Chapter33

5.8K 351 0
                                    

Satu minggu sudah Ali menemani Prilly berlatih musik setiap pulang sekolah. Ali tak keberatan walaupun waktu berkencannya dengan para gebetan banyak terkikis karena Prilly selalu merengek minta ditemani.

Demi sahabat baiknya. Demi mensuport Prilly yang sebentar lagi hendak mengikuti lomba musik antar sekolah, Ali rela apapun ia lakukan untuk Prilly.

Seperti hari ini, Prilly berlatih musik sejak pukul 2 siang sampai sekarang waktu sudah menunjukan pukul 4 sore Prilly tak kunjung selesai berlatih.

Dengan sabar Ali menunggu sahabat sehidup sematinya itu. Ali bisa saja pulang kerumah sekarang dan meninggalkan Prilly sendiri. Tapi itu sama sekali bukan sikap Ali, Ali sudah berjanji akan menjaga Prilly sampai kapan pun. Sonya, maminya sendiri yang menyaksikan ketika Ali berjanji macam itu pada Prilly.

Hari ini Ali memutuskan untuk menunggu Prilly didepan ruang musik. Tadinya Ali berada didalam bersama Prilly, tapi karena Ali terus saja menganggu konsentrasi Vanessa dan Fitri, Prilly jadi mengusirnya dan menyuruh Ali untuk menunggu diluar. Ya  mau tidak mau Ali harus menurut jika tak ingin kena amukan macan betina.

Prilly yang baru saja selesai berlatih memutuskan untuk mencari Ali, dan ternyata Ali tengah memejamkan mata bersandar dibangku depan ruang musik.

"Li." panggil Prilly.

Ali hanya bergumam kecil, tak berniat untuk membuka matanya. Membuat Prilly terkekeh melihat kelakuan sahabat karibnya tersebut.

"Ali, pulang yuk." ajak Prilly seraya mengelus lembut wajah Ali.

Ali mengejapkan mata ketika merasakan tangan mungil menyentuh pipinya. Samar-samar Ali melihat Prilly setengah membungkuk di hadapannya kemudian tersenyum manis.

Wajah Prilly terlihat semakin manis jika dilihat sedekat ini, terlebih bibir pink alami yang gadis itu miliki, semakin menambah kesan manis pada mimik wajahnya.

Prilly tersenyum simpul melihat Ali sudah membuka matanya. "Pulang yuk."

Ali mengangguk kemudian bangkit dari duduknya menyamai Prilly yang sudah berdiri tegak dihadapannya. Walau mau bagaimana pun Ali tetap akan terlihat lebih tinggi dari Prilly.

"Yuk." balas Ali kemudian menggandeng tangan Prilly sampai keparkiran sekolah.

Ali membukakan pintu mobil untuk Prilly bak seorang putri, Prilly yang merasa paham langsung masuk dan terduduk didalamnya.

Ali berlari kecil menuju pintu mobil yang lain. Ali pun duduk didalam kursi kemudi, lalu kemudian menderukan mesin mobilnya dan mobil pun melaju cepat.

"Ali gue laper." rengek Prilly ditengah perjalanan menuju rumah mereka.

"Mau makan dulu?" tanya Ali seraya tersenyum ramah.

Prilly sedikit kebingungan dengan sikap Ali yang terkesan manis hari ini. Biasanya jika Prilly memintanya untuk makan sebelum pulang, Ali akan memberi pertanyaan lebih dari sekedar pernyataan seperti sekarang ini. Tapi hari ini Ali justru langsung menawari Prilly untuk makan.

Tanpa membuang waktu dan menyia-nyiakan kesempatan Prilly mengangguk semangat.

Ali menepikan mobilnya disebuah warung makan dipinggir jalan. Kemudian mengajak Prilly untuk turun dari dalam mobil dan masuk kewarung pinggiran tersebut.

Prilly tak keberatan. Makan dimana pun asal bersama Ali ia akan merasa bahagia dan entah mengapa makanan yang ia konsumsi pun menjadi sangat sedap dimakan.

"Pecel lele ya." kata Ali setelah ia terduduk sempurna dibangku warung pecel lele pinggir jalan.

"Iya."

Janji Ali Untuk PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang