"ALIII!!! ADA KECOA, itu dikerah baju lo!!!", pekik seorang gadis yang sejak tadi berada disamping Ali.
Ali yang sedang tertidur hampir pulas dengan menempatkan kepalanya diatas meja taman pun langsung berkesiap mendengar Prilly memekik tentang kecoa, dan tak perlu waktu lama Ali sudah berdiri menaiki bangku yang tadi ia duduki sambil mengibrik-gibrikkan kerah bajunya.
"Mana-mana.. Buang jauh-jauh." Prilly menahan tawa melihat mimik muka Ali yang ketakutan.
"Ini, nih, ditangan gue.." goda Prilly sambil mengacungkan tangan berisi satu ekor kecoa. Ali sontak saja menggidig melihat kecoa ditangan gadis itu yang berhasil membuat pikirannya melayang tentang hewan kecil menjijikan menggerayangi tubuhnya.
"Buang, Prill! Buang sana.. Jorok banget, sih!"
"Sama ini aja takut." ledek Prilly. Tak habis sampai disitu, Prilly justru semakin bersemangat menjahili Ali dengan kecoa mainannya.
"Nih, liat, nih."
Dalam hitungan detik Ali sudah menaiki meja taman dengan sempurna. Oke ia akui bahwa dirinya paling tidak suka pada seekor kecoa, bawakan binatang apapun kehadapannya bila perlu singa yang terlihat ganas. Asalkan jangan hewan kecil menjijikan itu. Kejadiaan bertahun-tahun yang lalu membuat pria Bule Arab itu fobia seekor kecoa.
Begini ceritanya. Pagi buta Ali sedang mandi dikamar mandi pribadi yang memang ada didalam kamar. Ali yang tengah asik menggosok rambut dengan shampoo beraroma terapi, tiba-tiba saja merasa geli disekitar tubuhnya, namun saat itu Ali masih mengiraukan, ia pikir hanya sisa sabun yang mengalir halus disana.
Ternyata tak habis sampai disitu, ketika ia tengah membilas rambut yang penuh dengan busa shampoonya pun, kegelian itu semakin terasa sontak Ali membuka mata dan mendapati seekor kecoa menari-nari indah diatas tubuh mulusnya. Bukan indah itu menjijikan!
"Ahhhh buluk!!" kira-kira begitu teriak Ali saat pertama kali bertemu kecoa.
Setelah itu Ali tidak meneruskan ritual mandinya, Ali justru menarik handuk dan berjingkrak keluar kamar mandi dengan rambut yang masih bersimpahan busa sabun.
Al-hasil Ali mengomeli semua Asisten Rumah Tangga yang bekerja dirumahnya. Ali benci pada hewan kecil yang kecilnya bisa dikalahkan oleh seekor tikus itu bahkan Sonya dan Alya pun ikut menertawai Ali termasuk Prilly yang saat itu ada disana. Sejak itulah, Ali menyatakan dirinya fobia kecoa, bukan takut tapi FOBIA.
"Prilly buang! Lo jadi cewek jorok banget, sih. Buang gak?!" perintah Ali.
Prilly terkekeh sambil cekikikan. Prilly tahu Ali fobia kecoa, karena pertemanan mereka sudah terjalin sangat lama sekali, kurang lebih sekitar 12 tahun.
Sejak mereka menduduki bangku Sekolah Dasar, Prilly dan Ali memutuskan untuk menjadi sepasang sahabat. Sampai sekarang, mereka sudah menduduki bangku tiga SMA, keduanya masih tetap rukun menjalin persahabatan mereka. Berawal dari kedekatan kedua orang tua mereka sampai sekarang keduanya pun menjadi penerus persahabatan kedua orang tuanya.
"Biarin, wle!!" Prilly menjulurkan lidahnya. Entah sejak kapan Prilly sudah menaiki bangku taman, hingga mampu menggapai wajah Ali dengan kecoa yang masih berada dalam genggamannya. Menjahili Ali sudah menjadi salah satu hobi Prilly sekarang.
"Prill.. Please." pinta Ali dengan wajah memelas, Prilly takkan goyah hanya karena melihat wajah memelas Ali.
"Sini dong masa sama kayak ginian aja takut. Lo bisa cengcengin cewek seantero sekolah. Tapi ngeliat kecoa kecil kayak gini aja takut. Udah kayak ngeliat pacar jalan sama cowok lain aja." kata Prilly diiringi bahakkan diakhir kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Ali Untuk Prilly
Fanfiction#209 in fanfaction 14-02-2018 (Selesai). (On Revisi) banyak adegan yang diubah. Penasaran? Yuk baca dulu kisah ngakak dan romantis dari Prilly bersama Aliando. *** Cerita ini hanya fiksi belaka. Don't jugde?