"Jun, lo dipanggil ke ruang BK."
June langsung menoleh kearah Jaehyun yang baru saja memanggilnya. Kening June mengernyit heran.
"Lah? Ngapain lo Jun?" tanya Donghyuk sambil menyikut lengan June yang menggeleng pelan.
"Lo bikin masalah?" giliran Chanwoo yang bertanya, dan lagi-lagi June menggeleng.
"Perasaan gue nggak ngapa-ngapain deh," gumam June.
"Iya, bukan lo. Tapi Yeri, adik lo." Kata Jaehyun.
"Yeri?" tanya Donghyuk dan Chanwoo bersamaan, dan Jaehyun mengangguk.
"Yeri kenapa, Jun?" tanya Donghyuk penasaran. June meliriknya sekilas.
"Kenapa gue harus tau?"
"Jangan gitu dong, dia tuh adik lo. Peduli sedikit sama dia itu nggak dosa loh," sambung Chanwoo yang disetujui Donghyuk dengan anggukan.
"Udah deh, nggak usah ngebelain dia terus." Kata June yang mulai terpancing emosinya.
Iya, dia kalau ngomongin hal yang berkaitan sama Yeri, pasti bakalan emosi. Bahkan untuk sesuatu yang bisa dibanggakan, June tetep bakalan emosi selama itu berkaitan dengan Yeri. Dan nggak ada satu orang pun yang tau alasannya.
"Yaudah Jun, buruan ke ruang BK. Udah ditungguin Bu Minzy tuh," kata Jaehyun lagi.
"Harus gue ya?"
"Ya kalau kakaknya Yeri tuh Chanwoo, udah pasti Chanwoo yang gue panggil." Kata Jaehyun sambil menggelengkan kepalanya pelan.
"Sorry, Hyun. Gue bukan kakaknya Yeri," kata Chanwoo, trus cengengesan sendiri. "Gue kan calon pacar Yeri,"
"Yeeeeeeu, si kampret bisa aja modusnya." Kata Donghyuk sambil ngelempar Chanwoo pake sumpit yang dia pegang.
"Berisik lo berdua."
June menghela nafasnya, lalu berjalan menuju ruang BK untuk memenuhi panggilan Bu Minzy, yang berkaitan dengan Yeri. Itu yang Jaehyun bilang tadi.
"Dia buat masalah apa lagi sih?" gumam June yang sudah berdiri di depan ruang BK. June menatap pintu itu untuk beberapa saat, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengetuk pintu itu sebanyak tiga kali.
"Masuk," sahut suara Bu Minzy dari dalam ruangan.
June mendorong pintu ruangan Bu Minzy, lalu menunduk hormat ketika melihat sang pemilik ruangan langsung menatapnya. June sama sekali nggak mempedulikan Yeri yang berdiri di depan meja Bu Minzy. Fokusnya sekarang ada di Bu Minzy yang manggil dia, dan berarti urusan June itu sama Bu Minzy, bukan sama Yeri.
"Ibu manggil saya?" tanya June sopan.
Bu Minzy mengangguk. "Iya, ada yang mau Ibu tanyain sama kamu."
"Ada apa ya, Bu?"
"Kamu dateng jam berapa pagi ini?"
June mengernyitkan keningnya heran. Dia mengingat-ingat jam berapa tepatnya dia tiba di sekolah pagi ini. Dia mengesampingkan rasa herannya, kenapa Bu Minzy menanyakan hal ini padanya.
"Jam... 7, Bu." Bu Minzy mengangguk pelan. "Ada apa ya, Bu?"
"Kamu tau, Yeri dateng jam berapa hari ini?"
June melirik Yeri sekilas. Barusan, Yeri juga melihatnya dengan tatapan ketakutan. Setelah itu, Yeri menunduk karena tatapan matanya bertabrakan dengan tatapan mata June yang sangat mematikan itu. Tubuh Yeri bergetar ketakutan.
"Nggak tau, Bu."
"Yeri dateng hampir jam 8, dan itu berarti dia telat setengah jam." Bu Minzy menggelengkan kepalanya pelan. "Kamu ini gimana sih? Kamu bisa berangkat pagi, tapi kenapa adik kamu datengnya telat gitu? Kalian nggak berangkat bareng?"
"E—enggak, Bu. Saya telat bangun hari ini jadi saya—" Yeri berusaha menjelaskan, namun Bu Minzy memotong ucapannya.
"Kenapa kamu nggak coba bangunin adik kamu dan berangkat ke sekolah barengan aja?"
"Tapi Bu, saya—"
"Kamu kan kakaknya, kamu harusnya bisa membimbing adik kamu untuk nggak terlambat. Masa kakaknya dateng kepagian, sementara adiknya dateng telat? Itu nggak wajar, Goo Junhoe."
June menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menatap Yeri dengan tajam. Yeri yang melihat tatapan June lantas kembali menunduk, nggak berani membalas tatapan kakaknya itu.
"Maaf Bu, tapi... ada sedikit kesalahan disini." Kata June yang masih menatap Yeri dengan tajam. Setelah menetralkan ekspresi wajahnya, June menatap Bu Minzy lagi sambil tersenyum tipis. "Yang salah dia, kenapa saya yang kena marah?"
"Kalian kan saudara. Harusnya bisa saling mengingatkan, apalagi kamu ini lebih tua dan sudah berpengalaman di sekolah ini. Kamu harusnya bisa mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk bagi adik kamu. Masa kamu tega ninggalin dia ke sekolah?" kata Bu Minzy lagi.
"Jadi intinya... setiap yang terlambat bakal dihukum, Bu?" tanya June.
Bu Minzy mengangguk. "Yeri itu udah tercatat terlambat sebanyak lima kali dalam semester ini. Ibu bakalan telfon orangtua kalian untuk mendiskusikan masalah ini,"
Mata Yeri membulat. Dia bener-bener nggak mau kalau Bu Minzy sampai memanggil orangtuanya, Dara dan Seunghyun. Karena Yeri nggak mau, orangtuanya tau kalau selama ini dia nggak pernah berangkat bareng June.
Iya, dari rumah mereka emang berangkat sama-sama. Yeri bohong soal dia terlambat bangun. Dia bahkan bangun lebih awal dari June, dan mereka keluar dari pagar rumah barengan naik motornya June. Tapi di halte dekat rumah, June bakal nurunin Yeri karena dia nggak pengen berangkat bareng Yeri. Dan sejak jadi anak angkat keluarga Goo, itu udah jadi rutinitas bagi Yeri. Yeri bakalan berangkat dan pulang sekolah naik bis. Dan orangtua mereka nggak tau soal ini. Mereka taunya, Yeri dan June berangkat bersama setiap hari.
Dan jika Bu Minzy menelfon orangtua mereka dan memanggil keduanya, tentu saja rahasia ini akan terbongkar. Dan bagaimanapun alasannya, June pasti akan menjadi pihak yang disalahkan.
Yeri terlalu takut dengan fakta bahwa June akan dimarahi. Apalagi karena dirinya.
"Bu, jangan Bu. Sa—saya janji nggak bakalan terlambat lag—"
"Kayaknya, yang harus Ibu telfon itu orangtuanya dia aja, bukan orangtua saya."
Bu Minzy dan Yeri langsung menatap June ketika June bersuara. Bu Minzy mengernyitkan keningnya, sementara Yeri hanya diam.
"Maksud kamu?"
"Bu, dia cuma anak angkat di keluarga saya. Kalau dia bermasalah, Ibu hubungi aja keluarga kandungnya. Orangtua saya nggak punya waktu buat ngurusin anak angkat mereka yang selalu buat masalah, Bu." June menatap Yeri dengan tajam, sebelum akhirnya menatap Bu Minzy lagi sambil menundukkan kepalanya. "Saya permisi, Bu. Setelah bel ada ulangan."
Dan sebelum June benar-benar keluar dari ruangan Bu Minzy, dia sempat mendekat ke arah Yeri dan berbisik.
"Lo nggak capek buat masalah terus bagi keluarga gue? Mending lo balik ke keluarga kandung lo deh. Nyusahin aja!"
To Be Continue___
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspeakble Heart [Junhoe X Yeri] ✅
Short Story'Mungkin, mati adalah pilihan terbaik' -Kim Yerim.