Butuh banyak penjelasan agar Kisselle mengerti semua rencana Geon. Namun yang jelas, Kisselle meyakini bahwa apa yang Geon rencanakan bukanlah hal yang akan ia senangi. Sepulang dari bandara Kisselle menarik tangan Geon dengan cepat ke belakang rumah tepat di samping kolam renang. Ia melipat tangannya di dada dan menatap Geon dengan tampak memerintahkan agar Geon menjelaskan segala hal yang memang perlu Kisselle mengerti. Ia mengangkat dagunya dan menipiskan bibirnya, lalu berkata, "Coba jelasin maksud bapak apa?" ujarnya penuh perintah.
Geon menghela napas sambil memalingkan wajahnya lalu mengikuti gaya Kisselle melipat tangan di dada dan menatapnya tenang. "Kamu perlu dekat dengan ibu saya. Selama seminggu. Ibu saya akan berada di sini, dan saya harap kamu bisa menemani dia," jelas Geon tenang.
Kisselle mendengus. "Bapak gila ya? Gue kerja dan kuliah. Mana ada waktu buat ngurusin emak lo. Kalo pun ada waktu tapi gue bukan robot! Bahkan robot aja harus diisi daya biar berfungsi."
Geon melepaskan lipatan tangannya dan beralih memegang bahu Kisselle untuk memberi pengertian. "Kiss, please. Hanya seminggu. Saya pikir ibu saya senang sekali ketemu kamu. Dia tinggal sendiri di Singapura, dan sekarang dia ke sini tapi saya sibuk. Saya mau calon istri saya sudah kenal dengan ibu saya sebelum dia jadi istri saya. Saya mohon..."
Kisselle memalingkan wajahnya mendengar penuturan Geon yang membuatnya seketika dibuat bingung. Shailene terlihat sangat baik dan bahagia ketika berkenalan dengannya di bandara tadi. Dan dia sempat berkata bahwa ia akan mengajak Kisselle untuk membuat berbagai kue karena itu hobinya. Menghela napas, Kisselle menunduk beberapa saat lalu mengangkat kepalanya menatap Geon. "Ok," ucapnya sedikit terpaksa.
Geon tersenyum tipis. "Itu baru calon istri yang baik."
Bukan tersanjung, Kisselle mencibir dan memutar matanya jengah. "Gak mempan ya. Gue gak kegoda." Kisselle kembali memasang wajah ketusnya. "Terus kerjaan gue gimana? Rumah lo juga gak deket sama kontrakan gue."
"Kamu tinggal di sini. Soal kerjaan, saya pikir kamu gak sesibuk saya."
Kisselle diam, menelaah perkataan Geon. "Tinggal di sini?" tanyanya dan Geon mengangguk. "Nggak, nggak! Gak ada acara gue tinggal di sini. Gue belum siap digrebek." Kisselle menggelengkan kepala menunjukan ketidaksetujuannya.
"Saya sudah melapor ke ketua RT di sini. Lagipula saya gak akan tidur di sini selama beberapa hari, pekerjaan saya masih terlalu banyak untuk ditinggalkan. Setengah jam lagi pun saya harus pergi."
Kisselle menatapnya dengan sedikit kecewa. Seminggu belakangan ini Geon tidak pernah menghubunginya, dan sekarang pria itu akan kembali pergi mengurusi pekerjaannya sampai tidak akan pulang beberapa hari. Kisselle membayangkan beberapa hari ke depan, tanpa ada Geon. Hal itu membuat Kisselle frustasi. Pasalnya seminggu saja Geon tidak menghubungi, Kisselle sudah berani menghubunginya duluan meski beralibi dengan alasannya. Bagaimana dengan sekarang? Kisselle benar-benar sudah gila. Ia tidak mengerti jenis perasaan macam apa yang sekarang ia miliki.
"Saya akan berusaha untuk selalu menghubungi kamu," ujar Geon melihat kegelisahan yang begitu kentara pada raut wajah Kisselle.
Sedangkan Kisselle tersadar dan menatap Geon dengan sedikit senyum tipis namun segera ia hapus. "Apa banget, gue gak minta dihubungin kok. Percaya diri banget!"
Geon terkekeh mengacak puncak kepala Kisselle lalu sedikit membungkukkan tubuhnya masih dengan mempertahankan senyum tipisnya. "Tapi itu kenyataan, kan? Kamu boleh bohong untuk saat ini. Tapi kalo sudah jadi istri saya, jangan coba-coba," ucapnya kembali mengelus kepala Kisselle lalu pergi meninggalkannya.
Sedangkan Kisselle mendengus dan tergelak kesal. Ia mengusap kepalanya seolah menghapus jejak tangan Geon di kepalanya. "Emangnya gue kucing dielus-elus mulu?" gerutunya sambil berdecih. Kemudian ikut masuk ke dalam rumah. "Sekarang aja dielus-elus, awas aja kalo udah kawin berubah. Gue tinggalin!" gerutunya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISSELLE
Romance"Lebih baik saya nikahi kamu dari pada saya harus buang waktu dan tenaga buat perkosa kamu." -Geonard "Maaf, Pak. Tapi saya gak suka duda." -Kisselle. Kisselle, hanya seorang mahasiswi pengangguran yang tidak tahu harus membayar biaya kuliahnya deng...