Chapter17

5.3K 373 5
                                    

Prilly melirik jam weker motif club sepak bola internasional, barcelona, milik Ali. Waktu menunjukkan pukul 6 pagi. Ternyata setelah chatting dengan Jain Prilly tertidur pulas.

Prilly menuruni kasur Ali. Gadis itu tak melihat Ali sejak ia berpamitan untuk pergi nge-date bersama Laras. Bahkan Prilly tak mendengar Ali masuk kedalam kamar tadi malam, apa Prilly sebegitu pulasnya tertidur?

"Hoam.. Bobo cantik udah, tinggal mandi cantik sama dandan cantik ke sekolah." ujar Prilly pada dirinya sendiri.

Prilly menarik handuk putih miliknya yang sengaja ia tinggalkan dikamar Ali kemudian melenggang menuju kamar mandi. Bahkan Prilly meninggalkan semua alat-alat mandinya dikamae mandi Ali. Ali sendiri pun tak pernah memprotes apa yang dilakukan Prilly, asal Prilly bahagia sesuai janjinya pada Sonya.

Gemercik air terdengar dari dalam kamar mandi, tanda bahwa Prilly sedang melaksanakan ritual mandinya pagi ini. Sambil bersenandung kecil Prilly menggosok rambutnya menggunakan shampoo perisa strawberry, aromanya menenangkan dan juga disukai oleh Ali.

Ali pernah mengatakan bahwa dirinya suka mencium wangi rambut Prilly yang seperti buah strawberry menurutnya. Hingga sampai sekarang Prilly memutuskan untuk selalu memakai shampoo perisa strawberry setiap kali keramas.

Gemercik air tak lagi terdengar, Prilly sudah siap dengan seragam sekolahnya dan keluar kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

Prilly menyisir pandangannya kesetiap penjuru kamar Ali. Ali sama sekali tak terlihat, dimana ia tidur? Atau sudah bangun kah Ali?

Setelah selesai mengeringkan rambutnya Prilly turun untuk ikut sarapan bersama keluarga Ali. Siaoa tahu saja Ali sudah berada dimeja makan bersama Alya, Sonya dan Papi.

"Prill, sini sayang sarapan dulu." ujar Sonya ketika melihat Prilly baru saja menghampiri meja makan.

Prilly masih diam, ia melihat satu persatu wajah-wajah yang berada diruang makan.

Alya

Sonya

Papi Ali

Dan... Tunggu tidak ada Ali disana. Dimana Ali?

"Mi, Ali kemana?" tanya Prilly tanpa menghiraukan pertanyaan Sonya sebelumnya.

"Ali udah berangkat pagi-pagi banget tadi. Kamu berangkat sama Papi sama kak Alya ya." perintah Sonya. Untuk apa Ali pergi pagi-pagi, padahal ini bukan jadwal Ali piket, kalaupun iya, Ali takkan mau berangkat sepagi itu hanya untuk membersihkan kelas.

Ingin rasanya Prilly marah pada Ali. Ingin rasanya ia menolak berangkat ke sekolah bersama Alya dan Ridwan, papi Ali. Kalau tahu begini mending ia tidak usah menginap dirumah Ali, toh Ali sendiri tak menemaninya sampai tertidur seperti biasanya saat Prilly menginap.

Prilly hanya mengangguk pasrah dan menyuap roti isi yang sudah disiapkan Sonya untuknya.

Prilly benar pergi bersama Alya dan Ridwan kesekolah setelah menyalami Sonya begitu juga Alya. Sedangkan Ridwan, tahu lah bagaimana suami istri jika sang suami hendak berangkat untuk bekerja. Sonya mencium punggung tangan Ridwan dan Ridwan mengecup dahi Sonya.

"Prill."

"Hm."

"Katanya gak boleh bilang hm." protes Alya.

Prilly memang mengatakan seperti itu, tapi sekarang moodnha sudah hancur oleh Ali.

"Oke, apa kak Alya ku sayang?"

Alya terkekeh melihat ekspresi Prilly yang sengaja disenyum-senyumkan kehadapan Alya.

"Mau tau gak Ali kenapa pergi pagi-pagi?"

Janji Ali Untuk PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang