Kisselle menatap cincin yang melingkar di jari tengahnya. Tidak percaya bahwa secara tidak langsung ia membuka pintu dengan begitu lebar kepada Geon. Pilihan untuk menerima Geon memang bukan sebuah hal yang teramat mengerikan, mungkin masih mengerikan namun dalam kadar yang sedikit. Akan tetapi bayangam hidup bersama Geon sungguh berada di luar keinginan Kisselle. Berkali-kali Kisselle berkata bahwa ia masih begitu mencintai kebebasannya. Tidak mau Kisselle mengorbankan kebebasannya yang begitu berharga demi sebuah ikatan yang rumit seperti pernikahan.
Kisselle menghembuskan napasnya. Ini hari libur dan seharusnya Kisselle menikmati liburannya dengan senang hati. Bagaimana mungkin sekarang hidupnya menjadi semakin rumit, padahal semula ia mengira bahwa Geon adalah ATM berjalannya yang bisa ia gunakan kapan saja. Ini benar-benar gila!
Merebahkan tubuhnya dengan perasaan lelah. Kisselle meraih ponselnya lalu membuka kamera dan mengarahkannya pada tangannya yang ia angkat. Memang cincin itu tidak terlalu buruk tersemat di jarinya. Ia tergelak akan pikirannya mengenai cincin itu. Dan entah apa yang terjadi, Kisselle membuka pesan melihat percakapannya dengan Geon yang terakhir kali, seminggu yang lalu. Tidak ada yang spesial, hanya percakapan kaku dari Geon dan balasan bosan dari Kisselle. Terkadang jika mengingat-ingat perbuatan Kisselle yang begitu jahat kepada Geon membuatnya merasa bersalah. Kisselle tertawa kecil ketika menemukan percakapan yang begitu konyol menurutnya.
To: Pak Geon
Gue suka, Pak. Kenapa sih lo nanya mulu? Mau banget ngawinin gue?
From: Pak Geon
Tidak perlu ditanyakan lagi. Saya sudah lama jadi duda, jadi ingin cepat-cepat...
To: Pak Geon
Cepet-cepet apa? Otaknya dikontrol ya!
From: Pak Geon
Kamu ngomong jorok.
_
To: Pak Geon
Dih, apaan? Lo juga yang mesum. Gue ngomong jorok dari mananya coba?
From: Pak Geon
Itu tadi otaknya di apa? Jorok tuh.
To: Pak Geon
Itu kontrol ya!!!
Sekali lagi Kisselle terkekeh. Ia sedikit tidak menyangka kalau pribadi seperti Geon masih bisa bergurau meski gurauannya begitu konyol. Sudah seminggu Kisselle tidak berhubungan dengan pria itu. Setelah memberinya cincin, Geon tidak pernah lagi menemuinya atau sekedar menghubunginya lewat pesan. Dan tidak dapat berbohong kalau Kisselle sedikit kehilangan. Ia sudah terlalu terbiasa dengan gangguan Geon. Terlebih lagi hari ini libur dan Kisselle tidak memiliki kegiatan lain selain menatap cincin di jarinya dengan penuh arti. Perasaannya pada Geon sulit sekali untuk bisa Kisselle pahami. Ketika ia tidak siap untuk menyerahkan dirinya ke dalam sebuah kehidupan baru dengan segunung peraturan bersama Geon, namun Kisselle pun tidak siap untuk melepaskan segala hal baru yang Geon berikan hingga Kisselle menggilainya.
Kisselle membuka keyboard dan menggerakan ibu jarinya menekan huruf-huruf di sana.
To: Pak Geon
Pak lo lagi ngapain? Kenapa gak pernah hubungin gue la
Kisselle menghentikan ibu jarinya lalu menekan tombol delete dengan meringis karena tidak tahu harus menulis pesan seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISSELLE
Romance"Lebih baik saya nikahi kamu dari pada saya harus buang waktu dan tenaga buat perkosa kamu." -Geonard "Maaf, Pak. Tapi saya gak suka duda." -Kisselle. Kisselle, hanya seorang mahasiswi pengangguran yang tidak tahu harus membayar biaya kuliahnya deng...