Setelah tiba di kantor barunya, Ayumi langsung turun dan menyerahkan beberapa lembar uang pecahan lima puluhan. Ayumi berlari kecil memasuki kantor barunya. Mengedarkan pandangannya untuk mencari resepsionis yang bisa dia tanyai.
Dia sudah terlambat lima belas menit di hari pertama dia berkerja dan ini semua gara-gara dua pria yang menuntut kesempuranaan itu. Lihat saja, mereka akan menyesal karena menertawai sifat kekanakan dari seorang Ayumi.
Dengan langkah linglung, kepala menoleh ke kiri dan ke kanan mencari seseorang yang bisa dia tanyai tetapi nihil. Kantor ini kosong melompong hanya menyisahkan seorang satpam ya satpam!
Seolah mendapat pencerahan Ayumi langsung melangkah ke luar mencari satpam yang tadi menunduk hormat membukakan pintu kantor kepadanya.
"Pak, permisi saya mau nanya ini orang-orang kantor pada kemana ya?" tanya Ayumi sopan.
"Di aula lantai dua bu. Pagi ini ada penyambutan khusus kepada pemimpin khusus." jawab satpam itu ramah.
Ayumi mengangguk mengerti dan dengan senyum ramahnya dia mengangguk dan mengucapkan terima kasih sebelum kakinya melangkah masuk kembali ke dalam kantor.
Ayumi memilih duduk di bangku tamu, dia menautkan kesepuluh jarinya, mewanti-wanti surat pemecatan atas keterlambatannya di hari pertama kerja.
Hampir setengah jam Ayumi menunggu dengan harap cemas. Ingin pulang dia takut Mamanya akan mengamuk, Ingin menghubungi tante Niken Ayumi takut tantenya itu akan menertawai kesialannya. Jadi Ayumi lebih memilih diam dan menunggu surat pemecatan di hari pertama di berkerja. Dalam hati Ayumi menghitung sudah berapa detik yang dia lalui dengan kecemasan yang luar biasa.
Tidak menunggu lebih lama lagi dalam ketegangan dan kegelisahan, akhirnya satu persatu karyawan kantor terlihat bermunculan dari dalam lift, ada yang dari tangga. wajah mereka berseri dalam tingkat yang berbeda.
Para pria memasang ekspresi masam, dan begitu sebaliknya para wanita sibuk berbisik-bisik dengan wajah berseri bahagia.
Otak Ayumi yang memang sudah tercemar dengan humor tentang CEO baru yang berpenampilan wow, langsung tersenyum bahagia dalam hati. Ayumi meraih kaca kecil dalam tasnya. Dia harus memastikan bahwa penampilannya sudah pas. Dia akan mencoba peruntungan untuk menggait sang pemimpin yang merangkak menjadi bosnya.
Ayumi memasukan kembali kaca ke dalam tasnya.
"Apa benar kalau nama Ibu adalah Ayumi?" tanya wanita cantik yang berdiri di depan Ayumi. Wanita itu terlihat seperti pramugari dengan rambut di sanggul kecil, make up yang natural, baju yang sopan namun terlihat begitu menarik. Ayumi yakin bahwa wanita yang berdiri di depannya itu adalah bidadari.
"Iya saya. Kenapa, mbak?" tanya Ayumi beridiri. Dan memasang senyum termanisnya kepada Wanita itu.
"Ibu ditunggu di ruang CEO lantai tiga. Permisi." ujar wanita itu sedikit penunduk dan berlalu pergi begitu Saja.
Ayumi gelagapan. Dia memandang sekelilingnya. Lantai tiga? Ruang CEO? Ngapain? Apa keterlambatannya memang begitu fatal sehingga dia harus di panggil ke ruangan CEO.
Ayumi meramas kedua tangannya dengan perasaan gugup yang luar biasa menyesakkan. Gila memang. Kalau sampai dia di pecat maka habislah dia.
Dengan langkah sedikit lesu Ayumi melangkah ke arah lift. Memasuki lift dengan kepala menunduk. Sesampainya di lantai tiga dia langsung melangkah mendekati satu-satunya ruangan yang ada di lantai itu. Mengetok pelan pintu itu pelan hingga terdengar suara dehemen yang di artikan Ayumi sebagai persetujuan untuk Ayumi masuk.
Ayumi membuka pintu pelan. Menatap ke arah punggung pria dewasa yang sedang menatap ke luar jendela.
"kenapa kamu terlambat?" tanya suara itu berdesis tajam ketika Ayumi.baru saja melangkah beberapa langkah.
"Eh? saya."
"Kenapa kamu terlambat?" tanya pria itu lagi.
Ayumi menggigit bibir bawahnya sebelum ide berlian terpikirkan di kepala cantikanya.
"Saya terlambat karena suami saya tadi pagi minta jatah pak. Tahu sendiri kalau suami meminta istri wajib memberi, gak boleh nolak karena itu dosa. Dan tadi suami saya minta main 3 ronde dan saya kelelahan terusa saya telat. Jadi jangan pecat saya ya pak, karena kalau bapak mecat saya itu artinya bapak sama aja sudah manyakiti hati saya. Bapak taukan apa hukuman bagi seorang pria yang menyakiti hati seorang wanita, apalagi saya lagi hamil." ujar Ayumi dengan satu tarikan nafas.
Beberapa menit tidak ada suara selain suara tarikan nafas Ayumi.
"Pak kok diam?" tanya Ayumi pada akhirnya.
"keluar dan jangan kembali ke kantor ini lagi. Kamu saya pecat."
#tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Om! I love you.
HumorUpdate Tiap HARI! Ayumi suka om Raja. Tapi Om Raja itu pacaranya tante Niken. *** Ayumi Sri Rahayu, gadis berusia 22 tahun yang jatuh hati kepada pacar tantenya Raja Putra Dewa, seorang pengusaha muda berusia 33 tahun yang menjalin hubungan dengan t...