"Ayumi bilang kalau Ayumi itu pacarnya saya, kekasihnya saya, tetapi buktinya mana. Ke mana kesetiaanmu sebagai seorang kekasih, Ayumi? Kalau sifat asli kamu ternyata segenit ini maka saya akan mundur. Kamu bisa mencari pria ya___
"Eh Aji!!" Ayumi berteriak memanggil pria yang mengendarai Moge. saat ini mereka sedang terjebak macet dan di samping mobil Ayumi dapat melihat Aji si perbut ciuman pipi pertamanya.
"Mantan Ayumi lagi?"
***
"Mantan Ayumi lagi?" Alvin menepuk keningnya, menyandarkan punggungnya ke bangku. Menggeleng tidak percaya ke arah Ayumi. Wanita yang dia anggap berbeda dengan kebanyakan wanita di sekelilingnya ternyata sama saja. sama-sama genit.
Ketika mereka sudah terbebas dari macet, Ayumi kembali mengalihkan fokusnya ke arah Alvin yang terlihat memejamkan matanya dan Vino yang fokus menatap layar hapenya.
"Kalian kenapa?" tanya Ayumi kebingungan dengan aura dingin yang dia rasakan. Bahkan Pangeran saja pun tampak ogah menoleh ke arahnya.
Ayumi menatap Alvin, menyentuh tangan pria itu hingga Alvin membuka mata."kamu kenapa?" tanya Ayumi lembut.
Alvin menjauhkan tangan Ayumi. "Kamu tanya pada diri kamu apa yang sudah kamu lakukan, apa yang baru saja kamu ucapkan dan apa saja tingkah yang baru kamu tunjukkan. Sebagai seorang wanita yang berpendidikan tinggi. Usiamu berapa, Ayumi? 20? 21? 22? Apa pantas wanita berusia segitu melakukan hal dan menunjukkan tingkah tidak berpendidikan seperti tadi? Saya tidak menuntut kamu untuk menjadi wanita yang sempurna, memasang topeng sempurna untuk memikat hati saya. Karena nyatanya saya lebih menyukai wanita yang penuh kekurangan tetapi menuntupi kekurangannya dengan sifat dan tingkah yang mencerminkan wanita baik-baik bukan wanita murahan." ujar Alvin menyentuh pundak Pangeran agar menghentikan laju mobil.
Begitu mobil berhenti Alvin langsung keluar dari mobil. Menghiraukan wajah pucat pasi Ayumi yang tidak menyangka dengan apa yang barusan Alvin ucapkan. Pria itu seolah menutup mata dari wajah terkejut Ayumi. Setelah Alvin keluar dan langsung menyetop taxi, Pangeran kembali mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.
Ayumi berbalik, ia menatap Vino yang terlihat memasukkan handphonenya ke dalam saku. Pria itu berbalik menatap Ayumi dengan tatapan sendu. Tangannya ter ulur mengelus pucuk kepala Ayumi.
"Kamu salah kalau mengira kami pria hanya mengedepankan kesempurnaan, karena kenyataannya kami menginginkan wanita yang penuh kekurangan dan akan sempurna jika bersanding denga kami. Kamu cantik, baik, berpendidikan tinggi dan dari keluarga yang baik-baik, maka tidak heran jika banyak pria yang mengejarmu. Tetapi kamu harus tahu Ayumi, kecantikan dan kekayaan tidak menjamin seorang pria bisa mencintai wanita, tetapi kebaikan, sifat dan tutur kata yang baiklah yang mampu membuat kami pria ini terpaku dengan satu pilihan. Dan kekurangan kamu adalah pada sikap kamu yang sekenaknya. Jangan bertingkah seperti wanita yang haus belaian, Ayumi." ujar Vino lembut. Dia menyentuh tangan Ayumi, mengelusnya pelan.
"Belajar untuk menjadi baik tidak harus meninggalkan sifat dasar. Belajarlah untuk lebih dewasa Ayumi, belajarlah untuk menjadi dirimu sendiri dengan batasan tertentu. " ujar Vino mencolek bahu Pangeran agar menepikan mobil tepat di simpang posko polisi. "Aku harap kamu mengerti dengan ucapanku. Istri dari polisi dan tentara diharuskan berututur kata baik, memiliki perliaku yang mencerminkan wanita berpendidikan dan patut di contoh oleh masyarakat umum." ujar Vino lagi dan langsung turun dari mobil. Pria tampan itu tidak menoleh lagi ke belakang hanya untuk memastikan apakah Ayumi dalam kondisi baik-baik saja setelah menerima kritikan pedas dari dua pria sekaligus.
Ayumi menyandarkan punggungnya. Memejamkan matanya sebentar, meremas ujung bajunya. Setitik air mata menetes di pipinya.
Apa yang salah darinya? Dia hanya ingin menunjukkan kepada pria yang mendekatinya bahwa inilah dia, inilah sifat asli dari seorang Ayumi. Blakblakkan dan bertingkah sekenaknya itulah dia.
"Antar aku ke jalan blabla, Pangeran." ujar Ayumi masih memejamkan matanya.
Ucapan-ucapan yang keluar dari.mulut Alvin dan Vino belum bisa di cerna kepalanya. Apa salahnya bertingkah seenaknya di saat dia masih ingin mendapatkan pria yang terbaik dari yang terbaik yang mampu menerima sifat baik dan buruknya dengan tangan terbuka.
Kalau mereka memang pria yang terbaik, pria yang memiliki stok ke sabaram besar maka mereka tidak akan pernah meninggalkan Ayumi dengan kata-kata pedas. Seharusnya mereka menjelaskan dan mengulurkan tangan untuk membawa Ayumi ke jalan yang lebih baik, memberi tahu sifat buruk Ayumi tanpa mencela dengan ungkapan miring.
Ayumi masih gadis normal. Menginginkan satu pria terbaik yang akan setia mendampinginya hingga menuah. Tidak pernah lelah untuk mengajari Ayumi, dan selalu setia merengkuh tubuh Ayumi dalam pelukannya dan tidak akan melepaskan rengkuhan itu walau Ayumi meminta.
"Apa semua pria hanya menuntut kesempurnaan, Pangeran? Apa salah aku memperkenalkan sifat burukku kepada mereka, agar nanti setelah mereka menjadi pendampingku tidak terkejut dengan sifat asliku dan pada akhirnya memilih mundur dan berlalu meninggalkanku?" tanya Ayumi lesuh. Pagi yang dia kira akan membawa keceriaan benar-benar pagi tersial dalam hidupnya.
Pangeran melirik sekilas ke arah Ayumi. "Itulah kami, Ayumi. Kami memang terlihat buruk dalam segala sisi pernilaian kalian kaum wanita. Tetapi kami pria akan selalu memilih wanita terbaik dari yang terbaik yang bisa mendampingi kami." ujar Pangeran ambigu.
Ayumi menegakkan badannya. "Itu lah kebodohan dari seorang pria, Pangeran. Mereka menginginkan sosok sempurna yang memiliki tipu daya yang sangat besar. seorang pria rela meninggalkan wanita yang apa adanya demi wanita yang dia anggap sempurna." ujar Ayumi yang terdengar ambigu di telinga Pangeran.
"Aku tidak mengerti maksudmu, Ayumi."
"Pria akan meninggalkan kami wanita yang selalu menunjukkan 'inilah kami' demi wanita yang terlihat sempurna. Contohnya, sekarang itu lagi zamannya pelakor. Pria akan dengan bangga menjawab kenapa dia meninggalkan anak istrinya dengan jawaban 'Dia terlalu cerewet, banyak aturan dan badannya berbau bawang. Bagaimana kami para suami bisa betah di rumah jika istri kami saja selalu memperlihatkan wajah cemberut dan berpenampilan dekil? Kami parah pria hanya membutuhkan wanita yang bersih dan wangi untuk menyambut kami pulang. Dan si anu adalah wanita yang tepat.' Dan kenyataannya pria tidak mau repot-repot membuka saja sedikit matanya untuk melihat kenapa itu semua terjadi. Kenapa istri cerewet?.kenapa istri memasang wajah cemberut? Dan kenapa istri selalu berpenampilan seperti pembantu yang berbau bawang? Apa kalian pernah mencari tahu jawaban itu? Tidak! Karena kalian para pria hanya sibuk memikirkan kepuasaan burung kalian. Kalau kalian bosan dengan gua istri kalian yang kedodoran, maka berikan dia uang lebih, berikan dia waktu istirahat sejenak dari pekerjaan rumah tangga bukan malah yang ada kalian pergi meninggalkan kami, karena kenyataannya gua kami melebar karena melahirkan anak-anak kalian." ujar Ayumi berapi-api.
entah kenapa topik bahasan yang Ayumi ungkapkan bisa menyimpang ke arah pelakor. Karena kenyataannya kesempurnaan adalah hal yang selalu diidam-idamkan oleh pria yang rendah imannya.
#
KAMU SEDANG MEMBACA
Om! I love you.
HumorUpdate Tiap HARI! Ayumi suka om Raja. Tapi Om Raja itu pacaranya tante Niken. *** Ayumi Sri Rahayu, gadis berusia 22 tahun yang jatuh hati kepada pacar tantenya Raja Putra Dewa, seorang pengusaha muda berusia 33 tahun yang menjalin hubungan dengan t...