Saat ini Geon berada di ujung jurang yang siap melahapnya dan menghancurkannya. Sama seperti hubungannya dengan Kisselle. Mendengar nama wanita itu keluar dari mulut Kisselle, Geon merasakan tubuhnya mati rasa dan kehilangan fungsinya. Mungkin Kisselle memang terdengar biasa saja saat melontarkan pertanyaan keparat itu, namun Geon terlalu takut dan belum siap jika harus menodai hubungannya dengan Kisselle dengan hal tidak berguna mengenai Vinnie. Entah dari mana Kisselle mengetahui itu, namun Geon tidak mau memusingkannya. Yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana ia menjelaskan kepada Kisselle yang saat ini pasti sedang marah padanya. Kisselle bisa saja berbicara dengan tenang, tapi mana mungkin jika tidak marah dia menanyakan hal itu?Geon melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, hanya beberapa saat lagi ia sampai di rumah. Dan ia bisa bertemu dengan Kisselle lalu mengklarifikasi segala ketidakpahaman wanita itu. Untuk kali ini Geon sangat mengutuk dirinya yang tidak pandai bermanis-manis dengan makhluk bernama wanita. Ia tidak terbiasa dengan segala bentuk bualan dan omong kosong yang para pria sering lakukan.
Memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya, Geon segera memasuki rumah yang tampak sepi seperti biasanya. Namun itu terlihat aneh karena tidak seharusnya seperti itu sebab ada Kisselle dan ibunya yang menghuni.
"Mom..." Ujarnya memanggil Shailene saat melihat di ruang tamu tidak ada siapa pun.
Namun tak lama Kisselle turun dari tangga. Gelagatnya sangat tenang sepertinya dia tidak mendengar suara Geon dan tidak menyadari keberadaannya. Geon mengamatinya tanpa bisa melepaskan pandangannya dari Kisselle yang berpenampilan jauh dari kata anggun. Hanya kaos biru tua yang tampak kebesaran di tubuhnya, dan celana bahan sedikit longgar membungkus kakinya yang jenjang. Geon berdehem. "Kiss." Gumamnya.
Kisselle terkesiap mendengar suara Geon. Menoleh dan melihat Geon berdiri di samping sofa membuatnya berhenti melangkah dengan mata melebar. Segera ia berdehem dan mengontrol raut wajahnya. "Bapak kok di sini?" Tanyanya.
"Ini rumah saya." Jawab Geon mengingatkan Kisselle.
Kisselle mengangguk sambil mengangkat bahunya. "Lupa. Udah serasa rumah sendiri soalnya." Ucapnya sedikit mengejek keangkuhan Geon yang ia tangkap dari nada bicaranya tadi.
Kisselle melanjutkan jalannya melewati Geon menuju dapur. Membuka kulkas lalu mengambil sebotol jus, menghampiri rak dan mengambil gelas. Meminumnya dengan santai, Kisselle begitu menikmati kehidupannya di rumah Geon karena segala makanan dan fasilitas ada di rumah ini. Ditatapnya Geon melewati gelas kacanya yang isinya tinggal setengahnya.
"Ibu saya ke mana?" Tanya Geon menatap Kisselle tajam. Bukan jenis tatapan tajam karena marah, hanya saja pemandangan Kisselle meminum jus di hadapannya sambil duduk bersandar di meja membuatnya sedikit tidak karuan dan gelisah. Geon tahu betul itu jenis respon dan perasaan yang sangat tidak dibenarkan.
"Maen ke temennya." Jawab Kisselle kembali meminum jusnya. Ia sama sekali tidak merasa segan meski sekarang pemilik rumah ada di hadapannya. Memangnya Geon bisa apa? Kisselle yakin dia tidak akan bisa menghentikan Kisselle.
"Tidak kamu antar?"
Kisselle memutar matanya mendelik ke arah Geon. "Gue capek kali, Pak. Ini juga baru pulang ngampus. Tau-tau emak lo sms ke gue kalo dia pergi ke rumah temennya. Gue bisa apa?" Ucapnya menaruh kembali botol jus ke dalam kulkas lalu berjalan melewati Geon ke ruang tv.
Geon mengikutinya. Duduk di samping Kisselle dengan terus mengamatinya. Dan memikirkan bagaimana ia mengawali klarifikasi mengenai masalah semalam. Jika di lihat dari luar Kisselle memang terlihat seolah tidak pernah terjadi apapun di antara mereka, tapi Geon tidak tahu apa yang wanita itu pikirkan.
"Kiss, saya mau menjelaskan tentang semalam." Ucapnya datar dan dingin. Tidak terdengar seperti seseorang yang berusaha untuk meyakinkan pasangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISSELLE
Romance"Lebih baik saya nikahi kamu dari pada saya harus buang waktu dan tenaga buat perkosa kamu." -Geonard "Maaf, Pak. Tapi saya gak suka duda." -Kisselle. Kisselle, hanya seorang mahasiswi pengangguran yang tidak tahu harus membayar biaya kuliahnya deng...