Chapter5

8.8K 517 2
                                    

Prilly menggeliat dibalik selimut tebal yang membungkus tubuhnya hingga sebatas dada itu. Sinar matahari sudah sejak tadi memaksa untuk menyelinap masuk kedalam kamar bernuansa doraemon itu, hingga Prilly si empunya kamar pun mengkerjapkan matanya, menyesuaikan kornea matanya dengan cahaya yang baru saja masuk melalui jendela kamarnya.

"Enghhh.." erang Prilly sembari meregangkan otot-otot dalam tubuhnya.

Prilly bangkit terduduk diatas ranjangnya lalu menyingkapkan selimut tebal doraemonnya dan menurunkan kaki keatas lantai.

Prilly mengingat-ingat kejadian semalam, bahkan ia memegangi dahinya saat ini, ini bukan kali pertama gadis itu diperlakukan macam ini oleh Ali sahabatnya, tapi kali ini Prilly bisa gila hanya karena memikirkannya.

Prilly sebenarnya terbangun ketika Ali membawa Prilly dan membopong gadis itu ala bride style. Prilly tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, kapan lagi seorang Ali membopongnya hingga kamar. Paling mentok Prilly hanya digendong sampai depan tangga itu pun Prilly harus memaksa Ali dan berpura-pura kakinya terkilir baru Ali mau menggendongnya.

Prilly memegangi dahinya sambil tersenyum penuh arti. Entahlah Ali selalu bersikap menyebalkan, dan semalam Ali bersikap begitu manis. Membuat Prilly ingin sekali memekik, seperti ini...

"Aaaaaaaa.."

Bruk!

Pintu terbuka.

"Ada apa, Prill?!" tanya Ali yang tiba-tiba saja ada dirumahnya dan terlihat panik masuk kedalam kamarnya. Sedangkan Prilly malah melongo menatap siapa yang memaksa pintunya untuk terbuka.

"Lo kok ada disini?" Prilly balik bertanya namun tak dapat disembunyikan pula jika nada bertanyanya sedikit panik, apalagi jika Ali tahu kalau saat ini Prilly tengah memikirkan kejadian semalam, bisa habis di cibir gadis itu oleh most wanted seantero sekolah.

"Tadi lo kenapa?" ulang Ali.

"Lo kok ada disini?"

Ali mengusap wajahnya kasar membuat Prilly terkekeh melihat tingkah sahabat sehidup sematinya ini. Sepertinya Ali masih mengantuk.

Ali mengalah dan menjawab pertanyaan Prilly. "Gue tidur disini. Gue gak mungkin tinggalin lo sendirian dirumah."

"Tumben?" Prilly menaikan sebelah alisnya. Ali sudah sering melakykan hal macam ini Prilly malah mengatainya 'tumben'.

"Ck, gue kasihan sama orang yang mau rampok rumah lo. Nanti gendang telinga mereka pada pecah denger lo teriak kayak tadi. Jadi sebelum lo teriak gue yang akan nyumpel mulut lo dulu. Kayak gini." Ali menyumpal mulut Prilly oleh boneka doraemon kecil yang ia ambil diatas nakas.

"ALIII!!!!" pekik Prilly. Otomatis Ali menutup kedua telinganya menggunakan tangan.

Prilly melempar boneka doraemon yang tadi berada didalam mulutnya tepat didepan wajah Ali. Itu tujuannya. Tapi Ali satu detik lebih cepat dari Prilly sehingga boneka kesayangannya itu pun berhasil Ali tangkap sebelum benar-benar mendarat di wajah tampannya.

"Gak kena. Wle." Ali menjulurkan lidahnya membuat Prilly naik darah dipagi buta seperti ini.

Tak mau kalah, Prilly meraih bantal tidurnya untuk ia gunakan sebagai senjata menghadapi Ali. Prilly menghujani Ali dengan pukulan-pukulan ala Prilly. Lumayan-lah berolah raga sebelum mandi dan berangkat sekolah.

"Rasain, nih." Prilly memukuli Ali sekuat tenaga, meski tenaganya tak cukup kuat untuk membuat kulit Ali lebam-lebam. Namun cukup ampuh membuat pria itu mengaduh entah karena kesakitan atau malah karena geli.

"Rasain, lo!!" Prilly masih memukuli Ali menggunakan bantalnya penuh nafsu.

"Ampun, Prill. Ampun. Ah lo mah. Lo yang gak bisa ngelemparnya masa gue yang kena amukan."

Janji Ali Untuk PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang