Bab 30

88K 5.1K 156
                                    

Rapat berjalan dengan baik meski semua orang menatap Geon dengan wajah kaget sekaligus penasaran begitu melihat wajahnya yang babak belur. Memang tidak baik masuk kantor ketika keadaan kacau seperti ini, namun jika ia tidak datang maka keadaan akan semakin kacau, terlebih lagi Kisselle memaksanya. Sebisa mungkin Geon menyelesaikan rapat dengan cepat agar ia bisa kembali ke  rumah sakit dan menemani Kisselle. Baru beberapa jam ia meninggalkannya, namun rasa rindu itu sudah menggunung bagai tidak bertemu selama puluhan tahun. Berlebihan? Memang, Geon tidak masalah dengan itu. Hingga 2 jam berlalu, kini tepat pukul 11 siang rapat akhirnya selesai dan menemukan titik terang dari permasalahannya. Segera Geon menyuruh orang yang ia percaya untuk mengambil alih kantornya dan ia pun pergi ke rumah sakit.

Tidak sabaran, Geon berjalan dengan cepat menyalip orang-orang yang berada si depannya. Hingga saat di depan pintu ruangan Kisselle ia mengintip dari celah pintu yang terbuka. Istrinya ternyata tengah menonton televisi seraya memakan anggur. Geon tersenyum lebar, lantas ia mendorong pintunya hingga terbuka lebar dan ia pun masuk. Kisselle menoleh dan memasang wajah datar, Geon malah semakin melebarkan senyumnya dan itu berhasil membuat Kisselle mengernyitkan dahi. Aneh kelihatannya Geon banyak tersenyum dan lagi selebar itu. Tampak menyeramkan.

Geon duduk di kursi lalu dengan tiba-tiba mengelus perut Kisselle. "Apa ada sesuatu yang kamu mau? Biasanya ibu hamil suka ngidam. Saya gak sabar ingin kamu suruh-suruh," ujarnya lembut menatap perut Kisselle yang ia elus. Dan kerutan di dahi Kisselle semakin dalam tatkala mendengar Geon berbicara seperti bukan dirinya, ini semakin terasa menyeramkan.

"Kiss, ada sesuatu yang kamu mau gak?" tanya Geon lagi kali ini menatap Kisselle.

Sejenak Kisselle menatap Geon masih dengan dahi mengernyit. Lalu ia mengalihkan tatapannya. "Ada," ucap Kisselle.

"Apa?"

"Aku mau bapak jangan selingkuh!"

Hening sesaat, kemudian Geon tergelak akan jawaban Kisselle yang sangat-sangat tak terduga. Betapa lucu istrinya jika sedang cemburu. Ya, Geon menganggapnya kecemburuan. Meskipun itu lucu, namun di satu sisi terasa menohok juga mengingatkan ia pada perbuatannya yang berhasil membuat air mata Kisselle mengalir. "Itu mudah," jawabnya percaya diri. "Ada lagi?" tanyanya.

Kembali Kisselle terdiam beberapa saat sebelum akhirnya ia menjawab. "Aku mau berhenti kuliah."

Kali ini ucapan Kisselle benar-benar mengejutkan Geon. Pasalnya ia hafal sekali bagaimana kerasnya Kisselle menentang sang ayah demi kuliah yang ia inginkan. Lantas mengapa sekarang ia ingin berhenti. Geon tentu saja senang akan hal itu karena itu artinya Kisselle tidak harus kelelahan berpikir dan pergi ke kampus di tengah kondisinya yang sedang hamil. Ia hanya terkejut dan bingung kenapa alasannya. "Kamu serius? Tapi kenapa?"

"Aku mau jagain bapak full 24 jam!"

Semakin tidak bisa dimengerti.

"Jagain dari apa, Kiss? Harusnya saya yang jagain kamu," sahutnya masih belum mengerti arah pembicaraan Kisselle.

"Jagain bapak dari Vinnie dan cewek-cewek cabe lainnya. Aku mau tiap bapak pergi kemana pun, aku harus ikut, mau ke kantor atau ke tempat lain pokoknya aku harus ikut. Bapak gak boleh pegang hape sendiri, harus aku yang pegang. Gak menerima penolakan! Pembicaraan selesai," tegasnya panjang lebar.

Sementara Geon bungkam dengan tubuh mematung. Ia kagum sekaligus tidak terima. Kagum karena Kisselle begitu berani dan rasa cemburunya itu Geon sukai, namun ia tidak terima jika harus sebegitu berlebihannya. Apa harus ikut kemana pun? Ok, itu cukup merepotkan namun Geon masih bisa menghadapinya. Tapi perihal ponsel? Tidak, itu sudah melebihi batas hal yang Geon toleransi. Bagaimana jika ada hal penting dan Geon harus melewati Kisselle dulu untuk mengatasinya? Itu sialan sekali, sangat-sangat sialan.

KISSELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang