06

14.6K 984 58
                                    

Kedewasaan pikiran tidak ditentukan usia tetapi kesiapan diri.

***


"

Tante liat aja ntar! Minggu depan Ayumi udah kerja dan Ayumi pasti bisa dapat yang lebih dari Om Raja. Burungnya lebih gede, telornya ada dua, bulunya lebat dan yang pasti dia tahan lama."

"AYUMMIIIIII!!!!"

"whahahahahahaha...

***

Ayumi mengerucutkan bibirnya. Matanya memanas menahan air mata yang siap menetes hanya dengan sekali kedip. Bayangkan saja kalau saat ini Ayumi sedang dihukum Papanya berdiri di pojok dinding ruang makan sementara mereka semua menikmati sarapan pagi dengan khitmat. Setelah tadi Ayumi mengeluarkan kata-kata ajaibnya dengan begitu lancar tanpa ada jeda, dan tentunya berhasil membuat Papanya terkena serangan jantung beberapa detik karena terkejut mendengar kata-kata vulgar dari bibir Ayumi. Papanya cuma tahu kalau Ayumi itu adalah gadis yang kelewat polos, sangking polosnya gampang banget dibodoh-bodohi.

"Bibir jangan dimajuin gitu Ayumi. Om Raja juga gak bakal nafsu lihat bibir moyong kamu itu." ujar Tante Niken menggoda Ayumi. Melihat wajah kesal Ayumi membuat Tante Niken kesenangan, rasanya Tante Niken ingin menggigit habis pipi Ayumi sangking gemasnya.

Ayumi tidak menghiraukan godaan Tante Niken yang ada dia membuang pandangannya dari tatapan menyebalkan tantenya itu. Kalau bisa memilih ingin rasanya Ayumi menyumpal mulut Tante niken, menotong habis rambut Tante Niken biar wanita itu menjadi jelek dan dia bisa bahagia hidup berdua dengan sang pujaan hati. Om Raja Sadewa.

Aaah Andai membunuh dan mempelet orang tidak dosa, maka sudah dipastikan Ayumi sudah dari awal membunuh Tante Niken atau malah lebih memilih mempelet om Raja biar bisa jatuh cinta setengah mati. ah mungkin kalau om Raja bisa cinta mati dengannya maka dipastikan bahwa Ayumi akan menjadi sosok gadis paling bahagia diseluruh permukaan bumi.

Seketika bayang Ayumi berkelana kearah malam pertama dirinya dan Om Raja. Om Raja yang merayunya dengan segudang kata-kata cinta, menciumi seluruh tubuhnya hingga dia mendesah manja dan terakhir Om Raja akan meminta izin untuk memasukin dan see mereka akan berteriak oh baby dengan penuh kenikmatan.

"Ayo kamu mikirin apa sampe muka mupeng gitu?" ntah sejak kapan Tante Niken berdiri dihadapan Ayumi dengan senyum jail. "lagi bayangin yang nggak-nggak kan? Isisis dasar Ayumi mesum!"

"Tante please deh jangan gangguin Ayumi. Ayumi itu lagi di hukum sama Papa DURHAKA. Jadi tante jangan gangguin Ayumi!" sungut Ayumi kesal. Sesekali matanya melirik Papanya untuk mencari tahu apa pria itu tersindir atau tidak, dan sialnya pria itu tidak tersindir sama sekali yang ada Papanya malah sok sibuk membaca koran.

"Emang ada gitu Papa durhaka?" tanya Tante Niken menaikkan kedua alisnya, sementara tangannya ia lipat di depan dada.

"Yaadalah! Buktinya tuhtuh yang di meja makan sana, itutu yang sok sibuk padahal gak sibuk itu salah satu Papa durhka. Ada gitu seorang Papa yang tega menghukum anak gadis cantiknya, padahalkan anaknya belum MAKAN loh." Ayumi semakin memperkeras suaranya untuk menyindir Papanya. "Anaknya saat ini mau mati saja tante. Mamanya ratu cubit, terus Papanya raja eh maksudnya pangeran tukang hukum. Kan kasihan banget anaknya itu ya tan punya orang tua JAHAT gitu." kali ini Ayumi bukan cuma menyindir Papnya tapi juga Mamanya.

"Kan anaknya mesum, Yum. Buktinya tadi tuh anaknya ngomong vulgar di depan Papanya. Malah nih ya yang paling parahnya tuh anaknya mau ngerebut calon suami tantenya. Parahkan tuh bocah." balas Tante Niken menyindir Ayumi.

Ayumi semakin mengerucutkan bibirnya mendengar Tante Niken menyindir balik dirinya. Sial.

"Tante nyindir Ayumi?"

"loh kamu ngerasa?"

"Kok kalian jahatin Ayumi sih! Salah Ayumi apa? Apa salah Ayumi sehingga kalian begini? Emang salah kalau Ayumi mesum? Kan Ayumi lahir karena bibit yang ditabur Papa. Jadi apa salah Ayumi? Apa! Kenapa kalian begini. Kalau Ayumi mesum yaitu titisan dari Papa sama Mama. Kan katanya buah gak jatuh jauh dari pohonnya, nah itu artinya kan mesum Ayumi itu turunan dari Papa sama Mama." ujar Ayumi cepat. Nafasnya naik turun dan suara nyaringnya kini sudah dipadukan dengan suara isakan.

"Itulagi om Raja masa lebih milih tante Niken yang jelek dari pada Ayumi yang cantik sexy bohay montok baik hati dan hidung minialis." ujar Ayumi kesal.

"Jaga sopan santunmu Ayumi." Papa Ayumi mengeluarkan khas suara penuh peringatannya. Mata pria itu menyorot tajam kearah Ayumi. Dia menggeleng tidak menyangka kalau anaknya akan semengerikan ini.

"Ayumi sopan kok, Pa. Please deh Papa jangan sensitif. Papa gak merasa bersalah gitu karena ngehukum Ayumi? Ayumi lapar dan Ayumi lelah Pa. Apa salahnya sih Papa nawarin Ayumi makan dulu."

"Hari ini kamu puasa."

"Oke! Ayumi puasa sampe selama-lamanya. Biarin aja Ayumi mati biar kalian senang. Ayumi mau masuk kamar aja, Ayumi mau lihat poto roti sobek aja biar Ayumi kenyang." ujar Ayumi berlalu pergi dan sebelum dia menghilang dia masih sempatnya memeletkan lidahnya kearah empat kepala yang menatapnya dengan tatapan geli.

"Ayumi bakal ngurung diri dikamar sambil nontong vidio kuda-kudaan cara buat anak kembar mampusssss wle..."

"AYUMI!

"Whahahha....

#tbc

vote dan coment buat next partnya sayangku ,😘

#thx

Om! I love you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang