Bab 21

100K 5.4K 108
                                    

Kisselle membuka matanya perlahan. Menggeliat meregangkan tubuhnya yang terasa begitu kaku dan pegal. Namun kulitnya seperti mendadak sensitif karena ia bisa merasakan dengan jelas selimut di kulitnya. Dan begitu Kisselle menunduk mengangkat selimut, ia mengetahui bahwa ia dalam keadaan telanjang. Wajahnya memerah dan tubuhnya meremang sekaligus membeku dalam waktu yang sama. Ia segera merapatkan selimut hingga nyaris menutupi wajahnya. Dadanya terasa sesak karena degupan jantungnya yang begitu dahsyat, kilasan kejadian semalam muncul tiba-tiba memenuhi benaknya. Dan seketika ia mengumpat sekaligus mengutuk dirinya sendiri.

Apa hukumnya bagi istri yang meninggalkan suami tidur ditengah percintaan mereka? Pikirnya benar-benar menyesal. Ia tidak menyangka melakukannya. Sungguh tidak masuk akal dan sangat memalukan. Entah apa yang terjadi, tapi mungkin itu karena ia terlalu kelelahan sehabis perjalanan mereka dari Semarang. Akan tetapi tetap saja itu sungguh bodoh.

"Bego! Bego! Bego!" runtuk Kisselle seraya memukul keningnya berusaha melenyapkan hal memalukan itu di pikirannya. "Baru juga dua malem, eh gue udah jadi istri durhaka," gumamnya meringis. Namun tiba-tiba Kisselle terdiam. Sebuah pemikiran baru saja melintas di benaknya.

Tapi apa gue masih perawan? Gak inget sih berapa tusukan, tapi sakit sumpah. Ia membatin dengan dahi mengerut. Ia pun berusaha menggerakkan pahanya dan meringis ketika merasakan pusatnya memang terasa tidak nyaman, ngilu dan perih. "Masih perawan gak sih?" Gumamnya pelan, kali ini bukan di dalam hati.

Kisselle menghela napas, tidak mau terlalu memikirkannya untuk saat ini. Yang terpenting adalah kondisi Geon, bagaimana nasib suami tercintanya itu? Oh, Kisselle benar-benar mengacaukan malam madunya. Ia memejamkan mata sambil menggigit bibirnya sendiri karena perasaan malu dan menyesal. Kendati ia yakin Geon tidak akan marah, tapi tetap saja perasaan tidak enak mengganjal di hatinya. Apa yang ia harus lakukan nanti? Meminta maaf lalu berjanji pada Geon akan mengganti dua malam sebelumnya yang gagal? Apakah itu tidak terlalu gila?

"Nggak nggak. Dia pasti ngerti, gue masih polos," ucapnya mulai membela diri dan berhenti merasa takut. "Iya bener, itu karena gue masih polos," lanjutnya dengan kekehan terpaksa. Menertawakan angapannya kepada dirinya sendiri bahwa dia masih polos. Ia bahkan masih ingat percakapannya dengan Bella setiap hari tidak pernah lepas dari hal berbau mesum. Sangat tidak mendasar jika Kisselle menyebut dirinya sendiri masih polos

Dan kekehan itu semakin terdengar garing dan akhirnya berhenti perlahan saat Kisselle menolehkan kepalanya ke jendela, melihat di sana pemandangan yang begitu mengejutkan. Geon tengah duduk di sana, menatapnya tajam. Tapi sejak kapan? Apa dia marah? Berbagai pertanyaan bermunculan hingga Kisselle hanya bisa mengatupkan mulutnya sampai giginya benar-benar beradu dengan kuat.

Geon berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Geon berdiri. Menghampiri Kisselle lalu duduk di tepian tempat tidur, diambilnya sebuah gelas berisi air putih dan ia menyodorkannya pada Kisselle. "Minum," ucapnya penuh perintah.

Kisselle pun bangkit sambil memegangi selimut yang menutupi tubuhnya dan duduk bersandar pada kepala tempat tidur. Ia segera mengambil gelas itu dan meminumnya sedikit. Sejujurnya Kisselle merasa haus karena seperti ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya, namun ia terlalu gugup untuk meminum air itu dengan rakus di bawah tatapan tajam Geon. Memang biasanya Geon selalu memperlihatkan tatapan tajam, namun saat ini berbeda situasi.

KISSELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang