"Yer, kamu nggak masuk?" tanya June ketika melihat Yeri hanya diam didepan ruang ICU. Siwon udah sadar dan udah bisa dijenguk, tapi batas penjenguk hanya boleh 2 orang. Yoona dan Woojin sudah masuk lebih dulu, lalu setelah mereka keluar masuklah Donghan. Sebenarnya Donghan udah ngajak Yeri buat masuk, tapi Yeri nggak mau. "Emang kamu nggak pengen tau gimana keadaan Ayah kamu?"
Yeri menunduk sambil menghela nafasnya. "Bukan nggak pengen tau Kak," kata Yeri menggantung. "Tapi aku nggak yakin Ayah mau ngeliat aku," Yeri semakin menundukkan kepalanya. "Aku takut itu malah akan memperburuk kondisi Ayah."
"Kok memperburuk sih? Ayah kamu pasti seneng bisa liat kamu jenguk dia, kamu anaknya."
Yeri menggeleng pelan. "Tapi kan Kakak tau sendiri, aku ini bukan anak biasa dimata Ayah. Aku beda dari Kak Donghan dan Woojin, Ayah nggak pernah terima sama fakta kalau aku ini anaknya." Yeri meremas ujung bajunya kuat-kuat untuk menahan tangisnya. Dia memang selalu sehancur ini tiap membahas hal ini, terlebih dengan kondisi Siwon saat ini.
June menghela nafasnya pelan, lalu ikut berdiri disampingnya. Diusap-usapnya pelan kepala Yeri, berusaha menenangkannya. "Yaudah yaudah, nggak papa kalau nggak mau masuk. Tapi jangan nangis gini dong," June melirik sekitarnya. "Lagi rame nih, nggak mungkin aku peluk kamu."
Yeri mendecak, lalu memukul lengan June pelan. "Siapa juga yang minta dipeluk?"
"Ya abis nangis gitu, dikira orang aku nih yang bikin kamu nangis." June mencubit pelan pipi Yeri. "Senyum dong,"
"Nggak mau,"
"Mau aku cium lagi?" Yeri lagi-lagi memukul lengan June, kali ini lebih kuat dari sebelumnya sehingga membuat June meringis. "Aduh... Kok kamu kasar sih?"
"Ya siapa suruh ngomong kayak gitu," kata Yeri sambil mengalihkan wajahnya yang memerah, teringat saat June menciumnya waktu itu.
"Kan cuma nawarin, kalau nggak mau ya nggak papa. Kalau mau ya aku cium beneran," June mencolek pipi Yeri sambil tertawa pelan. "Cie, malu ya?"
Yeri menyingkirkan tangan June dari pipinya, lalu berlagak marah. "Biasa aja tuh,"
Ya, cuma ini yang bisa June lakukan untuk membantu Yeri setidaknya sedikit. Memang nggak berarti apa-apa, tapi membuat Yeri lupa akan rasa sedihnya adalah tujuan June saat ini, dan seterusnya. Udah cukup perempuan itu menahan sakit dari Ayahnya, June nggak akan menambah rasa sakit itu lagi dan menggantinya dengan senyuman. Dia yakin, dia bisa.
Donghan keluar dari ruang ICU lalu menghampiri Yeri dan June. Yeri spontan berlari kearah Donghan untuk mendengar kondisi Siwon dari apa yang Donghan lihat. Ia juga melakukan hal itu pada Yoona dan Woojin yang sedang pergi ke kantin rumah sakit untuk makan siang ketika mereka keluar dari ruang ICU.
"Kak, gimana keadaan Ayah?"
Donghan tersenyum tipis. "Masuk aja gih, jenguk Ayah."
Yeri menggeleng pelan. "Enggak Kak, Ayah pasti nggak mau liat aku."
"Kata siapa?" Donghan menepuk pundak Yeri pelan. "Ayah lagi tidur tuh, kamu masuk aja. Ayah nggak akan sadar kamu datang, kalau kamu takut Ayah nggak mau liat kamu. Kan Ayah tidur, jadi nggak ngeliat kamu dateng."
"Beneran Kak?" tanya Yeri, Donghan mengangguk. "Tapi... aku takut ganggu Ayah,"
"Ayah aja bisa tidur tanpa merasa terganggu padahal di dalam suara alat-alatnya berisik banget. Masa iya kamu jenguk doang Ayah kebangun?" Donghan melirik June yang ada dibelakang Yeri. "Lo mau masuk juga? Masuk aja, temenin Yeri."
![](https://img.wattpad.com/cover/123458444-288-k213776.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspeakble Heart [Junhoe X Yeri] ✅
Short Story'Mungkin, mati adalah pilihan terbaik' -Kim Yerim.