Bab 27

81.9K 5.3K 861
                                    

Geon memandangi Kisselle yang tengah terlelap dengan damai. Beberapa saat lalu istrinya mengamuk hanya karena Geon memesan satu kamar dan di dalamnya hanya terdapat satu kasur. Dia masih belum bisa ditaklukan sehingga Geon terpaksa harus tidur di sofa. Ia tidak mau menyalahkan Kisselle, karena semua ini bermula dari kecerobohannya yang tidak peka terhadap situasi dan kondisi. Tapi demi apapun Geon sangat mencintai Kisselle, ia tidak mungkin mau susah payah tanpa malu menaruh harga dirinya dan rela diinjak oleh istri yang seharusnya menghormatinya. Geon tidak mempermasalahkan itu, namun ia pun bingung harus melakukan apa. Di sini ia tidak mau kehilangan Kisselle, namun di lain sisi Geon tidak tega terhadap Vinnie. Geon memang salah.

"Kenapa kamu harus mens, Kiss?" gumamnya bertanya pada Kisselle yang terlelap. Begitu mendengar bahwa Kisselle mendapatkan tamu bulanannya, Geon begitu terpukul. Ia sangat mengharapkan kehadiran seorang anak yang mampu mengikat mereka. Setidaknya itu sedikit mengurangi kemungkinan Kisselle meninggalkannya. Dan mengetahui fakta bahwa Kisselle tidak hamil sungguh membuat kepercayaandiri Geon runtuh. Ia sama takutnya meski dari luar ia tampak kuat dan terlalu tenang.

"Saya sangat mencintai kamu, harga  diri saya tidak sebanding dengan cinta yang saya beri untuk kamu, Kiss. Saya mohon bertahanlah sejenak, setidaknya sampai saya menyelesaikan kesalahan saya di masa lalu," ucapnya lagi melirih. Dikecupnya dahi Kisselle dengan lembut. Keadaan Kisselle yang tengah tertidur  membuatnya  leluasa untuk menunjukan cinta, karena ketika wanitanya ini sadar, senjata Geon hampir remuk terkena tendangannya. Itu mengerikan sekaligus lucu ketika Kisselle berkata udah gue bilang gue  bisa nendang saat ia berhasil membuat sebuah pot retak karena tendangannya yang meleset dari pusat masa depan Geon.

Geon memeluk Kisselle dengan erat. Membawa tubuh Kisselle ke dalam dekapannya dengan hati-hati, karena jika Kisselle terbangun perang dunia akan kembali berlanjut. Ia mengecupi puncak kepala Kisselle, memanfaatkan waktunya agar bisa berdekatan dengan Kisselle. Ia terdiam dengan posisi tersebut cukup lama, sambil menunggu kantuknya datang. Tapi sebuah bunyi mengganggunya. Ponsel Geon berdering. Segera ia meraihnya dengan cepat agar Kisselle tidak terganggu.

"Vinnie?" gumamnya saat melihat nama yang tertera di sana. Geon pun langsung mengangkat kepala Kisselle yang menindih lengannya lalu pergi ke kamar mandi untuk menerima panggilan dari Vinnie. Ia takut sesuatu terjadi, mungkin saja ada hal yang sangat penting sehingga Vinnie meneleponnya dini hari seperti ini.

"Nira?" gumamnya  memanggil Vinnie dengan panggilan yang ia buat ketika mereka berpacaran.

"Ge, aku takut sendirian," rengek Vinnie juga terdengar isak tangisnya. "Kamu ke sini, temenin aku," ucapnya lagi semakin terisak.

"Nira, jam besuk rumah sakit kan udah habis, aku gak bisa ke sana," sahut Geon berusaha untuk memberi pengertian kepada Vinnie.

"Tapi kemarin kamu bisa di sini sampe pagi. Aku gak bisa tidur, aku mau tidur sambil meluk kamu kayak kemarin."

Geon menghela napas berat. Ia  memijat pangkal hidungnya. Mendengar penuturan Vinnie ia seolah diingatkan bahwa ia mengkhianati Kisselle. Tidak seharusnya ia tertidur saat menenangkan Vinnie yang terus-terusan merengek ingin pulang karena takut berada  di rumah sakit. Vinnie memang jauh lebih tua dan lebih dewasa dibanding Kisselle, namun Vinnie lebih manja.

"Aku gak bisa. Aku lagi sama istri aku, kamu tau sendiri seperti apa dia kalo cemburu."

"Jadi kamu tega ngebiarin aku nangis ketakutan di sini gak bisa tidur?"

"Bukan gitu, tapi saat ini tanggung jawabku bukan kamu lagi, Nira. Ada  wanita lain yang harus aku lindungi perasaan dan harga dirinya. Aku harap kamu ngerti,"ucapnya dengan suara yang sedikit meninggi. Bukan keinginan Geon untuk menyakiti hati dari dua wanita yang sama-sama Geon sayang. Ia menyayangi Kisselle dengan seluruh jiwa raganya, sedangkan terhadap Vinnie ia menyayanginya sebagai kakak meski Geon tidak bohong rasa sayang itu sedikit melebihi dari sekedar seorang kakak terhadap adiknya. Karena bagaimanapun juga Vinnie tidak pernah melakukan kesalahan, dia adalah sosok istri yang baik dan penurut meski pada akhirnya ia  meminta kebebasan untuk masa depannya. Geon tidak menganggap itu sebuah bentuk pemberontakan, walaupun ia kecewa.

KISSELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang