Chapter7

7.3K 467 7
                                    

Hap!

Hap!

Shoot!

"Li, oper ke gue, Li."

"Awas!!!"

"Ah, sial!"

Ali memutar otak mencari cara untuk merebut bola ditangan lawannya. Ini bukan pertandingan, hanya latihan biasa sesama pemain dan perkenalan anggota tim baru dari kelas sepuluh.

Ali sebagai kapten harus siap siaga bahkan ia harus tahu strategi agar dapat mencetak skor dan menang dalam pertandingan, jangan sampai dikalahkan oleh bawahannya.

Dengan lihai Ali merebut bola dari tangan lawan. Triknya sudah tak diragukan lagi karena Ali sudah mahir dibidang basket, bahkan sejak kecil pria itu sudah menyukui benda bulat berwarna orange tersebut, jadi tak heran pak Panji selaku pelatih basket disekolah, memilih Ali sebagai kapten.

"Kak Ali, semangat!!"

"Alii.. Aku padamu!!"

"Kak Ali. Follback kak."

What! Ali menyipitkan matanya mendengar opini terakhir 'follback?' ia sedang bermain bola basket bukan sedang berselfi terus upload, jadi please bukan waktunya update foto sekarang.

"Bi!"

"Ma!"

"Ga!"

"Ru!"

"Da!"

"BIMA GARUDA... HOOHHHHH" suara riuh dari arah tim cheers-pun tak kalah kencang memeriahkan latihan hari ini, dibawah pimpinan Amel.

Amel dengan lihai menaiki satu persatu anggota tim dan beberapa anggota lain dibawahnya, hingga membentuk piramid, Amel berada paling atas tersenyum lebar memamerkan deretan gigi putihnya.

"We are Bima Garuda!!!!!" teriak Amel tepat berada dibagian piramid paling atas, dibalas riuhan sorak sorai penonton pula. Tak lupa Amel melentangkan tangan yang dilengkapi aksesoris wajib dari tim cheers, yaitu rumbe-rumbe yang terbuat dari kain perca.

Hap!

Shoot!

"Yeah!" Ali menambah skor lagi untuk timnya.

Ali menyeka keringatnya hingga sorakan para fans berkoar dari bibir lapangan. Baru Ali menyeka keringat, bagaimana jika Ali membuka kaus timnya lalu dilemparkan kearah penonton seperti dalam konser-konser musik di televisi.

"Ali!!!"pekik Prilly yang sedari tadi memperhatikan permainan Ali secara seksama.

Ini bukan kali pertama Prilly menemani Ali latihan basket, setiap kali latihan malah Ali meminta Prilly untuk menemaninya. Dan dengan senang hati Prilly menerima permintaan sahabat prianya itu, tentu saja dengan satu imabalan. Seperti hari ini, imabalan atas amal kebaikan Prilly menemani Ali adalah suatu tempat yang masih Ali rahasiakan. Prilly sangat tidak sabar ingin tahu tempat apa yang dimaksud Ali.

Ali menoleh tanda mengerti panggilan mendadak dari Prilly. Lalu mengangkat tangannya menginstrusikan bahwa latihan dihentikan terlebih dulu, sekaligus memberi waktu untuk para anggota beristirahat.

"Permainan lo oke, bro!" salah satu anggota basket Ali menyalaminya.

"Thanks, bro."

Ali bergegas menghampiri Prilly yang sudah berdiri sejak tadi saat ia memanggil. Wajahnya nampak gelisah membuat Ali ikut merasa gelisah.

"Ada apa, Prill?" tanya Ali sembari menyeka keringatnya menggunakan handuk kecil. "Lo sakit?"

Dengan cepat Prilly menggeleng lalu beralih bertanya.

Janji Ali Untuk PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang