Matanya menatap wajah tenang Yeri yang sedang memejamkan matanya.
"Kok ada sih orangtua kayak Ayah lo?" gumam June sambil menyentuh punggung tangan Yeri, lalu mengusapnya pelan. "Tapi sebenarnya, gue nggak ada bedanya sama dia. Iyakan?"
Entah pada siapa June berbicara, yang jelas dia masih tampak ingin berbicara setelah terakhir kali bersuara lima menit yang lalu. Di dalam hatinya, June sedang berdebat dengan dirinya sendiri. Melihat kondisi Yeri yang seperti ini dan perilaku Siwon yang masih kejam seperti biasanya, June jadi ingin mengakhiri semua yang telah ia lakukan. Berhenti berbuat jahat pada Yeri, dan mulai bersikap baik padanya selayaknya seorang kakak pada adiknya, seperti apa yang Donghan lakukan pada Yeri.
Tapi... bukankah dengan begitu, dia benar-benar harus menerima Yeri sebagai adiknya?
"Yer," gumam June tanpa sadar. "Gue nggak pernah benci sama lo,"
Hening. Yeri yang masih memejamkan matanya sama sekali nggak menjawab ucapan June. June juga nggak berharap Yeri bangun sekarang. Dia masih pengen ngomong sama sosok Yeri yang lagi nggak sadar.
"Terserah kalau lo nggak percaya sama gue, dan nganggap gue benci beneran sama lo. Salah gue juga karena terlalu jahat sama lo," Lagi-lagi, June mengusap punggung tangan Yeri yang tidak diinfus. "Sebenarnya gue... sayang sama lo." June menghela nafasnya. "Tapi gue bener-bener nggak bisa nganggap lo sebagai adik gue. Dan sampai kapanpun, gue nggak bisa nerima hal itu."
June berdiri dari posisi duduknya, lalu mendekatkan bibirnya kearah kening Yeri. Dia mengecup kening Yeri cukup lama, sebelum akhirnya mengusap rambut Yeri dengan pelan. June tersenyum tipis, sebelum akhirnya memutuskan untuk tidur disamping Yeri dengan posisi duduk.
Namun apa yang June inginkan nggak sepenuhnya terjadi. Keinginan June tentang Yeri yang nggak denger apa-apa tentang yang dia omongin, ternyata salah. Karena nggak lama setelah keluarganya pulang, Yeri udah sadar dan cuma memejamkan matanya dan mendengar dengan jelas apa yang June katakan.
Dan hati Yeri kembali terasa nyeri mendengar ucapan June, yang tidak ingin menganggapnya sebagai adik, sampai kapanpun.
'Kayaknya emang bener, ikut Kak Donghyun adalah pilihan terbaik.'
To Be Continue___
![](https://img.wattpad.com/cover/123458444-288-k213776.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspeakble Heart [Junhoe X Yeri] ✅
Short Story'Mungkin, mati adalah pilihan terbaik' -Kim Yerim.