Saat ini, Yeri sedang menunggu Donghan di salah satu cafe yang jaraknya nggak begitu jauh dari sekolahnya Donghan. Sejak tadi malam, Yeri benar-benar merasa nggak tenang. Iya, sejak June menyatakan perasaannya pada Yeri. Dan Yeri nggak tau harus cerita ke siapa lagi kalau bukan ke Donghan. Karena Donghan yang paling paham akan kehidupan Yeri.
Tapi demi apapun, Yeri benar-benar nggak nyangka kalau June akan menyatakan perasaannya seperti itu padanya tadi malam. Bukannya selama ini June membencinya? Lalu kenapa tiba-tiba mengatakan suka pada Yeri? Masalahnya, suka yang dikatakan June juga bukan perasaan seorang Kakak ke Adiknya, tapi dari seorang laki-laki ke perempuan. June memang menyukainya, atau... ada hal lain?
"Yer," Yeri tersentak ketika Donghan duduk dihadapannya. "Maaf ya Kakak lama, tadi harus ngumpulin bukunya anak-anak dulu ke ruang guru."
Yeri menganggukkan kepalanya. "Iya Kak nggak papa,"
Donghan menatap kedua cola yang ada dihadapannya dan Yeri secara bergantian, dan paham jika Yeri sudah memesankan minuman untuknya. "Kamu udah makan?" Yeri menggeleng. "Kakak juga belum nih. Kamu tunggu disini ya, biar Kakak pesenin—"
"Nggak usah Kak, nanti aja. Ada yang harus aku omongin sama Kakak, dan ini penting."
Kening Donghan mengerut. "Ada apa Yer?" tanya Donghan sembari meminum cola miliknya.
"Tadi malam Kak June bilang ke aku kalau... dia sayang sama aku."
"Serius? Wah berarti dia udah mulai bisa nerima kamu dong dirumah," kata Donghan lagi sambil sesekali meminum cola-nya. "Kakak seneng kalau dia udah bisa nerima kamu—"
"Bukan itu maksud aku, Kak."
Donghan lagi-lagi mengerutkan keningnya. "Jadi?"
"Sayangnya itu sebagai cowok ke cewek, bukan sebagai saudara."
"Uhuukkkkkk—kkhh uhukkkkk!!!" Donghan yang hampir menelan cola yang berada dalam mulutnya, spontan terbatuk begitu mendengar ucapan Yeri.
Yeri menatap Donghan dengan khawatir sembari mengusap lengannya berkali-kali. "Kakak nggak papa?"
Donghan menggelengkan kepalanya sambil berusaha mengatur nafasnya yang nggak beraturan karena terkejut. Setelah menunggu beberapa menit, Donghan kembali mendongak dan menatap Yeri.
"June sayang sama kamu sebagai cowok ke cewek?" tanya Donghan, Yeri mengangguk. "Kamu nggak salah Yer?"
Yeri menggeleng. "Enggak Kak, Kak June beneran ngomong gitu."
"Gimana bisa... Maksud Kakak, kita tau selama ini dia suka kasar ke kamu dan— dia bilang dia sayang sama kamu?" Donghan mengerutkan keningnya. "Ini... agak aneh,"
Yeri mengangguk. "Aku juga bingung Kak. Kaget sih tepatnya, dia tiba-tiba aja meluk aku tadi malam dan bilang kayak gitu." Kata Yeri sambil menggigit bibir bawahnya pelan. "Apa jangan-jangan... Kak June cuma ngigau ya?"
Donghan nggak langsung menjawab. Dia hanya diam, memikirkan segala kemungkinan atas ucapan Yeri. Sebenarnya memang cukup masuk akal ketika June bersikap kasar pada Yeri, dan alasannya adalah karena June memiliki perasaan lebih pada Yeri. Dan sikap kasar itu bisa jadi karena dua alasan. Yang pertama untuk menutupi perasaannya pada Yeri, agar tidak terlalu jelas. Dan yang kedua, karena June sulit menerima fakta bahwa Yeri hanya bisa menjadi adiknya.
Seketika, Donghan menggelengkan kepalanya. "Kayaknya enggak deh, Yer."
"Maksud Kakak?"
"June nggak mungkin ngigau,"
Yeri mengerutkan keningnya. "Trus maksud Kakak... Kak June beneran sayang sama aku sebagai cewek?"
Bukannya menjawab pertanyaan Yeri, Donghan justru berdiri dari duduknya. "Kamu nanti langsung pulang aja ya, Kakak ada urusan."
Yeri mengerjapkan matanya ketika melihat Donghan berdiri. "Kakak mau kemana? Kan kita belum selesai ngobrol,"
"Nanti Kakak main ke rumah kamu, sekarang ada hal penting yang harus Kakak tau."
"Apa itu Kak?"
"Kakak mau ketemu June, Kakak harus tau kejelasannya dari dia langsung."
Yeri membulatkan matanya. "Ta—Tapi Kak—"
Belum sempat Yeri menyelesaikan ucapannya, Donghan sudah lebih dulu berlari keluar dari cafe, dan nggak mungkin Yeri bisa mengejarnya. Sekarang yang Yeri lakukan hanya mengacak rambutnya frustasi. Sepertinya bukan ide yang bagus jika Donghan menemui June secara langsung seperti itu, apalagi membahas masalah ini.
"Aduh..." Gumam Yeri. "Gimana kalau Kak June beneran ngigau? Trus dia nganggap gue kepedean karena nyeritain ini ke Kak Donghan?" Yeri mengacak rambutnya lagi. "Kalau Kak June beneran ngigau, bisa aja setelah ini dia jadi lebih benci sama gue."
To Be Continue___
Chapter ini udah cukup jelas belum?
Iya, nggak mungkin di mimpinya June tuh Yeri ngobrol sama Donghan kan?
Jadi dengan ini aku perjelas lagi ya, kalau mulai chapter tujuh belas sampai chapter dua puluh satu itu mimpi. Mimpinya June. Jangan hujat aku ya >___<
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspeakble Heart [Junhoe X Yeri] ✅
Krótkie Opowiadania'Mungkin, mati adalah pilihan terbaik' -Kim Yerim.