Donghan ngeliatin Yeri yang sedang duduk disampingnya dengan mata yang sayu. Ia menghela nafasnya pelan, mengalihkan pandangannya kearah lain untuk beberapa saat, sebelum akhirnya kembali menatap Yeri dari samping.
"Kamu kurusan, Dek."
Yeri menoleh kearah Donghan, lalu tersenyum tipis. "Diet aku berhasil dong, Kak."
"Diet apanya sih? Kamu nggak pernah gendut," kata Donghan, lalu menarik Yeri ke dalam pelukannya. Donghan mengusap rambut Yeri dengan lembut, mencoba memberikan ketenangan pada adiknya itu. "Kamu banyak pikiran?" tanya Donghan. "Atau antara June atau Ayah nyakitin kamu lagi? Cerita sama Kakak,"
Yeri nggak menjawab, dia hanya diam dalam pelukan Donghan sambil menghela nafasnya dengan pelan. Lalu tangannya bergerak untuk membalas pelukan Donghan. Yeir memejamkan matanya, merasakan betapa menenangkannya berada dalam pelukan Donghan sekarang.
Tapi pikirannya berputar-putar pada kejadian dua hari belakangan ini. Iya, dia udah memutuskan untuk nggak melanjutkan hubungannya dengan Chanwoo. Yeri nggak mau hubungan pertemanan Chanwoo dengan June itu hancur karena dirinya, dan juga Yeri nggak mau Chanwoo semakin dibenci sama Siwon. Walaupun sempat menolak, namun Chanwoo akhirnya menerima keputusan Yeri, walaupun sebenarnya dia nggak rela.
Dan June. Iya, dia memang hampir nggak pernah bersikap manis pada Yeri. Terlebih dua hari ini. Yeri sadar kalau Dara masuk rumah sakit itu salah satu penyebabnya adalah dirinya, dan June pantas marah padanya. Syukurlah kondisi Dara baik-baik saja, hanya terlalu lelah dan mungkin malam ini sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Tapi tetap saja, Goo Junhoe adalah Goo Junhoe. Selama dua hari ini, jangankan berbicara pada Yeri, melihat Yeri saja rasanya June nggak sudi. Yeri bukannya diem aja, dia minta maaf ke June, Dara dan Seunghyun. Tapi seperti biasa, hanya June yang mengabaikan permintaan maafnya.
Siwon juga, nggak jauh beda dari June. Kemarin ketika dia mengantar Woojin pulang ke rumah setelah mereka bertemu, Siwon yang biasanya diam saja ketika Yeri masuk ke dalam rumah untuk bertemu Yoona, kini langsung menyuruhnya pulang bahkan sebelum dia menginjakkan kakinya ke dalam pekarangan rumah mereka. Donghan nggak tau hal ini karena dia lagi diluar rumah saat itu. Yeri juga udah ngelarang Woojin buat cerita ke Donghan, karena dia nggak pengen Donghan berantem lagi sama Siwon. Syukurlah Woojin mendengarkan ucapannya.
Rasanya capek banget. Semua terlalu berat buat dihadapi sendirian. Harus mulai darimana untuk membuat semua keadaan kembali seperti semula? Membuatnya dan Chanwoo kembali, membuat June berhenti membencinya, dan membuat Siwon kembali menerimanya sebagai anak. Rasanya semua sangat sulit. Yeri capek, tapi dia nggak tau harus ngeluh ke siapa. Dan rasanya juga dia memang nggak pantas ngeluh, karena memang sepertinya semua masalah itu berasal dari dirinya. Dia sumber masalah.
Bahkan sekarang, rasanya mengeluarkan air mata itu nggak berguna bagi Yeri. Percuma. Bukannya membaik, justru akan membuat dada Yeri semakin sesak. Dan satu hal terus-terusan terlintas di kepalanya beberapa hari belakangan ini.
Pergi dan ikut dengan Donghyun.
"Kamu tenang aja.. Semuanya bakalan baik-baik aja, Kakak bisa pastiin itu." kata Donghan masih sambil mengusap rambut Yeri. "Kalaupun semua orang benci sama kamu, kalaupun nggak ada satupun orang yang suka sama kehadiran kamu, kamu haru percaya satu hal... Kakak sayang sama kamu, nggak peduli apapun yang terjadi." Kata Donghan lagi. "Dan bukan cuma Kakak. Ada Bunda, Woojin, bahkan Tante Dara dan Om Seunghyun juga sayang banget sama kamu. Kamu nggak sendirian Yer,"
Perkataan Donghan itu seolah dia bisa mendengar semua jeritan hati Yeri. Yeri merasa sangat terharu, dan beruntung memiliki Donghan dan yang lainnya. Tapi jika dipikir-pikir, Donghan juga akan dalam masalah jika terus-terusan membelanya. Semuanya sama saja, dia harus pergi sebelum menyebabkan lebih banyak masalah.
"Kak..." panggil Yeri pelan.
"Hmmm?"
"Kalau Kakak bisa dilahirin kembali... Kakak pengen dilahirin sebagai siapa?"
Yeri melepaskan pelukan Donghan dan menatap Donghan yang tampak sedang berpikir. "Jadi... siapa ya? Kayaknya tetep jadi diri sendiri deh. Kakak udah bersyukur sama semua yang Kakak punya," jelas Donghan yang membuat Yeri tersenyum. Namun kening Donghan mengerut ketika merasa pertanyaan Yeri yang terdengar aneh. "Kenapa kamu tiba-tiba nanya gitu? Emangnya kamu pengen terlahir sebagai siapa?"
Yeri tersenyum tipis, lalu mengalihkan pandangannya kearah depan. Menatap para perawat dan pasien yang berlalu lalang di depan mereka.
"Aku... pengen nggak pernah terlahir di dunia ini, Kak. Kayak yang selalu Ayah bilang," Yeri tersenyum tipis, lalu menundukkan kepalanya untuk beberapa saat. Ia mendongakkan kepalanya lagi ketika merasa matanya mulai terasa panas. "Kayaknya apa yang Ayah bilang itu ada benernya, Kak. Aku nggak berhak dilahirin. Aku cuma pembawa masalah, pembawa sial buat keluarga kita, dan keluarganya Mama Dara. Aku... nggak berhak hidup, Kak."
"Kamu ngomong apa, Yer? Jangan dengerin omongan Ayah, kamu itu penting buat Kakak."
Yeri menggelengkan kepalanya, lagi-lagi sambil tersenyum. "Aku... pengen banget ngeliat Ayah bahagia, pengen Ayah nggak marah-marah lagi. Dan satu-satunya cara adalah... dengan cara itu,"
Ucapan Yeri tentu saja membuat seseorang yang sejak tadi menguping obrolan antara Yeri dan Donghan merasa sangat terkejut. Ya, dia adalah orang yang selalu membenci Yeri tanpa alasan, selalu marah pada Yeri tanpa pernah benar-benar adanya kesalahan yang Yeri buat. Dia adalah Goo Junhoe.
Sebenarnya, tadi dia jalan di koridor rumah sakit untuk pergi ke kantin rumah sakit dan membeli makanan. Namun karena melihat Donghan dan Yeri, rasa penasaran June tiba-tiba bangkit. Dia justru berdiri di salah satu tiang yang nggak jauh dari tempat Yeri dan Donghan duduk, dan mendengar semuanya dengan sangat jelas.
Dan perkataan terakhir Yeri terang saja membuatnya sangat terkejut. Dari nadanya saja, sudah terdengar bahwa Yeri sedang sangat sedih dan putus asa. Dan karena ucapannya yang sudah terlalu aneh, June jadi takut akan satu hal.
Takut Yeri benar-benar pergi, menyusul Donghyun, Kakaknya.
To Be Continue___
Double update?
Yay or nay?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspeakble Heart [Junhoe X Yeri] ✅
Cerita Pendek'Mungkin, mati adalah pilihan terbaik' -Kim Yerim.