Ali memperhatikan gadis didepannya dalam-dalam. Prilly terlihat sangat cantik ketika sedang berkutat dengan sepatula didapur. Dengan telaten Prilly memotong-motong sayuran yang sempat tadi Ali beli. Ya,Ali tak membiarkan Prilly untuk membelinya sendiri walaupun ditukang sayur yang sering melewat dirumahnya sekalipun.
Jadi Ali memutuskan dirinyalah yang berbelanja hari ini. Hari ini pula Risa sudah diperbolehkan pulang kerumah oleh pihak dokter yang menanganinya lebih tepatnya sore hari ini. Begitu lah, Prilly antusias memasak makanan kesukaan Risa untuk ia bawa kerumah sakit.
Padahal Ali sudah melarangnya karena kemarin Prilly terlihat sangat drop sampai-sampai ia pingsan ditempat. Tapi Ali pun tak bisa melarang sifat keras kepala gadis itu, karena Prilly malah merengek padanya hingga ia pun pasrah dan membiarkan Prilly memasak. dengan catatan Ali yang berbelanja dan mengawasinya ketika dirinya memasak.
"Li, cobain deh. Menurut lo kurang apa?" tanya Prilly tiba-tiba membuat Ali terbangun dari lamunan.
Ali yang tadinya bersidekap sambil bersandar didinding dapur rumah Prilly, sekarang beralih berjalan perlahan menghampiri gadis tersebut.
"Nih." Prilly memberikan sindukan berisi setetes kaldu masakannya. Diberikannya kaldu yang sudah ia tiupi itu ditangan Ali hingga pria tersebut tak merasa kepanasan ketika mencoba kaldu tersebut.
Ali mengecap rasa kaldu yang baru saja Prilly berikan kepadanya. Ali menerawang untuk memberi penilaian tentang rasa kaldu yang berada didalam lidah dan membiarkan indra pengecap itu bekerja sesuai tugas mereka masing-masing.
Sedangkan Prilly justru menatap Ali harap-harap cemas, menunggu jawaban apakah rasa masakannya sudah pas atau ada yang kurang. Bahkan gadis itu seketika memanyunkan bibir ketika Ali menampilkan ekspresi yang tak sesuai harapan. Ali mengerinyitkan dahi dihadapan Prilly, itu tanda jika masakan yang ia buat tak sedap pikir gadis tersebut.
"Kok manyun?" tanya Ali yang mendapati Prilly sudah memanyunkan bibir bak donald bebek di film micky mouse.
"Abis ekspresi muka lo gak sesuai sama harapan gue." jawab Prilly penuh rasa kecewa.
Ali terkekeh melihat Prilly menjawab penuh rasa kekecewaan seperti saat ini. Sejak kapan lidah Ali menolak makanan lezat buatan tangan mungil Prilly? Sejak kapan makanan Prilly mendadak tidak sedap padahal setiap hari Ali ingin merasakan masakan Prilly jika gadis itu mau membuatkannya untuk Ali.
"Enak kok."
Prilly menatap Ali dengan tatapan berbinar-binar, gadis itu memang labil. Tadi baru saja ia memanyunkan bibir dihadapan Ali dan sekarang malah tersenyum sumringah.
"Lo serius?"
Ali mengangguk mantap. "Cobain aja kalau gak percaya."
Prilly pun menuruti saran Ali untuk mencoba masakannya sendiri. Ya, benar ini terasa enak seperti sop-sop ayam sebelumnya yang pernah Prilly buat.
"Enak." Prilly tersenyum bangga kemudian mematikan kompor yang sejak tadi mendidihkan sop ayam kesukaan Risa yang Prilly buatkan spesial untuknya.
Jari lentiknya perlahan menuangkan sop ayam tersebut dari panci ke mangkuk besar, selanjutnya Prilly menaruh panci kontor itu kedalam wastafel. Prilly pikir ia akan membersihkannya nanti, karena gadis itu memutuskan untuk membersihkan sisa masakannya sejenak.
"Li, ngapain?" Prilly menatap Ali yang sedang berdiri didepan wastafel dengan tangan penuh busa sabun.
"Nyuci baju." jawab Ali kasar.
"Gue serius." Prilly menghampiri Ali sembari melepaskan celemek yang sejak tadi tersemat didepan tubuhnya.
"Udah gak usah, biar nanti gue beresin." larang Prilly setelah melihat jelas apa yang sedang Ali lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Ali Untuk Prilly
Fanfiction#209 in fanfaction 14-02-2018 (Selesai). (On Revisi) banyak adegan yang diubah. Penasaran? Yuk baca dulu kisah ngakak dan romantis dari Prilly bersama Aliando. *** Cerita ini hanya fiksi belaka. Don't jugde?