Bab 31

78.9K 4.9K 225
                                    


Saat di perjalanan pulang, Kisselle tidur dengan pulas. Sementara Geon dan Bella diam seolah mereka sedang sendirian. Setelah perdebatan kecil antara Kisselle dan Bella, tidak ada yang mau memulai bicara membuat Kisselle merasa bosan dan pada akhirnya tertidur. Hingga mobil berhenti di tujuan, Geon terdiam sesaat sambil memandangi Kisselle yang masih memejamkan mata.

"Rumah baru?" tanya Bella saat melihat ke jendela rumahnya berbeda dari rumah yang dulu ia datangi saat pesta.

Geon yang masih asik memandangi Kisselle menoleh menatap Bella yang tengah memerhatikan rumahnya. "Kenapa?" tanyanya tidak terlalu mendengar perkataan Bella.

"Rumah baru?" tanya Bella lagi.

Geon pun mengangguk sambil memandangi rumah yang baru ia beli dua hari lalu. Sejak Kisselle meminta untuk dibelikan rumah, Geon langsung mencarinya dibantu temannya Renold. Ia tidak tahu rumah seperti apa yang Kisselle inginkan, namun Geon yakin rumah seperti apapun Kisselle akan menyukainya selama itu lebih bagus dari rumah yang Vinnie desain mengingat betapa cemburunya dia. Terlepas dari keinginan Kisselle untuk mendesain sendiri, Geon belum bisa mewujudkannya karena itu akan memakan waktu yang lama. Geon sengaja membeli rumah dalam waktu cepat karena ia tidak ingin Kisselle merasa tidak nyaman jika harus pulang ke rumahnya yang dulu.

"Rumah yang dulu gimana?" tanya Bella lagi sedikit merasa kagum karena Geon sangat tidak perhitungan kepada Kisselle. Dengan mudah dia membeli rumah sebagus ini? Gila.

"Itu rumah saya bersama Vinnie, saya akan balik nama sertifikat rumah itu atas nama Vinnie," jawab Geon. Itu memang rencananya sudah lama. Sejak Vinnie memutuskan untuk pergi, Geon memang akan memberikan rumah itu untuk Vinnie jika seandainya dia kembali. Dan kini Vinnie sudah kembali, meski tidak kembali menjadi pendampingnya.

"Lo gila? Kalo Kisselle tau, kelar idup lo!" ujar Bella dengan suara pelan namun begitu tegas dan tajam. Bahkan matanya  memicing seolah ingin membunuh Geon. Ia masih begitu marah pada Geon, dan sekarang pria itu kembali membuatnya ingin menghajarnya minimal hingga pingsan.

"Saya tau Kisselle pasti marah, makanya jangan sampai dia tau."

"Lo beneran biadab. Belum kapok juga gue bantai?!"

"Barbara, jangan salah artikan sikap dan tindakan saya terhadap Vinnie. Saya baik kepada Vinnie bukan dalam tujuan ingin kembali menariknya. Kalo kamu pikir saya masih cinta kepada Vinnie, kamu salah besar. Dan soal rumah itu, saya sudah merencanakannya sejak lama bahkan sebelum saya mengenal Kisselle."

"Sounds like a bullshit," ucap Bella pelan namun masih bisa didengar oleh Geon.

"Saya gak mengerti kenapa kamu sebegitu tidak percayanya kepada saya. Mengenal saya saja kamu tidak, bagaimana kamu menyimpulkan kalau saya ini brengsek?"

"Om, yang namanya orang lebih peduli sama mantan daripada sama pasangan sendiri itu brengsek namanya. Kalo emang lo gak berniat kayak gitu, lo perbaiki sikap lo. Pandangan cewek sama cowok beda. Kalo lo mikir sikap lo biasa aja, itu luar biasa bagi cewek. Cewek paling gak mau cowoknya berbagi."

"Begitukah? Perempuan sangat rumit."

Bella mendengus. "Gak mau rumit lo nikah aja sama kaum lo!" gerutu Bella kesal karena ucapan Geon.

Sementara  Geon hanya terkekeh. Dia mengambil kunci di dalam saku celananya lalu berbalik ke belakang seraya menyodorkan kunci itu kepada Bella. "Tolong kamu buka pintu, saya harus gendong istri saya," ucapnya.

Bella pun meraih kunci itu dengan kasar lalu keluar dari mobil tidak lupa membawa barang Kisselle yang sudah dikemas dalam tas besar. Ia berjalan lebih dulu tanpa menunggu Geon, membuka pintu yang ternyata tidak dikunci lalu masuk ke dalamnya dengan rasa penasaran yang begitu tinggi. Kenapa Geon menyuruhnya membuka pintu yang katanya dikunci namun kenyataannya tidak? Apa jangan-jangan ada maling? Saat ia masuk Bella sudah disungguhi pemandangan yang menakjubkan dari interior rumah ini yang begitu modern dan elegan. Tidak terlalu ramai dengan perabotan namun diisi barang-barang dengan begitu pas. Geon benar-benar mempersiapkan semuanya dengan begitu baik. Sialan! Dia kembali membuat Bella kagum hingga Bella lupa mengenai maling.

KISSELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang